Rabu, 22 Maret 2017

Ringkasan Tentang Publik Relations (PR)

Ringkasan

PUBLIC RELATION


D
I
S
U
S
U
N
Oleh:


Nama   : Muhammad Nasri
                        Nim     : 1463411101
Prodi   : Administra Bisnis



  


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2016





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Sejarah Public Relations
1.      Di dunia
Konsep dasar Humas diperkenalkan pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak menyembunyikan data dan fakta.

2.      Di Indonesia
Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950an dimana humas bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian, jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya.

B.     Menelisik Sejarah Public Relations
1.      From Article Of Iwan Awaluddin Yusuf
Dalam perkembangannya, sejarah humas bisa dikatakan sama tuanya dengan keberadaan masyarakat itu sendiri. Fungsi humas selalu berjalan seiring dengan peradaban. Misalnya pada zaman lampau, humas digunakan untuk mempromosikan citra seseorang sebagai pejuang atau raja. Ini populer dilakukan pada zaman peradaban kuno seperti Sumeria, Babylonia, Assyria, dan Persia. Bangsa-bangsa tersebut menggunakan puisi dan berbagai bentuk tulisan untuk mempromosikan kemampuan mereka dalam pertempuran dan politik.
Tokoh-tokoh Bangsa Romawi dan Bangsa Mesir Kuno juga menggunakan laporan-laporan atau tulisan-tulisan dalam mencapai tujuan-tujuan politik mereka. Sebutlah  Julius Caesar dari Romawi. Pada abad 17 mulai muncul kebutuhan akan perlunya pihak ketiga untuk memfasilitasi komunikasi antara pemerintah dengan rakyat. Seiring dengan informasi yang menyebar dalam bentuk baru—seperti penerjemahan kitab suci (injil) dari Latin ke dalam berbagai bahasa, melalui buku cetakan massal, dan surat kabar—komunikasi publik semakin marak. Pada 1792,
Dewan Nasional Prancis mendirikan kementrian propaganda yang merupakan salah satu institusi pemerintahan. Institusi ini merupakan bagian dari lembaga kementrian neagra Prancis. Institusi ini mempekerjakan para editor dan pegawai ke berbagai wilayah untuk memenangkan Revolusi Prancis.
Pada era 1700-an, para tokoh hubungan masyarakat seperti Paul Revere, Banjamin Franklin, John Peter Zenger, Samuel Adamas, Alexander Hamilton, James Madison, dan John Jay yang mengawaki masa-masa pemberontakan kolonial di Amerika Serikat. Akhirnya pada tahun 1787-1788 Hamilton, Madison, dan Jay mendapat kemenangan dengan adanya ratifikasi surat-surat yang mereka dapat dalam bentuk ratifikasi. Surat ini dikenal sebagai Federalist Paper. Dokumen penting lain yang dibuat oleh para pendiri Amerika adalah; Deklarasi Kemedekaan, Konstitusi, dan Bill of Rights yang bukan saja masterpiece dalam bidang politik dan filsafat, tapi juga masterpiece dalam bidang humas. Diakui atau tidak, banyak legenda sejarah Amerika Serikat yang sebenarnya merupakan hasil kampanye hubungan masyarakat.
Meski sejarah humas bisa dirunut sejak abad XV, namun baru pada abad XIX atau permulaan abad XX dunia hubungan masyarakat mengalami perkembangan pesat. Perusahaan-perusahaan mulai memahami arti penting publisitas dalam menarik pelanggan dan penanam modal. Perusahaan di seluruh pelosok Amerika Serikat mendirikan biro pers untuk menangani penyebaran berita yang nyaman buat mereka, dan yang tidak menyenangkan untuk pesaing mereka. Perusahaan yang saling bersaing ini menyiarkan kepentingan  masing-masing melalui peran hubungan masyarakat.
Asosiasi perdagangan terjebak pada demam hubungan masyarakat sejak akhir 1800-an. Asosiasi Jalan Kereta Api contohnya, mengklaim sebagai organisasi pertama yang menggunakan istilah hubungan masyarakat untuk kali pertama pada buku terbitan mereka tahun 1897 berjudul Year Book of Railway Literature.  Pada tahun 1900-an hubungan masyarakat berkembang dari agen pers perseorangan dan penerbit menjadi firma konsultasi yang memberikan jasa pelayanan sebagai ahli pada bidang tersebut. Perusahaan publisitas pertama adalah Biro Publisitas yang didirikan di Boston pada tahun 1900.
Pada dekade awal 1900an pada kantor-kantor di level lokal dan nasional muncul departemen hubungan masyarakat. Pada tahun 1970-an hampir semua lembaga nonkomersial memiliki bagian humas yang merupakan bagian dari  lembaga tersebut, atau jasa konsultasi humas dari luar.  Bidang humas di lembaga nonkomersial ini lebih kecil daripada perusahaan-perusahaan korporat, namun memiliki peran yang sama pentingnya. Mereka membantu organisasi dalam membangun kepedulian masyarakat, meningkatkan pendapatan, mempengaruhi pembuatan undang-undang, dan lain sebagainya.
Salah seorang tokoh yang dianggap perintis dalam dunia humas abad dua puluh adalah Ivy Ledbetter Lee seorang mantan wartawan yang pada tahun 1904 bergabung dengan George Parker. Dia tidak memakai istilah hubungan masyarakat, tapi dia meyakini suatu pandangan bahwa bisnis harus menyampaikan cerita dengan jujur, akurat, dan  terbuka untuk memenangkan pemahaman dan dukungan dari masyarakat.
Di Amerika bidang hubungan masyarakat mengalami masa kematangan pada tahun 1964 ketika lembaga ini menjadi perusahaan yang profesional. Ratusan agen humas besar dan kecil didirikan, dan lebih dari 100 ribu praktisi bergerak di dunia bisnis, pemerintah, dan perusahaan nonprofit. Salah satu penyebab utama dari pertumbuhan humas ini adalah munculnya permasalahan politik di dunia.

2.      Public Relations di Era Modern
Pada akhir tahun 1990-an ketika terjadi era booming dot.com, praktisi hubungan masyarakat menggunakan berbagai peralatan dan teknologi mulai dari pensil, kertas hingga PDA dan internet. Pada tahun 1990-an alat dominan yang dipergunakan adalah siaran pers dan press kit. Press rilis digunakan untuk menyampaikan berita-berita informasi umum terhadap para editor dan reporter. Meskipun alat dan teknologi konvensional tetap mendominasi praktik hubungan masyarakat, namun peralatan dan teknologi baru yang mendasari perkembangan terakhir dalam bisa video, audio, dan komunikasi komputer dengan cepat menggantikannya. Berbagai bentuk teknologi baru tersebut memungkinkan praktisi hubungan masyarakat mendapat kesempatan yang tidak mereka duga dalam menjangkau jutaan orang. Jarak jangkau jutaan orang tersebut sesuatu yang tidak memungkinkan di masa lalu.
Beberapa metode baru yang digunakan oleh praktisi hubungan masyarakat diantaranya adalah; Video News Releases (VNRs) yang merupakan cerita siap tayang di televisi yang disiapkan untuk program berita gratis selama penanyangan. Rilis berita video ini seringkali digunakan bagi penyebaran informasi kesehatan, layanan pelanggan, kemajuan teknologi, serta cerita bisnis. Metode lain adalah webscast yang merupakan produksi siaran yang menggabungkan video streaming dan audio. Biasanya webcast digunakan untuk mengirimkan press conference langsung atau even-even lain dengan target massa tertentu.
Rilis interaktif  merupakan informasi yang dikirim melalui email atau ditampilkan pada situs untuk dilihat oleh masyarakat secara umum. Biasanya rilis interaktif ini berisi dari siapa, apa, kapan, dimana, dan mengapa dari topik yang disiarkan, serta biasanya ditambah dengan link yang mengarahkan penerima rilis pada informasi tertentu seperti brosur atau foto-foto. Fungsi humas juga berkaitan dengan komunikasi organisasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mempengaruhi layanan masyarakat dari perusahaan atau pekerja sebagai pemberitahuan awal dalam isu-isu yang muncul berkaitan dengan keberhasilan organisasi. Humas juga berfungsi sebagai pendukung manajemen dengan penekanan pada publisitas, promosi, dan hubungan media.Di antara berbagai macam peran humas, publisitas dan hubungan media merupakan yang paling penting. Lebih dari 70 persen dari sepekan para praktisi humas bekerjasama dengan pers untuk meliput berita bagi klien mereka.
Hubungan masyarakat yang baik akan memberikan banyak keuntungan seperti kredibilitas dan akuntabilitas, indentitas publik yang lebih kuat, dan peliputan pers yang lebih kooperatif, sensitifitas yang lebih besar terhadap kebutuhan masyarakat. Hubungan masyarakat yang jelek bisa bertahan, seringkali karena orang yang bertugas di bidang humas menjalankan tugasnya kurang baik, atau perusahaan yang menyewa mereka berjalan diluar kepentingan publik.
Salah satu contoh klasik dari humas yang jelak adalah apa yang dilakukan oleh perusahaan minyak Exxon pada musibah yang mengenai salah satu tankernya, Exxon Valdez pada tahun 1989 yang beroperasi di sekitar Valdez, Alaska, menumpahkan lebih dari 250 juta gallon minyak mentah. Musibah tersebut merupakan kejadian terbesar yang pernah terjadi di Amerika Utara yang berpengaruh pada lebih 1200 square meter samudra, dan merusak lebih dari 600 mil pantai, dan menewaskan lebih dari 4000 mamalia laut.
Setelah musibah terjadi pemimpin Exxon saat itu, Lawrence Rawl memutuskan untuk tidak mengunjungi lokasi kejadian, dan aktivitas tersebut diartikan oleh penduduk di sekitar wilayah tumpahan sebagai bentuk kesombongan. Dia juga tidak memberikan komentar mengenai musibah tersebut sepanjang minggu, dan perusahaan mendirikan pusat media di New York dan bukan di Valdez.
Tindakan tersebut mengakibatkan serangan dari media sebagai sikap yang tidak responsif, dan sentimen massa beralih kepada mereka. Setelah semua urusan dipenuhi, musibah tersebut mengharuskan perusahaan Exxon mengeluarkan lebih dari $ 2,5 miliar uang untuk membersihkan laut, biaya hukum, dan berbagai pengeluaran lain.
Beberapa kritik terhadap bidang hubungan masyarakat adalah; humas profesional diciptakan untuk merancukan  pandangan masyarakat dan untuk mewakili kepenytingan dari perusahaan yang besar yang menggunakan fasilitas masyarakat. Di masa lalu praktek humas adakalanya melakukan photo atau berita fiktif untuk mempromosikan apa yang menjadi kepentingan mereka. Saat ini profesi hubungan masyarakat menggunakan pendekatan baru untuk memahami implikasi dan menghindari penyalahgunaan profesi jurnalistik.
Praktisi humas profesional saat ini memegang sarjana di berbagai bidang seperti ilmu-ilmu sosial, jurnalisme, pemasaran, komunikasi masa dan sastra Inggris. Juga lebih dari pendidikan tinggi di Amerika menawarkan program dalam bidang humas. Para praktisi meningkatkan efektifitas klien mereka untuk menentukan bagaimana efektifitas kerja mereka. Beberapa contoh dari riset tersebut adalah; melalukan evaluasi pengawasan terhadap monitoring, analisis trend, serta berbagai bentuk aktivitas lainnya yang bertujuan menggali feedback dari klien dan masyarakat.

3.      Hubungan Masyarakat di Indonesia
Saat ini, istilah Public Relations di Indonesia sekarang sudah semakin dikenal. Berbeda pada masa tahun tujuh puluhan bahkan pada tahun delapan puluhan, masih banyak masyarakat masih bertanya-tanya mengenai istilah Public Relations. Bahkan sempat ada sebuah citra negatif yang terbentuk bagi seorang perempuan yang berprofesi sebagai PR karena identik dengan kerja lobi, menemani, dan menyenangkan tamu.
Jika ditelusuri dari perjalanan panjang sejarah perdaban, praktik humas di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman Mataram atau sejak Panembahan Senopati ketika mengumumkan bahwa ia dan keturunannya merupakan pasangan dan mendapatkan lindungan dari Ratu Pantai Selatan. Ini dibuat untuk menyaingi adipati-adipati pantai utara yang lebih bisa mendapat restu Para Wali.
Dalam konteks modern, sejarah Humas di Indonesia dimulai  sejak tanggal 18 Agustus 1945 ketika Bung Karno memutuskan menunda siding PPPKI ketika memberikan keterangan Pers mengenai pemilihan Presiden sebelum merumuskan UUD. Tapi para ahli sejarah humas sepakat menayatakan bahwa Humas Otentik yang berlaku di indonesia dimulai sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Berikutnya  seiring dengan kemajuan teknologi, proyek mercusuar membentuk citra dengan adanya Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dalam perkembangannya pemerintah membentuk DEPPEN, Setneg, Jubir, DEPKOMINFO dan lain-lain. Di era saat ini banyak orang atau perusajhaan menggunakan jasa PR Consultants seperti John Hopkins, Inscore, Adcom, dll.
Menurut Onong Uchjana Effendy (1991: 12), public relations di Indonesia dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR disebutkan bahwa PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR di dunia atau Asia. Public Relations awalnya digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperti Olimpiade Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dan  lain-lain. Olimpiade yang diselenggarakan oleh tuan rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan salah satu jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international menyita perhatian semua orang bahkan samapai saat ini. Sebagai tuan rumah, Korea Selatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya yang memang salah satu keinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarakan produk – produknya. Dalam kaitan inilah PR berfunngsi. Public Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA, sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya. (Iwan Awaluddin Yusuf)


BAB II
Peran dan Fungsi Public Relation

1.      Tujuan utama humas
Tujuan utama Public Relation sendiri adalah menciptakan, mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/ perusahaan, memperluas prestis, menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan bahwa konsumen/pelanggan lebih sering melakukan buying decicision atau keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan. 
·         Mengevaluasi sikap dan opini public
·         Formulasi dan implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi organisasi/perusahaan dengan public
·         Mengkoordinasikan program-program komunikasi
·         Mengembangkan hubungan dan “good-will” lewat proses komunikasi dua arah
·         Mengembangkan hubungan positif antar organisasi dan public
Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan.Tujuan utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat menjadi hal yang positif.Biasanya dari hal-hal yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance.Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge.

2.      Tujuan humas dalam komunikasi dua arah
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan dalam proses komunikasi dua arah tergolong dua golongan besar yaitu:
a.       Komunikasi Internal (personil/anggota institusi)
ü  Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi.
ü  Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat
ü  Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya

b.      Komunikasi Eksternal (masyarakat/ Public) 
ü  Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
ü  Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan      pendidikan khususnya.
ü  Motivasi untuk menyampaikan umpan balik.

3.      Tujuan sebuah humas perusahaan
Ruang lingkup tujuan humas itu sendiri ternyata demikian luas. Namun dari semua tujuan humas tersebut kita  bisa mengambil beberapa yang bisa dijadikan prioritas. Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikannya prioritas kegiatan humas sebuah perusahaan, berapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:
·         Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya  kegiatan- kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas ruangan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan yang baru tersebut, maka perusahaan harus mengubah citranya supaya kegiatan dan produk-produk barunya itu mendapat sambutan positif dari khalayaknya.
·         Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
·         Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh  perusahaan   kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
·         Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru.
·         Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
·         Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya,  sehubungan dengan telah tejadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan  kecaman, kesangsian, atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
·         Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
·         Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
·         Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.
·         Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru   
·         Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para  pemimpin perusahaan organisasi kehidupan social sehari-hari.
·         Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
·         Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemarintah yang merugikan.
·         Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam, maka tentu saja tujuan bidang humas mereka berbeda-beda/ bervarisi dan tidak terdaftar hanya pada diatas saja. Satu hal yang harus disadari, setiap tujuan dari berbagai organisasi, baik itu komersial maupun non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan organisasi dalam pengertian luas akan jauh lebih mudah dijangkau apabila usaha pencapaiannya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik itu yang dilakukan oleh unit departemen humas internal maupun oleh lembaga konsultasi humas eksternal.   

B.     Fungsi-fungsi humas
1.      Fungsi utama humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi   berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:
·         Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian
·         Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
·         Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya
·         Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga
·         Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapt umum    

2.      Fungsi humas menurut IPRA          
Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
·         Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
·         Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
·         Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
·         Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
·         Mencegah konflik dan salah pengertian
·         Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
·         Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
·         Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
·         Memperbaiki hubungan industrial
·         Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
·         Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.· Memasyarakatkan produk atau layanan
·         Mengusahakan perolehan laba yang maksimal
·         Menciptakan jadi diri institusi
·         Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
·         Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi


3.      Fungsi Humas  menurut Canfield
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi humas , yaitu:
·         Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest)
·         Memelihara komunikasi yang baik (  Maintain good communication)
·         Menitik beratkan ,oral dan tingkah laku yang baik( And stress good morals and manners)

4.      Fungsi humas menurut Edward L. Bernaus
Mengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:
·         Memberikan informasi kepada masyarakat
·         Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
·         Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.

Irman fsp - Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management. Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak lain.
Berikut ini beberapa pengertian dari public relations: Menurut Public Relations News ( Bettrand R Canfield, 1964, hal 4) “Public Relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies the polieses and procedures of public interest and executes a program of action to earn public understanding and acceptance” (Public Relations adalah fungsi manajemen dimana manajemen mengevaluasi perilaku masyarakat, mengidentifikasi dan mencari tahu minat masyarakat kemudian menyusun program dan melaksanakannya untuk menciptakan pengertian di masyarakat).
Lembaga Public Relations di Amerika Serikat mendefinisikan: Public Relations adalah “Usaha yang direncanakan secara terus menerus dengan sengaja guna membangun dan pengertian timbal – balik antara organisasi dan masyarakatnya”.
Sedangkan menurut The British Institute Of Public Relations (Teguh Meinanda, 1989: 36): Public Relations adalah “Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.

C.    Peran Public Relation
Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. Public Relations adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan.
Adapun peran Public Relations menurut Dozier antara lain:
1.      Penasehat Ahli ( Expert Prescriber )
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator ).
2.      Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator )
Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya
3.      Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4.      Teknisi Komunikasi ( Communication Technician )
Peranan communications technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.

D.    Tujuan serta fungsi Public Relation.
Tujuan dari public relations adalah mewujudkan hubungan yang harmonis atau menciptakan opini public yang favorable baik internal maupun eksternal. Adapun fungsi dari Public Relations menurut Bettrand R adalah sebagai berikut:
a.       Mengabdi kepada kepentingan umum
Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal maupun eksternal, maka tidak mungkin akan tercipta suatu hubungan yang menyenangkan. Sebaliknya suatu badan / perusahaan akan dapat sukses apabila segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada kepentingan umum.
b.      Memelihara komunikasi yang baik
Seorang pimpinan yang melakukan kegiatan Public Relations akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia ikut bergaul dengan para karyawannya. Ia harud melakukan kegiatan komunikasi bukan saja dalam hubungan dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya dengan mengadakan pertandingan olahraga, kegiatan anjangsana dan lain – lain.
c.       Menitik beratkan kepada norma dan tingkah laku yang baik
Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai wibawa apabila tidak cacat moral dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan bagi bawahannya.

E.     Kinerja Public Relation
Public relation merupakan bentuk pola relasi yang dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya persuasi satu sama lain. Public Relation menjadi unsur penting dalam membangun citra diri, kelompok, organisasi atau perusahaan sekalipun. Dalam kajian komunikasi, Public Relation menjadi fungsi  komunikasi antarpersonal. Karena di sini melibatkan dua atau lebih individu yang saling berinteraksi. Kalau didefenisikan secara literlek Public Relation merupakan sikap manusia yang terkesternalisasi dalam bentuk perilaku komunikasi kemanusiaan.

Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun. Sehingga tidak jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Public Relation dengan tujuan dasar untuk membangun dan mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal perusahaan tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan seremonial. Karena pada umumnya selama ini masih mengedepankan langkah yang kooptatif dan diskoperatif. Langkah sentra yang dibangun seharusnya  tidak hanya secara komunal atau kelompok, tapi perlu upaya pendekatan secara individual dan kultural.
Manusia yang bekerja dalam perusahaan, dan manusia yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bukanlah sebuah robot yang tanpa naluriah dan beban psikologis. Ketika karyawan merasa tidak nyaman dan terintimidasi, maka secara drastis kemampuan berfikir dan daya kerja optimal mereka hilang begitu saja. Akhirnya frustasi sosial lantaran tuntutan pekerjaan yang terlalu berlebihan dan komunikasi internal perusahaan yang agresif sehingga memungkinkan terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek domino terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli dan motivasi sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia. Jika dalam relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja. Dalam relasi kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai kita budayakan dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Bentuk aplikasi public relation adalah kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility). Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan masyarakat atau konsumen. Oleh sebab itu citra perusahaan lebih tergantung bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu pada saat ini public relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk mendongkrak kinerja public relation.


BAB III
Definisi dan Proses Manajemen Public Relations

A.    Definisi Public  Relations
Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management. Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak lain.
1.      Etimologi
Secara etimologi public relations berasal dari,  bahasa Inggris dimana Public itu berarti masyarakat, orang banyak sedangkan Relations adalah hubungan, relasi
2.      Terminologi (Menurut Para Ahli)
Ø  Cutlip, Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut
Ø  Betrand R. Canfield, Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan atiurans seseorang atua organisasi demi kepentingan publik dan melaksnakan sesautu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan public
Ø  W.Emerson Reck, Public Relation adalah kelanjuatan dari proses penetapan kebikajsanan, penetuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan atgar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya
Ø  J.C. Seidel, Public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untik memperoleh itikad baik dan pengerrrtian dari langganannya, pegawainya dan public umumnya;kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan
Ø  Onong Uchjana Efendy, Public relations adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama..
Ø  Howard Bonham, Humas atau Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi.
Ø  JH. Wright, Public Relations yang modern adalah suatu rencana tentang kebijaksaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan publik dan menambah pengertian mereka.
Ø  W. Emersom Reck, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka.  Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Ø  Gruning dan Hunt, Public relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya.
Ø  John E. Marston, Public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan.
Ø  Tony Greener, Public relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada seluruh publiknya
Ø  The British Institute Of Public Relations, Public Relations adalah “Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.




B.     Proses Perencanaan Manajemen Public Relations
Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center proses manajemen public relations sepenuhnya mengacu kepeda pendekatan manajerial. Proses perencanaan ini dapat dilakukan melalui “Empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :
Ø  Fact Finding Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui penelitian dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik terhadap lembaga.
Ø  Planning : Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan public
Ø  Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.
Ø  Evaluating Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dari perencanaan, pelaksanaan program, pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari program tersebut

Ø  Fact Finding
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas. Fact finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang mendukung program humas mengenai situasi, pendapat, sikap, dan reaksi publik terhadap kegiatan, kebijakan atau produk suatu perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, Public Relions Officer dapat menganalisis data dan informasi yang sudah tersedia baik di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya. Istilah kerennya adalah desk research.
Pada tahap ini, seorang praktisi menganalisis data dan informasi yang tersedia. Berdasarkan  informasi dan data yang  tersedia kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi. Interpretasi ini amat berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Penelitian bisa dilakukan secara kualitatif & kuantitatif. Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yakni What’s our problem?
Dalam hal ini apakah terjadi hal-hal yang menghambat atau menunjang kegiatan perusahaan atau lembaga tersebut. Disini dilakukan analisa-analisa yang mengarah kepada :
ü  Bagaimana sikap kerja para karyawannya.
ü  Faktor apa saja yang disenangi ataupun tidak disenangi oleh para karyawannya.
ü  Mengadakan perbaikan – perbaikan sesuai dengan keinginan para karyawannya, tetapi tidak merugikan perusahaan / lembaga yang bersangkutan.
ü  Menantikan saat untuk mengadakan perbaikan – perbaikan itu agar supaya kedua belah pihak mendapat keuntungan atau menikmati suasana kerja yang baik.

Ø  Planning Decission ( Perencanaan pengambilan keputusan).
Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak berkepentingan, Here’s what what we can do?
Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding, maka pada tahapan selanjutnya Public Relions Officer melakukan Penyusunan masalah (problem), Selanjutnya dilakukan pemikiran sebuah konsep pemecahan masalah tersebut, kemudian dibuat sebuah perencanaan matang mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan, perincian waktu secara teratur dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam tahapan ini menurut Cultip & Center membutuhkan :
ü  A searching look backward.
ü  A deep look inside.
ü  A wide look around.
ü  A long, long look a head.
Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C, yaitu suatu penilaian terhadap hubungan komunikator dengan komunikan, perumusan itu adalah:
ü  Credibility, yaitu nilai kepercayaan public terhadap pihak komunikator.
ü  Context, yaitu factor yang menghubungkan isi dari pesan dengan kenyataan pada lingkungannya.
ü  Content, yaitu makna dan arti yang terdapat dalam pesan yang dapat dipahami oleh komunikan.
ü  Clarity, yaitu factor kesederhanaan dan kejelasan tidaknya suatu perumusan di dalam pesan yang disampaikan.
ü  Continuity dan Consistency, yaitu factor ada tidaknya pertentangan atau perbedaan dalam pesan.
ü  Capability, yaitu factor kemampuan untuk memberikan penjelasan.

Ø  Communication
Tahap berikutnya adalah tahap komunikasi atau pelaksanaan kegiatan komunikasi (Komunikasi antar persona, komunkasi kelompok dan komunikasi mass media).  Agar dalam pelaksanaannya diperoleh hasil yang diharapkan maka prinsip-prinsip dalam komunikasi perlu diperhatikan. Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka beberapa hal perlu diperhatikan yaitu kredibilitas, keterkaitan, isi, kejelasan, keberlanjutan dan konsistensi, saluran atau media dan kemampuan khalayak. Faktor-faktor tersebut perlu diperhitungkan secara sungguh-sungguh agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil  sesuai dengan harapan. Here’s what we didi and why?
Tahapan ini sangat menentukan satu planning dan programming. Sebab jika penyampaiannya dilakukan secara berlainan, maka dapat menimbulkan efek yang berlainan. Pada tahapan ini menurut Joseph Klepper perlu diperhatikan tiga factor yang perlu mendapat perhatian, yaitu :
ü  Group membership.
ü  Selective processes.
ü  Predispotion.



Ø  Evaluation (Mengevaluasi)
Tahap keempat adalah tahap evaluasi, evaluasi merupakan tahapan penilaian terhadap program dan hasil kerja aktivitas public relations. Pelaksanaan kegiatan humas harus dievaluasi atau dilakukan perbaikan – perbaikan agar permasalahan atau hambatan yang  ada dapat diatasi dan dipecahkan serta menciptakan hubungan yang harmonis diantara public suatu badan / lembaga / perusahaan. How did we do?
Dalam tahap keempat ini praktisi humas harus mempunyai keterampilan dalam menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan menggunakan berbagai alat bantu, misalnya reset mengenai pendapat umum, reset mengenai perilaku, motivasi, analisis isi dan lain-lain.

Keempat tahapan tersebut. Satu sama lain berkaitan sangat erat. Artinya guna mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan harus senantiasa dilalui/dilaksanakan dengan baik. Setiap tahap dalam program kerja public relations itu, sama pentingnya bagi terlaksananya suatu program public relations yang efektiv. Jika diuraikan lebih rinci, ke empat tahapon menurut M Cultiv & Center tersebut, adalah sebagai berikut :
1.      Menganalisa prilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.
2.      Menentukan dan memahami secara benar prilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.
3.      Menganalisasi tingkat opini publik, baik yang intern (internal public) maupun yang ekstern (external public).
4.      Mengantisipasi kecenderungan-kencenderungan , masalah-masalah potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5.      Menentukan formulasi dan meurumuskan kebijakan-kebijakan.
6.      Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkanatau mengubah prilaku masayarakat sasaran. Termasuk membuat budget/anggaran biaya operasionalnya.
7.      Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang telah direncanakan. (Lihat kembali bahasan Tugas dan Peranan Public Relations)
8.      Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

C.    Analisis Kasus
1.      Tahun 2000an Perusahaan bedak PT. Pegeon memproduksi bedak padat untuk wantia remaja , namun bedak padat tersebut di isukan mengandung pewarna pakaian yang berbahaya bagi kulit. Peran PR  dalam menangani kasus tersebut yaitu:
a.      Fact Finding:
Mencari data-data yang akurat mengenai produk kami  dengan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan bedak padat tersebut dan melihat kelapangan /masyarakat yang menggunakan produk tersebut apabila keadaannya mengacu pada hal yang menggawatkan perusahaan misallnya masyarakat banyak yang menganggap bedak padat  tersebut berbahaya sehingga di demo keberadaannya, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang PR adalah:
b.      Planning : 
Menyusun rancangan hal hal apa saja yang harus dilakukan oleh seorang PR, setelah PR mendapatkan bukti dan fakta bahwa produk perusahaan tidak mengandung bahan pewarna pakaian yang berbahaya untuk kulit,rencana  pertama akan dialkukan adalah conferensi pers yaitu dengan mengundang para wartawan di lobby perusahaan pegeon  kemudian membawa ahli lab dan dokter kulit yang telah menyelidiki composisi dari bahan pembuatan bedak tersebut dan PR sebagai perwakilan atau juru bicara dari perusahaan , kemudian mengadakan acara bazzar di mall dan didalamnya ada uji coba pembuktian bedak yang berbahaya dengan yang aman dan juga memberikan hadiah bagi pembeli bedak tersebut. Dan  dengan tempat yang sama yaitu di mall perusahaan pegeon akan  mengadakan talk show dengan mengundang artis “icon”  dan mengundang badan pom ,dokter kulit. membuat berita melalui media cetak,majalah  mengenai perbaikan citra dari produk kami.membuat iklan yang mengandung unsur pembuktian bahwa bahan-bahan pembuatan bedak ini adalah alami semuanya dan tentunya juga harus menarik dengan memperhatikan komposisi warna dan icon atau artis yang menjadi talent dalam iklan tersebut.
c.       Comunicating : 
Kemudian PR akan membagikan tugas kapada karyawan yang memiliki keahlian pada tugasnya masing masing agar rancangan yang telah disusun berjalan dengan baik misalnya membagi tugas untuk acara even siapa saja yang mengatur lokasi, bintang tamu dsb, kemudian yang merancang berita di media cetak agar terlihat lebih menarik dan tugas lainnya .Setelah semua hal-hal sudah di atur dengan baik, PR beserta karyawan lain yang ikut serta membantu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya langsung melakukan tindakan dan terjun kelapangan untuk merealisasikannya. Tentunya setiap kegiatan ini juga kami bekerja sama dengan pihak media agar setiap kegiatan kami di beritakan sehingga perusahaan kami membaik imagenya. Tentunya hal ini juga diawali dengan hubungan yang baik antara PR dengan para wartawan/pers .Dalam pelaksanaan kegiatan seorang PR perusahan yang memegang andil besar bagi kegiatan yang akan dilaksanakan ini maka PR harus mengontrol segala kegiatan yang dilakukan agar meminimalisir kesalahan dan meluruskan segala sesuatu yang melenceng dari jalur yang telah disepakati atau ditentukan . tujuan lainnya yaitu agar segala kegiatan berjalan sesuai rencana sehingga target atau tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan baik karena pada dasarnya yang merancang kegiatan ini adalah seorang PR, maka PR itu juga yang harus mengawasi agar sesuai track/perencanaan awal. 
d.      Evaluating : 
Setelah selesai kagiatan tersebut seorang  PR perusahaan pegeon akan mengevaluasi seluruh kegiatan tersebut apakah berjalan sesuai rencana ,lancar dan memenuhi target yang diinginkan sehingga kedepannya diperlukan modifikasi atautidak.dan tidak lupa setelah kegiatan ini PR juga harus memantau segala pemberitaan yang berkembang di publik melalui media massa maupun media elektronik. 

2.      Analisa terhadap proses manajemen humas pemerintah yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan mulai dari tahap pendefinisian situasi (Fact Finding), perencanaan dan pemograman(Planning and Programing), pelaksanaan aktivitas dan komunikasi (taking action and communicating), Evaluasi Program(Evaluating the Program) sebagaimana berikut:
a.      Pendefinisian (Fact Finding)Masalah Kehumasan pada Dinas Infokom Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan hasil analisis, Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan yang memerankan fungsi humas pemerintah Kabupaten Pamekasan sebelum membuat perencanaan program dan pelaksanaan programnya terlebih dahulu melakukan analisa situasi dan identifikasi terhadap permasalahan masyarakat tersebut serta melakukan penelitian dan pengamatan akan sikap masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Terdapat dua mekanisme jalur yang dipakai dalam melakukan identifikasi permasalahan dan identifikasi opini publik ini adalah melalui jalur strukturalberupa pengumpulan fakta dan informasi yang didapat dari lembaga legislatif maupun eksekutif setempat seperti melalui pertemuan-pertemuan formal dengan masyarakt di desa-desa dengan aparat desa atau melalui demo-demo di kantor dewan dan selanjutnya diformulasikan oleh dewan untuk disampaikan pada pihak eksekutif. Jalur kedua yang dipakai untuk melakukan identifikasi adalah melalui jalur kultural yaitu informasi yang langsung didapat dari masyarakat seperti Jaring Asmara (Jaringan Aspirasi Masyarakat) yaitu dengan menyerap aspirasi langsung dari masyarakat melalui pertemuan-pertemuan ataupun respon yang disampaikan oleh masyarakat melalui media radio Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) yang dimilikinya dengan segala acara yang sifatnya public service berupa dialog interaktif atau Talk Show. Salah satu contoh kasus adalah respon masyarakat terhadap kebijakan penetapan kawasan Sae Salera sehingga pejabat humas dalam hal ini Dinas Informasi dan Komunikasi mencoba untuk menformulasikan strategi komunikasi apa yang patut untuk disampaikan pada masyarakat dalam masalah ini.
Dari kedua mekanisme jalur yang dipakai untuk melakukan identifikasi permasalahan masyarakat tersebut sebenarnya yang lebih efektif untuk mendapatkan informasi yang valid dan lepas dari subjektifitas penguasa dan lebih mengedepankan aspek transparansi aspirasi adalah jalur kultural melalui jaring asmara, mengingat hal tersebut lebih bersifat partisipatif dan menjunjung asas keterbukaan masyarakat sehingga program yang selanjutnya direncanakan dan strategi komunikasi atau kampanye programnya akan relatif jauh dari bias karena mengetahui masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara langsung karena masyarakat menyampaikannya langsung dalam nuansa situasi yang non formal dan spontan sehingga informasi yang disampaikan cenderung genuine, bersih dari subjektifitas dan interpretasi pihak lain.
Strategi Jaring Asmara sejalan dengan paradigma yang ingin dibangun dalam era otonomi daerah, yaitu adanya partisipasi aktif masyarakat dalam setiap kebijakan atau program yang dijalankan pemerintah. Karena humas sebagai akses bagi publik maka humas pemerintah harus dapat membawa diri dan membuka diri pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara bebas pada pemerintah. Salah satu bentuk jaring asmara yang dilakukan adalah dengan membuka acara spesial dalam station radio Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD)-nya berupa ‘Bupati Menjawab’ (Bincang-Bincang Sore/BBS) yang dilakukan secara interaktif. Sehinga pemerintah dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dan dialami oleh masyarakat. hal ini akan menjadi modal awal bagi pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan programnya sehingga dapat didukung secara positif pula oleh masyarakat.

b.      Perencanaan Dan Pemrograman (Planning And Programing) Aktivitas Humas Pemerintah
Dalam aktivitas perencanaan program kehumasan Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan melakukan beberapa langkah yaitu membuat Rencana Strategi (RENSTRA), menetapkan kebijakan lima tahunan, membuat matrik kebijakan dan membuat rencanan kinerja tahunan.
Dalam perencanaannya pula Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan membuat perencanaan berbagai bentuk program kegiatan. Namun dari pengamatan yang dilakukan di lapangan kecenderungan yang muncul adalah program yang direncanakan masih sebatas mengulang dari perencanaan program atau program yang pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya setidaknya pada saat sebelum program otonomi daerah secara efektif diberlakukan di Pamekasan pada pertengahan tahun 2001. Perencanaan program yang dibuat juga terkesan kurang kreatif dan sedikit inovasi walaupun terdapat perubahan sasaran prmbinaan yaitu yang dahulunya diarahkan pada pembinaan klompencapir dibidang pertanian saja, maka semenjak otonomi daerah sasaran pembinaan lebih diarahkan pada pengembangan kelompok kewirausahaan yaitu pengembangan ekonomi masyarakat mandiri. Kurangnya inovasi dalam perencanaan program ini disebabkan salah satunya pada budaya aparatur pemerintah yang selama ini memang cenderung tidak berani melakukan kreatifitas dan inovasi program dengan alasan semuanya telah ditetapkan dari atas (top down) serta budaya kerja yang melekat pada aparatur pemerintahan yang cenderung ‘malas, monoton dan pro status quo’ sehingga tidak berani melakukan perubahan dan kreasi program walaupun perkembangan masyarakat bisa jadi telah berubah serta disebabkan pula oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan.

c.       Pelaksanaan Aktivitas Dan Komunikasi (Taking Action And Communicating) Program Humas Pemerintah
Apabila ditilik dari tugasnya, Public Relations pemerintah menurut F. Rahmadi (1994:78) setidaknya memiliki empat tugas penting, yaitu memberikan penerangan dan pendidikan tentang kebijakan pada masyarakat, memberi bantuan bahan kepada media massa, mempromosikan kemajuan pembangunan dan memonitor pendapat umum. Berkenaan dengan tugas Public Relations sebagaimana tersebut diatas, maka kegiatan / aktivitas humas pemerintah yang diwakili oleh Dinas Informasi dan Komunikasi dapat dilihat dan dibagi dalam empat konteks tersebut, antara lain:
Pertama,  dalam menjalankan tugasnya sebagai penerangan dan pendidikan pada masyarakat tentang kebijakan pemerintah hal ini dapat dilihat pada kegiatan antara lain pembinaan klompencapir, pembinaan dan pemberdayaan Pusat Informasi Pesantren, Penyuluhan Terpadu Remaja Informasi, Perpustakaan Daerah, Pembinaan Kelompok Koordinasi Perfilman Daerah (KKPD), Siaran Keliling, Pertunjukan Rakyat, penerbitan tabloid Fokus Pamekasan, pembuatan spanduk dan diklat jurnalistik. Kegiatan-kegiatan tersebut lebih berfungsi memberikan penerangan atau sosialisasi pada masyarakat tentang kebijakan yang sedang diambil serta dijalankan oleh pemerintah daerah. Begitu pula kegiatan ini sebagai salah satu media pendidikan pada masyarakat untuk lebih cerdas di dalam memanfaatkan dan mengelola potensi informasi bagi kepentingan bersama. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari wujud pelayanan pada masyarakat(Public Service) berupa komunikasi informasi yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak (pemerintah dan masyarakat) sehingga tercipta hubungan yang harmonis dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) yang dilandasi atas sikap transparansi, keterbukaan dan objektifitas.
Kedua, memberi bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan informasi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembuatan pers release, pelayanan informasi, pembuatan dokumentasi pidato Bupati, penerbitan tabloid Fokus Pamekasan  dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut lebih bersifat supporting media, yaitu pemberian bahan-bahan informasi mengenai kebijakan dan langkah‑langkah serta tindakan pemerintah, termasuk fa­silitas peliputan kepada media berita untuk acara‑acara resmi yang penting. Pemerintah merupakan sumber informasi yang penting bagi media, karena itu Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan memberikan fasilitas keter­bukaan informasi bagi media yang ingin meliput maupun mengangkat berbagai peristiwa yang sedang atau telah dilakukan oleh pemerintah dalam media yang dikelolanya.
Ketiga, mempromosikan kemajuan pembangunan. Hal ini dapat terlihat pada kegiatan pembuatan leaflet potensi unggulan daerah, baliho perkembangan daerah maupun pemutaran film pembangunan. Kegiatan ini memberikan informasi pada masyarakat tentang apa yang telah dicapai oleh pemerintah khususnya dalam bidang pembangunan dan pengembangan potensi daerah.
Keempat, memonitor pendapat umum. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pertemuan rutin Bakohumas, pengembangan media jaring asmara, peretemuan-pertemuan dengn masyarakat, pengelolaan Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) dengan program public service-nya, misalnya Bincang-Bincang Sore (BBS) “Bupati Menjawab”, Halo PLN, Siaran Pedesaan “Paleggiren” dan sebagainya. Khusus program Bupati Menjawab merupakan media yang sangat efektif untuk menciptakan komunikasi dua arah antara pemerintah dengan rakyatnya secara terbuka sekaligus menghapus sekat psikologis yang mungkin selama ini terjadi yang menjadi penghambat bagi upaya transparansi dan pelayan terbaik pada masyarakat, karena dalam acara tersebut masyarakat dapat menyampaikan uneg-unegnya, keluhan, kritik, masukan dan apa saja secara langsung dan terbuka pada Bupati tanpa sensor sedikitpun sehingga bahasa yang ditampilkannya begitu lugas dan terbuka walau tetap dengan cara penyampaian yang santun. Dalam forum ini Bupati khususnnya dan dinas-dinas lain pada umumnya begitu pula Dinas Informasi dan Komunikasi sebagai fasilitator acara tersebut dengan mudah mengetahui respon dan tanggapan masyarakat terhadapa kualitas pelayanan yang selama ini disampaikan pada masyarakat, lebih-lebih hal ini merupakan feedback pada pimpinan pemerintahan dan pimpinan instansi pemerintahan yang bersangkutan sebagai input dalam proses pengambilan kebijakan selanjutnya.

d.      Evaluasi (Evaluating The Program) Pelaksanaan Program Humas Pemerintah
Tahap evaluasi adalah suatu kegiatan yang mengusahakan agar aktivitas-aktivitas terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Sebagaimana menurut Scott Cutlip & Center (2000:340) bahwa aktivitas ini melibatkan proses menaksir persiapan, implementasi dan hasil program serta umpan balik dan analisis terhadap program yang telah dilaksanakan.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan dalam melakukan evaluasi menetapkan beberapa standar dan alat ukur yang sebelumnya telah ditetapkan dalam proses perencanaan program sekaligus estimasi pencapaian kinerja. Dalam melakukan evaluasi programnya, Dinas Informasi dan Komunikasi juga menetapkan beberapa alat untuk melakukan proses tersebut salah satunya adalah dengan membuat mekanisme evaluasi program baik berkenaan dengan mekanisme waktu evaluasi, mekanisme evaluasi pencapaian program.
Dinas Informasi dan Komunikasi dalam mengetahui respon atau tanggapan masyarakat terhadap program yang telah dilaksanakan melalui beberapa cara antara lain : Mendapatkan informasi dan laporan pada saat dilaksanakan acara Rapat Koordinasi Tetap (Rakortab) yang diadakan oleh Pemerintah Daerah antara Bupati dan seluruh dinas yang ada, evaluasi pada kegiatan berikutnya, respon melalui media Radio dan media massa lain, pertemuan-pertemuan, pengamatan terhadap perubahan perilaku secara riil. Sebagaimana dinyatakan oleh Rosady Ruslan (2003:67) bahwa media massa (termasuk radio) merupakan cara efektif pembentukan opini publik karena topik-topik berita yang dipublikasikan pasti mengandung pembentukan opini, hal ini dapat dilihat dari program yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan melalui Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) dengan program Talk Show Interktif (Public Service Program), baik BBS “Bupati Menjawab”, Halo PLN, Siaran Pedesaan “paleggiren” dan sebagainya dimana masyarakat dapat berinteraksi langsung menyampaikan segala hal uneg-uneg, keluhan, masukan dan segala macamnya terhadap program yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dari sini terlihat secara nyata bagaimana respon masyarakat terhadap suatu program yang dilaksanakan.
Begitu pula perubahan perilaku riil masyarakat merupakan wujud respon yang secara nyata ditampilkan oleh masyarakat. Sejauh mana perubahan perilaku yang ditampilkan adalah wujud dari penerimaan, respon atau tanggapan masyarakat terhdap program komunikasi yang dilancarkan. Semakin positif atau dekat perubahan perilaku ke arah yang diharapkan oleh program kampanye humas menunjukkan semakin positif respon masyarakat yang hal itu menunjukkan berhasilnya program kampanye humas pada masyarakat. slah stu contoh kasus adalah program kampanye humas yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan tentang penanaman bibit tembakau Prancak-Cangkring kepada para petani, yang dahulunya petani menanam bibit tembakau dari luar Pamekasan seletah dilancarkan kampanye ini banyak petani yang sudah mulai beralih tanam pada bibit jenis ini (Prancak-Cangkring) hal ini menunjukkan keberhasilan program kampanyenya sekaligus wujud respon positif masyarakat terhadap program Dinas Informasi dan Komunikasi.



BAB IV
Proses Public Relations

A.    Kegiatan Public Relation
Public Relations merupakan suatu bentuk kegiatan komunikasi dimana Public Relations lebih menitikberatkan kepada usaha untuk menumbuhkan suasana kerjasama, menciptakan saling pengertian antara public yang berkepentingan dengan perusahaan guna mendapatkan tujuan kedua belah pihak dalam suasana yang sling menguntungkan.
Dalam melaksanakan kegiatan Public Relations tersebut, dikenal tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan yang efektif. Tahapan-tahapan tersebut merupakan pola kegiatan komunikasi atau proses Public Relations. Adapun tahapan-tahapan itu menurut Cutlip dan Centre dalam Rachmadi (2001 : 111) dibagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1.      Penemuan Fakta (Fact Finding)
Tahap ini merupakan tahap dimana kegiatannya lebih difokuskan untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat dalam masyarakat (opini publik) terhadap suatu langkah yang akan diambil, maupun yang sedang dilaksanakan itu dapat menunjang atau justru malah akan menghambat kegiatan organisasi atau perusahaan. Data-data dan fakta dapat diperoleh melalui survei pendapat, baik yang bersifat internal public maupun yang bersifat eksternal publik dengan menggunakan beberapa pendekatan. Dalam fase pencarian dan penemuan data atau fakta ini, maka konsultan Public Relations dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Selalu memperhatikan berbagai kejadian atau perkembangan sosial, politik dan juga ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi organisasi atau perusahaan.
b.      Mengumpulkan berbagai macam data untuk diolah menjadi informasi.
c.       Menganalisis informasi itu agar sesuai dengan keperluan organisasi atau perusahaan.
d.      Selalu siap menyajikan berbagai informasi secukupnya kepada setiap unit organisasi atau perusahaan.
e.       Menyempurnakan segala macam informasi yang dirasa masih kurang lengkap atau memadai.
f.       Melengkapi simpanan data-data dan informasi, antara lain dengan menyelenggarakan dokumentasi dan mengkliping semua informasi dari media massa yang dianggap (press clipping).

2.      Perencanaan (Planning)
Perencanaan atau planning merupakan bagian penting dalam usaha memperoleh opini publik yang menguntungkan. Perencanaan ini merupakan bidang yang cukup penting bagi pihak Public Relations, karena merupakan bagian yang sangat menentukan bagi keberhasilan tujuan organisasi, terutama tujuan Public Relations itu sendiri. Tugas Public Relations yaitu menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan perusahaan.

3.      Komunikasi
Pada tahap komunikasi ini, yaitu merupakan penyampaian informasi secara aktif kepada publik, baik publik internal maupun publik eksternal mengenai apa yang telah disusun dan juga diprogramkan. Pada proses penyampaian informasi Public Relations menggunakan berbagai bentuk, jenis, dan juga teknik komunikasi agar dapat mencapai efek tertentu seperti yang diharapkan.
Berdasarkan hasil fakta dan data yang dikumpulkan (fact finding), dalam tahap ini sejumlah langkah harus dilakukan, yaitu :
a.       Merumuskan target atau tujuan yang harus dicapai ketika mengirim pesan tertentu.
b.      Mengolah data yang diperoleh tentang berbagai faktor sosial politik dan lain sebagainya yang sekiranya diperlukan.
c.       Merumuskan bagaimana pesan itu harus disebarkan.
d.      Menentukan teknik komunikasinya.
e.       Memeriksa kesempurnaan informasi yang diperolehnya pada tahapan awal, yaitu fact finding.
f.       Membandingkan pengalaman-pengalaman pihak lain dan peusahaan itu sendiri. Guna menjadi bahan pemikiran untuk memperoleh langkah terbaik bagi perusahaan.
g.      Mengadakan analisis data atas informasi yang diperoleh serta merumuskannya sesuai dengan program kerja, yaitu sesuai dengan situasi dan tempatnya.

4.      Evaluasi (Evaluations)
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka perusahaan pastinya tertarik untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari tahap komunikasi terhadap publiknya. Untuk mengetahuinya, maka dilakukanlah evaluasi atau evaluations.
Evaluasi sendiri adalah tahap terakhir kegiatan Public Relations dari ketiga kegiatan lain yang sudah disebutkan di atas. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengetahui apakah kegiatan Public Relations benar-benar dilaksanakan menurut rencana hasil penelitian berdasarkan hasil dari penelitian atau tidak. Jadi, tahapan evaluasi sangat penting, karena tanpa adanya penilaian, maka tidak akan diketahui sampai dimana kelancaran kegiatan Public Relations yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relations, adalah sebagai berikut :
1.      Publications
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasu atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas Public Relations adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya.
2.      Event
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini publik. Berikut ini beberapa jenis event :
a.       Calender event
Calender event meliputi kegiatan rutin selalu diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti manyambut hari raya Idul Fitri, hari Natal, Tahun Baru, hari ulang tahun, dan sebagainya.
b.      Special events
Event atau acara ajang yang sifatnya khusus dan dilaksanakan pada momen tertntu di luar acara rutin dari program kerja Public Relations, seperti peluncuran produk baru (product launching), pembukaan kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.
c.       Moment event
Event atau acara yang bersifat momentum atau lebih khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga menghadapi millenium.
3.      News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, buletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang Public Relations harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas.
4.      Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
5.      Inform or image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6.      Lobbying and negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Public Relations. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

7.      Social Responsibility (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggungjawab sosial dalam aktivitas Public Relations menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap msayarakat. Hal ini akan meningkatkan citra hotel di mata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus dilakukan. Bentuknya beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.

B.     Tahapan Dalam Proses Public Relations (Humas)
Public Relations (PR) bukanlah kegiatan yang sembarangan, justru kegiatan ini membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan untuk menguntungkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kehidupan perusahaan akan bergantung pada opini publik. Oleh karena itu, kegiatan PR harus dilakukan untuk membentuk respon positif dari opini publik tersebut.
PR adalah seni dan ilmu dalam menganalisis suatu isu, memprediksi konsekuensi, mengorganisasi permasalahan, dan mengimplementasikan program rencana untuk melayani organisasi dan publik.
Hubungan PR merupakan hubungan dua arah. Di satu sisi, fungsinya adalah untuk menafsirkan sebuah organisasi untuk masyarakat. Sementara di sisi lainnya, kegiatan PR mampu melahirkan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh publik.
Untuk melaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka diperlukan proses. Mengingat, kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut.
Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi PR harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah: 
1.      Research (penelitian)
Seorang praktisi PR harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pe-ngumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi PR harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi PR harus meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses PR tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, danwalking around research.
2.      Planning (perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan pencarian data, praktisi PR melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi PR melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan PR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”
3.      Action and Communication (aksi dan komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi PR. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelak pelaksanaan program sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi organisasional. 
4.      Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi PR adalah ‘krisis’. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?” menjadi acuan dalam tahap ini.




BAB V
HUMAN RELATIONS DAN PR

Human and relation/hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. ada juga pendapat lain yang menerjemahkannya menjadi" hubungan manusia" dan "hubungan antara manusia". hanya saja disini sifat hubungan tidak seperti  orang berkomunikasi biasa, tetapi hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat mendalam. jadi, human relation adalah keseluruhan hubungan atau timbal balik antara manusia baik formal maupun informal yang perlu di ciptakan dan di bina sedemikian rupa dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan. Hubungan relation disebut intern dan public relation disebut ekstern.
A.    PENTINGNYA HUMAN AND PUBLIC RELATION DALAM KOMUNIKASI
Lalu pertanyaan kemudian adalah bagaimana mungkin kepemimpinan berjalan dengan efektif jika seorang pemimpin hanya hadir ketika ada rapat rutin yang dilakukan dalam setiap jangka waktu tertentu, sehingga yang terjadi adalah kepemimpinan yang formalistik. Bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa menjalankan kepemimpinannya yang efektif jika pemimpin jarang berada di tempat dan ketika kembali yang dibawa bukan suatu “oleh-oleh” yang berharga untuk organisasi atau komunitas yang dipimpinannya malahan datang dengan membawa kemarahan karena mendapati “bawahannya” tidak menjalankan tugas dengan baik? Untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan suatu komunikasi yang efektif sehingga antara atasan dan bawahan dapat saling menghargai dan organisasi akan berjalan dengan baik.
Komunikasi, secara langsung akan memberi manfaat kepada tiap individu, di antaranya :
ü  Menghubungkan semua unsure yang melakukan interrelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antar sesame.
ü  Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidang yang dibawahi.
ü  Meningkatkan rasa tanggungjawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi.
ü  Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan pemantapan esprit de corps (semangat korps).
Interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Dan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan kinerja yang terbaik dan menahan karyawan agar tetap berada dalam perusahaan itu.
Secara garis besar, fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.      Fungsi Integratif, yang bertujuan untuk menjaga kesatuan individu-individu serta bagian-bagian dalam organisasi.
2.      Fungsi Interaktif, yang bertujuan untuk menjaga pertukaran informasi, pendapat dan sikap agar individu atau bagian organisasi tersebut dapat mengadakan penyesuaian, baik penyesuaian antara rekan kerja dalam organisasi itu sendiri maupun anatara organisasi dengan lingkungannya. Mengungkapkan tentang membangun hubungan berarti mengungkapkan tentang membangun komunikasi. ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi, salah satunya adalah pemilihan kata. jika saat berkomunikasi kita menggunakan kata yang keliru (kasar), akan membuat orang yang kita ajak berkomunikasi enggan untuk membangun hubungan dengan kita. untuk itu, gunakanlah kata-kata yang bermakna halus. ini bukan hanya berlaku dalam dunia kerja, melainkan seluruh aspek hidup kita.

B.     Perbedaan Public Relations dan Humas
Apakah PR dengan Humas sama atau berbeda? Jika dilihat dari segi bahasa memang kedua hal tersebut sama, hanya berbeda jenis bahasanya saja. Public Relations jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Hubungan Publik yang akhirnya dikenal dan diterima oleh banyak orang sebagai Hubungan Masyarakat.
1.      Public Relations ( PR )
Secara umum PR adalah suatu kegiatan/program yang dijalankan secara berkelanjutan oleh lembaga maupun perorangan untuk mengupayakan terbentuknya suatu hubungan yang baik dengan publik agar tercipta suatu pengertian dan penerimaan publik demi kelancaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh lembaga maupun perorangan yang bersangkutan.
2.      Pengertian PR
Pubic Relation yang biasa disingkat PR jika dilihat dari suku katanya (Public = Publik)dan (Relations = Hubungan) sehingga dapat diartikan sebagai hubungan antar publik atau hubungan publik. Sedangkan definisi PR menurut para pakar komunikasi, antara lain:
a.       PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan aturan seseorang atau lembaga demi kepentingan publik dan melaksanakan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan publik (Betrand R. Canfield, 1964:4).
b.      PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari konsumen, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan(J.C. Seidel).
c.       PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu lembaga atau badan (Howard Bonham).

C.    Fungsi PR
Menurut Maria (2002, 31), “PR merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam lembaga tersebut, dan harus memberi identitas lembaganya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap lembaga tersebut”.
Berikut beberapa fungsi PR sekedar memberikan gambaran tentang fungsi PR yaitu:
ü  Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
ü  Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
ü  Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan lembaga atau perusahaan. Sangat penting bagaimana lembagamemiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
ü  Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.

Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi Public Relations, yakni:
1.      Mengabdi kepada kepentingan umum.
2.      Memelihara komunikasi yang baik.
3.      Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.

Perimbangan dapat dilaksa-nakan dengan pemanfaatkan dari alat public relations yaitu:
1.      Berita Press Realise
2.      Pidato
3.      Event
4.      Tulisan/tajuk/ulasan/editorial
5.      Audio/visual/slide presentasi
6.      Corporate identity
7.      Pelayanan Informasi, telepon, dll



D.    Hubungan Masyarakat (Humas)
Hubungan masyarakat (Humas) diartikan sebagai salah satu kegiatan dari PR yang menangani hubungan antara lembaga dengan masyarakat. Humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. kadang terkesan sebagai suatu upaya untuk menjawab keresahan atas suatu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat dan berhubungan dengan lembaga yang bersangkutan. Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

E.     Fungsi humas
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Memberikan penerangan kepada publik,
2.      Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku public
3.      Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis. Produk-produk tertulis humas Diantaranya adalah:
1.      Siaran pers yaitu informasi yang mengandung nilai berita dan disampaikan oleh publik melalui media massa.
2.      Latar belakang (Backgrounder)
3.      Media internal
4.      Laporan tahunan
5.      Advetorial
6.      Profil perusahaan
7.      Lembaran berita (Newsletter)
8.      Prospektus
9.      Penulisan komentar pembaca
10.  Penulisah naskah pidato
11.  Iklan layanan masyarakat

Penjelasan tentang Perbedaan dan Persamaan PR dengan Humas : Humas mempunyai ruang lingkup yang terbatas, sedangkan PR ruang lingkupnya luas, dalam sebuah kantor peran humas hanya sebagai pembantu dan tidak mempunyai ruang khusus untuk berkembang, tugasnya hanya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, dalam struktur perkantoran dia tidak mempunyai ruang kusus. Sedangkan PR sangat berperan aktif baik urusan interen maupun urusan eksteren yakni untuk membanu relasi dengan masyarakat luas.jadi dia mempunyai raung gerak yang luas. Antara humas dan PR ada kesamaan yakni sama – sama membangun komunikasi dua arah antara masyarakat.
Perbedaan PR dengan Humas :
ü  PR :
Bagi pribadi setiap orang yakni: untuk membangun citra dari orang tersebut, sehingga dia bisa mengenal siapa dirinya sebenarnya dan bagaiman kedudukanya, maka dengan itupun dia bsa menjalin relasi dengan sesama dan menciptakan sebuah wadah saling kepercayaan.
Bagi sebuah organisasi yakni: untuk membangun citra perusahaan itu sendiri, dan tentunya pencitraan sebuah organisasi itu terletak pada diri setiap anggotanya, sehingga ketika setiap orang mampu menjaga citranya masing- masing maka antara anggota dalam sebuah organisasi itu bisa saling kerja sama, saling percaya, saling memberi harapan, dan saling simpati dengan sesame, ketika semuanya aktif maka perjalanan sebuah organisasi tu berjalan lancer.
ü  Humas :
1.      Komunikator
Humas adalah orang yang menjadi komunikator secara langsung maupun tidak langsung. Bisa melalui media cetak, elektronik. Bisa juga dalam bentuk lisan ataupun dalam bentuk tulisan dalam berbagai media publikasi.
Dalam hal ini, tugasnyalah menyampaikan apa yang menjadi kebijakanperusahaan. Menjadi penyampai informasi kepada khalayak yang membutuhkan informasi mengenai perusahan tersebut.
2.      Pembina Relasi
Relasi yang dimaksud adalah hubungan perusahaan dengan khalayak ataupun hubungan perusahaan dengan karyawan secara internal. Tujuannya agar hubungan baik yang tetap terjaga sehingga dapat menciptakan pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama, serta toleransi antara pihak-pihak yang dituju. Baik antara perusahaan dengan khalayak maupun pihak perusahaan dengan karyawan.
3.      Back Up Management
Humas berperan sebagai penunjang atau pendukung keberhasilan management secara keseluruhan. Kegiatan yang dimaksud, seperti promosi, pemasaran, operasional perusahaan, sumber daya manusia, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk tercapainya tujuan perusahaan.
4.      Pembuat Pencitraan yang Baik
Membuat pencitraan (image) yang baik adalah tanggung jawab humas. Citra yang dimaksud adalah citra yang positif. Bisa berupa prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tugas utama dalam melaksanakanmanajemen kehumasan untuk membangun citra baik perusahaan yang diwakilinya.






BAB VI
Hubungan Pr Dengan Pihak Intern

A.    Definisi Internal Public Relations
Kegiatan internal Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk internal publik organisasi / perusahaan. Publik internal adalah semua elemen yang mempengaruhi secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya. Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan internal dan kepentingan umum dari organisasi / perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan itu akan menciptakan iklim kerja yang baik. Dengan demikian operasi perusahaan akan berjalan dengan lancer.
1.      Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh Petugas Hubungan Masyarakat, yaitu :
a.       Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Sebuah PR harus dapat berkomunikasi dengan semua tingkatan karyawan baik secara formal maupun informal untuk menentukan kritik dan saran yang dapat dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan dalam organisasi / perusahaan mereka.
Sebuah PR harus mampu menjembatani komunikasi antara manajemen dan karyawan. Karena program memegang hubungan karyawan diharapkan akan mengarah pada hasil positif yang karyawan merasa dihargai dan dirawat oleh perusahaan. Sehingga tercipta rasa memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai performa maksimal.
b.      Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Sebuah PR juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan pemegang saham, dan mampu berkomunikasi apa yang terjadi dalam organisasi / perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan.
B.     Internal Public Relations
Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti  karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya.
Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers, yaitu:
a.      Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
b.       Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)
Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan.
Contoh public internal PR dalam suatu perusahaan :
ü  Pimpinan:  Memegang kendali agar perusahaan tetap kokoh
ü  Pemegam saham:  Membantu pimpinan dalam mengendalikan perusahaan
ü  Karyawan:  Secara tidak langsung dan langsung ikut serta mengendalikan perusahaan
ü  Peraalatan perusahaan:  Kalau tidak ada peralatan,perusahaan tdiak dapat memproduksi produk
ü  Produk: Merupakan bagian internal terpenting dalam suatu perusahaan.
ü  Gaji:  Kalau gaji layak maka karyawan akan semakin giat untuk memproduksi produk.

Hubungan yang dijalin oleh humas yang menyangkut hubungan antara stakeholder dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham. hubungan yang dijalin ini ditujukan untuk menciptakan sebuah kenyamanan kerja yang kondusif. menjalin kedekatan dapat membangun sebuah keakraban antara stakeholder dengan stakeholder maupun stakeholder dengan pemilik perusahaan. hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kekompakan dan menjalin kerjasama di lingkungan perusahaan. Lingkungan kerja yang nyaman dan kompak akan membuat suasana kerja menjadi menyenangkan dan semangat. dengan adanya kekompakan dalam tim, dapat mempengaruhi hasil kerja dan kemajuan sebuah perusahaan dan memunculkan ide-ide baru yang segar



BAB VII
HUBUNGAN PR DENGAN PIHAK EKSTERN

A.    Definisi Eksternal Public Relations
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan kebutuhan mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan khalayak pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Salah satunya adalah dalam komunikasi dengan publik eksternal dalam informatif dan persuasif. Informasi yang disajikan harus adil, menyeluruh dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga rasa yang dihasilkan dari bunga.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan humas eksternal mencakup bagaimana untuk memperluas pasar untuk produksi, memperkenalkan produk kepada masyarakat, penghargaan dan penerimaan publik dan masyarakat, menjaga hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan publik opini terhadap perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pers dan pemimpin opini, menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemasok terkait dengan operasi perusahaan dan mencapai rasa simpati dan kepercayaan dari publik di masyarakat.
Publik Ekasternal adalah public yang berada di luar organisasi/ instansi/ perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik. Sama juga halnya dengan public internal maka public eksternal juga menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian maka yang menjadi public kesternal suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya.
1.      Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Perusahaan
a.       Publik Eksternal suatu Perusahaan
ü  Publik Pers (Press Public)
ü  Publik Pemerintahan (Government Public)
ü  Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
ü  Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
ü  Publik Pelanggan (Costumer Public)
ü  Publik Konsumen (Consumer Public)
ü  Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
ü  Publik Umum (General Public)
b.      Hubungan Eksternal suatu Perusahaan
Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public eksternal. Sifat hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations). Beberapa bentuk hubungan internal dalam perusahaan :
ü  Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
ü  Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
ü  Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
ü  Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
ü  Costumer Relations (Hubungan dengan para pelanggan)
ü  Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
ü  Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
ü  General Relations (Hubungan dengan Umum)

2.      PRESS RELATIONS (Hubungan Dengan Pihak Pers)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan pihak pers.Arti harpiah daripad press adalah percetakan, namun pada perkembangan selanjutnya istilah pers dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang berkecimpung dalam hal pemberitaan, jadi tidak saja surat kabar, tapi juga meliputi berbagai media seperti TV, Radio, dsb. Prinsipnya Press Relations adalah membina hubungan baik dengan orang-orang pers. Disamping membina, seorang PRO juga harus mengatur dan mengembangkan hubungan baik dengan pers dsb. PR harus mempunyai hubungan yang baik dengan pers, sebab mereka mempunyai peranan penting dalam kemajuan dan perkembangan perusahaan/instansi yang menyangkut pemberitaan baik negative maupun positif. Jadi pers merupakan kunci kesuksesan dari kegiatan public relations suatu perusahaan.


Bentuk Hubungan Pers :
1.      Press Release
2.      Press Conference
3.      Press Room
4.      Press Tour
5.      Press Reception

3.      GOVERNMENT RELATIONS (Hubungan dengan pihak pemerintah)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah atau dengan jawatan-jawatan resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Bentuk hubungan Government Relations, antara lain :
1.      Memberikan ucapan selamat hari jadi pemerintah, pemerintah daerah atau kota.
2.      Pengiriman agenda bagi instansi-instansi pemerintah terkait.
3.      Mengadakan kegiatan kesenian, olah raga, mensponsori kegiatan baik dalam         konteks nasional maupun internasional dalam rangka mengharumkan nama bangsa.
4.      Mengundang pejabat pemerintah untuk meresmikan suatu acara perusahaan.
5.      Melakukan kegiatan lobby secara baik dengan pihak pemerintah untuk                memperlancar suatu kegiatan perusahaan.

4.      COMMUNITY RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
Public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Yang dimaksud dengan community disini adalah masyarakat sekitar/masyarakat setempat/tetangga.
Kegiatan community relations yang harus dilaksanakan, misalnya :
1.       Memberikan beasiswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat sekeliling perusahaan.
2.       Mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalakan pendidikan.
3.       Mendirikan asrama-asrama bagi mereka yang memerlukan
4.       Mendirikan tempat ibadah.
5.       Mengadakan pembagian makanan, dll.

5.      SUPPLIER RELATIONS (Hubungan dengan pemasok)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan para investor agar segala kebutuhan organisasi/perusahaan/instansi dapat diterima dengan baik.

6.      CONSUMER RELATIONS (Hubungan dengan pelanggan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik dengan para konsumen agar produk yang kita buat dapat diterima dengan baik oleh para konsumen. Salah satu kegiatan mengadakan hubungan baik dengan consumer sama dengan costumer yaitu dengan pelayanan melalui iklan, karena disamping mempromosikan hasil produksi perusahaan yang tentunya memberikan keuntungan di pihak perusahaan juga ada keuntungannya bagi pihak consumer yaitu bagi pihak consumer merupakan input tentang bagaimana barang tersebut digunakan dan apa keuntungannya jika consumer menggunakan barang tersebut.
Kegiatan Costumer Relations diantaranya adalah :
1.      Memberikan ucapan selamat hari raya kepada pelanggannya.
2.      Memberikan ucapan selamat tahun baru untuk nasabah.
3.      Pemberian kalender
4.      Pemberian buku telepon
5.      Melakukan publisitas
6.      Memberikan informasi kegiatan periklanan
7.      Memberikan potongan harga, dll

7.      EDUCATIONAL RELATIONS (Hubungan dengan bidang pendidikan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan lembaga-lembaga pendidikan. Misalnya:
1.      Memberikan sumbangan dana untuk pendidikan
2.      Memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah
3.      Memberikan beasiswa
4.      Menjadi bapak asuh bagi siswa berprestasi, dsb.
8.      GENERAL RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat umum)
Mengatur dan membina hubungan baik dengan public umum sehingga produk/jasa dari perusahaan kita dapat menjadi perhatiannya dan selanjutnya public umum ini dapat menjadi konsumen/pelanggan kita.

F.     Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Lembaga Pendidikan
a.       Publik Eksternal suatu Lembaga Pendidikan
1.      Publik Pers (Press Public)
2.      Publik Pemerintahan (Government Public)
3.      Publik Umum (General Public)
4.      Publik Alumni (Alumni Public)
5.      Public Pemberi Dana Pendidikan (Donor Public)
6.      Publik Bidang Pendidikan (Educational Public), dsb.
b.      Hubungan Eksternal Lembaga Pendidikan
1.      Hubungan Pers (Press Relations)
2.      Hubungan Pemerintahan (Government Relations)
3.      Hubungan Umum (General Relations)
4.      Hubungan Alumni (Alumni Public)
5.      Hubungan Pemberi Dana Pendidikan (Donor Relations)
6.      Hubungan Bidang Pendidikan (Educational Relations), dsb.

ü  Tindakan yang akan dilakukan humas eksternal seperti :
-          Menganalisis dan menilai sikap dan opini publik menanggapi kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam memobilisasi karyawan dan menerapkan metode
-          Memegang koreksi dan saran kepada perusahaan terkemuka, terutama yang menerima pengawasan publik atau kritik.
-          Mempersiapkan bahan penerangan dan penjelasan yang adil dan obyektif bahwa publik masih memperoleh kejelasan tentang semua kegiatan dan perkembangan perusahaan.
-          Membantu pimpinan dalam hal menciptakan atau memperbaiki formasi menuju staf yang efektif.
-          Melakukan investigasi atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan selera publik untuk barang yang diproduksi oleh perusahaan.
Kegiatan Eksternal Public Relations dimaksudkan untuk publik eksternal organisasi / perusahaan, yaitu semua elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak terkait langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat di sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing dan lain-lain.
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan melakukan hal itu akan menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi / perusahaan dengan publik eksternal, sehingga menghasilkan citra yang baik dari perusahaan di mata publik.

ü  Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh Humas Officer, yaitu :
-          Hubungan dengan komunitas (community relations)
Hubungan dengan masyarakat merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih kepada perusahaan masyarakat. Dengan begitu menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dari mereka, tetapi berhati-hati dan ingin berbagi apa yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang dimiliki bersama-sama. Hubungan dengan komunitas ini sering diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.
-          Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan dan kepercayaan dari produk dan perusahaan itu sendiri. Menurut Seitel (2001: 455) tujuan hubungan pelanggan, antara lain :
a.       Mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
b.      Menarik pelanggan baru.
c.       Pemasaran / pengenalan produk atau jasa baru.
d.      Memfasilitasi penanganan pelanggan keluhan.
e.       Mengurangi biaya, hubungan pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk tur pabrik, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, dan acara khusus.
ü  Hubungan dengan media massa dan pers
Hubungan dengan media dan pers adalah sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas kegiatan untuk program kerja halus atau aktivitas public relations komunikasi dengan masyarakat.
Dengan hubungan yang baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalkan negatif berita-pelaporan atau salah tentang perusahaan di media massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak informal.
Formulir kontak hubungan melalui antara lain resmi konferensi pers, press tour (press tour), pers (press briefing), dan tekan penerimaan. Sedangkan bentuk hubungan melalui kontak informal antara lain, siaran pers, wawancara pers dan konferensi pers (press gathering).
ü  Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Sebuah hubungan yang baik dengan pemerintah untuk memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan kebijakan yang akan diambil oleh kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut direalisasikan sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.





BAB VIII
Kode Etik Humas: Etika Profesi Public Relations

-          Code of conduct –etika perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi, klien dan majikan,media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
-          Code of profession – etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
-          Code of publication – etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
-          Code of enterprise —menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti hukum perizinan dan usaha, hak cipta, merk, dll.
Berikut ini kode etik humas versi Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Kode Etik Kehumasan Pemerintah, dan International Public Relation Association (IPRA).
A.    KODE ETIK PROFESI PUBLIC RELATIONS [Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia]
-          PASAL 1
Norma norma Perilaku Profesional
Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik yang mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota media komunikasi serta masyarakat luas.
-          PASAL 2
Penyebarluasan Informasi
Seorang anggota tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung jawab, informasi yang paIsu atau yang menyesatkan, dan sebaliknya justru akan berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia berkewajiban untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi.
-          PASAL 3
Media Komunikasi
Seorang anggota tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan integritas media komunikasi.
-          PASAL 4
Kepentingan yang Tersembunyi
Seorang anggota tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apa pun yang secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan, dengan cara seolah olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu, padahal sebaliknya justru ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi. Seorang anggota berkewajiban untuk menjaga agar kepentingan sejati organisasi yang menjadi mitra kerjanya benar-benar terlaksana secara baik.
-          PASAL 5
Informasi Rahasia
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang berwenang) tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan kepadanya, atau yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan, atau yang bersifat rahasia, dari kliennya, baik di masa Ialu, kini atau di masa depan, demi untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain tanpa persetujuan jelas dari yang bersangkutan.
-          PASAL 6
Pertentangan Kepentingan
Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan kepentingan yang saling bertentangan atau yang saling bersaing, tanpa persetujuan jelas dari pihak-pihak yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu mengemukakan fakta fakta yang terkait.
-          PASAL 7
Sumber sumber Pembayaran
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan jelas dari kliennya.
-          PASAL8
Memberitahukan Kepentingan Kuangan
Seorang anggota, yang mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu organisasi, tidak akan menyarankan klien atau majikannya untuk memakai organisasi tersebut atau pun memanfaatkan jasa jasa organisasi tersebut, tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepentingan keuangan pribadinya yang terdapat dalam organisasi tersebut.
-          PASAL 9
Pembayaran Berdasarkan Hasil Kerja
Seorang anggota tidak akan mengadakan negosiasi atau menyetujui persyaratan dengan calon majikan atau calon klien, berdasarkan pembayaran yang tergantung pada hasil pekerjaan PR tertentu di masa depan.
-          PASAL 10
Menumpang tindih Pekerjaan Anggota Lain
Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau kegiatan baru dengan cara mendekati langsung atau secara pribadi, calon majikan atau calon langganan yang potensial, akan mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk mengetahui apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh anggota lain. Apabila demikian, maka menjadi kewajibannya untuk memberitahukan anggota tersebut mengenai usaha dan pendekatan yang akan dilakukannya terhadap klien tersebut. (Sebagian atau seluruh pasal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menghalangi anggota mengiklankan jasa jasanya secara umum).
-          PASAL 11
Imbalan kepada Karyawan Kantor kantor Umum
Seorang anggota tidak akan menawarkan atau memberikan imbalan apa pun, dengan tujuan untuk memajukan kepentingan pribadinya (atau kepentingan klien), kepada orang yang menduduki suatu jabatan umum, apabila hal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat luas.
-          PASAL 12
Mengkaryakan Anggota Parlemen
Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota Parlemen, baik sebagai konsultan ataupun pelaksana, akan memberitahukan kepada Ketua Asosiasi tentang hal tersebut maupun tentang jenis pekerjaan yang bersangkutan. Ketua Asosiasi akan mencatat hal tersebut dalam suatu buku catatan yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Seorang anggota Asosiasi yang kebetulan juga menjadi anggota Parlemen, wajib memberitahukan atau memberi peluang agar terungkap, kepada Ketua, semua keterangan apa pun mengenai dirinya.
-          PASAL 13
Mencemarkan Anggota anggota Lain
Seorang anggota tidak akan dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau praktek profesional anggota lain.
-          PASAL 14
Instruksi/Perintah Pihak pihak Lain
Seorang anggota yang secara sadar mengakibatkan atau memperbolehkan orang atau organisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan kode etik ini, atau turut secara pribadi ambil bagian dalam kegiatan semacam itu, akan dianggap telah melanggar Kode ini.
-          PASAL 15
Nama Baik Profesi
Seorang anggota tidak akan berperilaku sedemikian rupa sehingga merugikan nama baik Asosiasi, atau profesi Public Relations.
-          PASAL 16
Seorang anggota wajib menjunjung tinggi Kode Etik ini, dan wajib bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi Kode Etik, serta dalam melaksanakan keputusan keputusan tentang hal apa pun yang timbul sebagai akibat dari diterapkannya keputusan tersebut. Apabila seorang anggota, mempunyai alasan untuk berprasangka bahwa seorang anggota lain terlibat dalam kegiatan kegiatan yang dapat merusak Kode Etik ini, maka ia berkewajiban untuk memberitahukan hal tersebut kepada Asosiasi. Semua anggota wajib mendukung Asosiasi dalam menerapkan dan melaksanakan Kode Etik ini, dan Asosiasi wajib mendukung setiap anggota yang menerapkan dan melaksakan Kode Etik ini.
-          PASAL 17
Profesi Lain
Dalam bertindak untuk seorang klien atau majikan yang tergabung dalam suatu profesi, seorang anggota akan menghargai Kode Etik dari profesi tersebut dan secara sadar tidak akan turut dalam kegiatan apa pun yang dapat mencemarkan Kode Etik tersebut.

B.     KODE ETIK PROFESI [PERHUMAS INDONESIA]
Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan nasional; Diilhami oleh Piagam PBB sebagai landasan tata kehidupan internasional; Dilandasi oleh Deklarasi Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dipedomi oleh cita-cita, keinginan dan tekad untuk mengamalkan sikap dan perilaku kehumasan secara professional; kami para anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS INDONESIA sepakat untuk mematuhi Kode Etik Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat bukti-bukti diantara kami dalam menjalankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka hal itu sudah tentu mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap pelanggarnya.
-          Pasal 1
KOMITMEN PRIBADI
Anggota PERHUMAS harus :
a.       Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam menjalankan profesi kehumasan
b.      Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan kepentingan Indonesia
c.       Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia yang serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa
-          Pasal II
PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
a.       Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan
b.      Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersaing tanpa persetujuan semua pihak yang terkait
c.       Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan, maupun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan
d.      Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
e.       Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima pembayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau atasannya yang telah memperoleh kejelasan lengkap
f.       Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembayaran atau imbalan jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, atau tidak akan menyetujui perjanjian apapun yang mengarah kepada hal yang serupa
-          Pasal III
PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
a.       Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat serta harga diri anggota masyarakat
b.      Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun jalur komunikasi massa
c.       Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan sehingga dapat menodai profesi kehumasan
d.      Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia
-          Pasal IV
PERILAKU TERHADAP SEJAWAT
a.       Praktisi Kehumasan Indonesia harus:
b.      Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professional sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk melanggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib disampaikan kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA
c.       Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan kedudukan sejawatnya
d.      Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini. *
C.    KODE ETIK KEHUMASAN PEMERINTAH 
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah adalah setiap pejabat yang mempunyai tugas dan fungsi kehumasan di instansi pemerintah, departemen, lembaga-lembaga negara serta unit-unit usaha lainnya seperti BUMN/BUMD baik di pusat maupun di daerah.
Keberadaannya sebagai pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah adalah untuk lebih meningkatkan dan membina citra pemerintah atau organisasi/instansi yang diwakilinya dalam meningkatkan kualitas kerja dan profesionalisme serta mempertinggi daya dan hasil guna yang maksimal dalam rangka operasional kehumasan yang terpadu.
Setiap pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah untuk bersikap, berperilaku serta berkepribadian Pancasila dan mengkomunikasikannya secara komunikatif dan profesional dalam rangka menunjang pelaksanaan kebijakan Pemerintah.
Kode etik bagi pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah juga dimaksudkan sebagai perwujudan dan jati diri dari profesi kehumasan pemerintah yang terbuka dan komunikatif, sebagai bagian integral dari fungsinya sebagai abdi pemerintah dan masyarakat.
1.      Hubungan Kerja
a.      Kewajiban
*      Ke Dalam Organisasi
-          Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah harus loyal kepada instansinya, memiliki kinerja berkomunikasi dan integritas moral secara efektif, baik dalam jalur formal maupun informal dengan para pegawai instansi tempat pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah.
-          Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah sebagai aparat pemerintah di bidang kehumasan di samping berfungsi untuk membantu memaksimalkan upaya organisasi instansi yang diwakilinya dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra organisasi yang baik, juga berkewajiban menyebarluaskan kebijakan Pemerintah dan membina hubungan antara Pemerintah dengan masyarakat agar dapat berjalan secara lancar dan harmonis.
*      Ke Luar Organisasi
-          Dengan sesama aparat Humas:
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dan menciptakan komunikasi yang efektif serta harmonis dengan setiap aparat humas, antara lain dengan cara:
a.       Menyajikan informasi yang lengkap, akurat dan komprehensif dan terpadu
b.      Tukar menukar informasi sehingga setiap pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dapat mengetahui suatu kebijakan dari tangan pertama.
c.       Aktif berpartisipasi dalam forum komunikasi dan forum kehumasan serta kegiatan lainnya.
d.      Menyebarluaskan informasi, kepada masyarakat umum melalui media yang tersedia.
-          Dengan Media Massa
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menjalin kerjasama dan menciptakan iklim kerja yang harmonis dengan media massa sebagai salah satu mitra kerjanya, dengan menyediakan dan memberikan pelayanan yang jujur dan terbuka guna memperlancar tugas dan fungsi media massa sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada pada instansi tempat kerjanya.
-          Dengan Rekan Seprofesi
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menunjunjung tinggi profesi kehumasan dan berupaya terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi kerja baik secara perorangan maupun kelompok serta bertekad memajukan profesi kehumasan di Indonesia.


-          Dengan Masyarakat Umum
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib mewujudkan citra yang baik dan positif dari pemerintah atau instansinya dengan menampilkan seikap, perilaku dan kepribadian yang diterima oleh masyarakat.
b.      Larangan
1.      Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dilarang memberikan informasi yang bersifat rahasia
2.      Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apapun yang secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan dengan cara seolah-olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu padahal sebaliknya justru ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi
3.      Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan mewakili kepentingan-kepentingan yang saling bersaing antar Kehumasan Pemerintah tanpa persetujuan yang jelas dari pihak-pihak yang bersangkutan dengan  terlebih dahulu mengemukakan fakta-fakta yang terkait.
4.      Dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan menerima pembayaran baik tunai ataupun dalam bentuk memajukan kepentingan pribadinyasehubungan dengan jasa-jasa tersebut.
5.      Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah, tidak dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau praktek kehumasan, instansi atau organisasi lain.
6.      Tanggung Jawab Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dalam batas kewenangannya mempunyai tanggung jawab untuk menyajikan informasi berdasarkan data dan fakta yang telah diolah untuk disebarluaskan kepada masyarakat.


2.      Hak Jawab dan Hak Koreksi
Apabila ada informasi yang tidak benar atau menyesatkan, setiap Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dapat memanfaatkan hak jawab dan hak koreksi guna meralat dan meluruskan informasi tersebut, sebagaimana diatur dalam undang-undang.

3.      KODE ETIKA PR [International Public Relation Association]
a.       Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada konstitusi dan kode IPRA
b.      Perilaku kepada klien dan karyawan :
-          Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan
-          Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan
-          Menjaga kepercayaan klien dan karyawan
-          Tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain
-          Tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain
-          Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
c.       Perilaku terhadap publik dan media :
-          Memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang
-          Tidak merusak integritas media komunikasi
-          Tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan
-          Memberikan gambar yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani
-          Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani kepentingan pribadi yang terbuka.
d.      Perilaku terhadap teman sejawat :
-          Tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain
-          Tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya
-          Bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi dan melaksanakan kode etik ini.
BAB IX
PROGRAM PR

Menurut Dominick (2000),strategic plans involve long range,general  goals that the organization wishes to achieve (rencana strategis mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum yang ingin dicapai perusahaan). Rencana strategis disusun oleh management puncak. Sedangkan rencana taktis berrsifat lebih spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh masing-masing organisasi yang ada pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah ditetapkan.
Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dan dapat dikatakan menjadi hal yang fundamental dalam pekerjaan humas yang dijalankan oleh para praktisi PR. Kampanye humas mencakup hal-hal seperti menetapkan tujuan yang hendak dicapai,mempertimbangkan alternatif-alternatif yang nantinya akan tersedia sebagai jalan kedua dalam menjalankan suatu proses,menilai dan memperhitungkan suatu resiko yang akan diterima dan manfaat dari masing-masing alternatif yang dipilih,memutuskan suatu keputusan sebagai suatu arah tindakan,menetapkan besarnya anggaran,serta mendapatkan persetujuan dan dukungan yang dibutuhkan dari pihak manajemen perusahaan.
Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi humas dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya,baik untuk program jangka panjang maupun jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana,praktisi humas hanya berkerja berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah,mudah tergoda terhadap hal-hal yang baru.Hal tersebut membuat praktisi humas sulit memantau sejauh mana hasil yang sudah dicapai.
1.      Empat alasan perencanaan program Public Relations
Perencanaan program public relations adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi pada suatu proses awal dalam pembentukan suatu image positif bagi suatu organisasi. Hal ini dikarenakan dalam membentuk suatu image positif  itu harus dimulai dengan adanya suatu program yang sudah terencana dengan baik dan matang. Maka dari itu setiap program yang akan dijalankan harus memiliki suatu perencanaan pogram.Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya perencanaan Public Relations. Keempat alasan tersebut meliputi:
a)      Untuk menetapkan target-target operasi Public Relations yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
b)      Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
c)      Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program  Public Relations yang telah diprioritaskan itu.
d)     Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi,dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor,mesin cetak,kamera,kendaraan,dan sebagainya,serta anggaran dana yang tersedia.

Tanpa adanya suatu program kerja yang terencana dengan baik,seorang praktisi Public Relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga seorang praktisi Public Relations mudah kehilangan arah dalam kinerjanya. Hal ini akan berdampak pada praktisi Public Relations akan terbawa pada hal-hal baru,sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya,seorang praktisi Public Relations akan sulit memantau kinerjanya dan sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai dan hasil konkret apa saja yang telah dihasilkan.

2.      Enam langkah dalam model perencanaan public relation
Di dalam model perencanaan public relation,terdapat enam langkah yang sudah diterima secara luas dan dijalankan secara berkala oleh para praktisi public relation. Diantara enam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Pengenalan situasi
b.      Penetapan tujuan
c.       Definisi khalayak
d.      Pemilihan media dan teknik-teknik public relation
e.       Perencanaan anggaran
f.       Pengukuran hasil

3.      Perencanaan logis
Ini merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian tujuan. Tentu saja, keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keahlian dan definisi proses pelaksanaannya. Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan program public relation, kita perlu mengetahuki titik awalnya. Misalnya kita harus mengethui secara pasti seperti apa citra organisasi dimata khalayaknya. Untuk memahami situasinya, kita memerlukan data informasi atau data intelijen. Keberadaan audit suatu komunikasi, suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun ekaternal yang dihadapi organisasi adalah penting.

4.      Proses transfer public relation  
Permusuhan
Prasangka
Apati
Acuh tak Acuh
Simpati
Penerima
Minat
Pengetahuan

Situasi negatif                                                        situasi positif

Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah empat sikap negatif menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan pemahaman yang baik. Tujuan paling mendasar kegiatan PR adalah penciptaan pemahaman. Kadangkala pemahaman ini dapat menjadi sesuatu yang disukai atau malah dibenci orang. PR tidak sekedar hanya merupakan suatu usaha untuk membuat oang lain berfikir bahwa tingginya tingkat kehebatan seorang praktisi PR bagi suatu organisasi. Namun, hal tersebut merupakan tujuan lanjutan, karena tidak mungkin menciptakan toleransi tanpa adanya suatu pengertian yang positif.

5.      Kompromi yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer  PR dari sikap negatif menjadi sikap positif, membentuk suatu stigma positif  bagi para khalayak maka setiap praktisi PR harus selalu bersikap realistis dan tidak sampai terjebak dalam sikap optimisme yang cenderung berlebihan. Ada baiknya jika seorang praktisi PR menetapkan suatu target yang wajar, misalnya saja menaikkan tingkatan persentase khalayak yang akan bersedia memahami. Angka ini  mungkin saja akan meningkat dengan adanya suatu kegiatan kampanye PR yang sukses dilancarkan dan dijalankan selama beberapa tahun.

6.      Penyelidikan kasus
Hal ini dimanfaatkan untuk dapat memahami situasi yang ada dan teraktual untuk mengetahui bagaimana keadaan diluar yang sedang berkembang. Maka dari itu,seorang praktisi PR perlu untuk mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan tentang suatu rumor yang berkembang yang selanjutnya dapat digunakan dan menjadi langkah awal dalam pengumpulan pendapat. Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi dan statistic. Tetapi kalau tidak ada informasi pendukung yang dapat diandalkan, maka kita harus mengadakan penelitian secara khusus dan mendalam.

7.      Pengumpulan pendapat
Pengumpulan pendapat merupakan suatu proses awal dalam memantau opini public agar seorang praktisi PR mengetahui rumor apa yang sedang berkembang. Hal ini juga merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para praktisi public relation untuk pengumpulan pendapat atau opini sebagai studi sikap dimana seseorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban-jawaban merek dikelompokan menurut kategori tertentu. Sampel itu sendiri bisa dibentuk atas dasar jenis kelamin, status perkawinan, kelompok umur, strata status sosial ekonomi.
Pada proses pelaksanaan program pulic relation yang selanjutnya, perlu diberlakukan beberapa penelitian atau survei lanjutan dengan selang waktu sekitar enam bulan untuk mencatat berbagi perubahan  yang terjadi ats pendapat, sikap, atau tingkat pemahaman orang-oramg yang menjadi khalayak kita. Titik berat public relation itu terletak pada upaya mempengaruhi perubahan-perubahan, bukan untuk langsung memaksakan atau merekayasa suatu citra yang dianggap menguntungkan bagi organisasinya. Justru hal tersebut dapat menjadi boomerang tersendiri bagi perusahaan terkait.

8.      Pemecahan masalah
Setelah seorang praktisi PR mampu mengenali situasinya dengan baik, maka seorang praktisi PR akan dapat mengenali masalah-masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya masalah tersebut. Melalui kegiatan PR,suatu organisasi atau perusahaan dapat mengetahui dengan baik permasalahannya yang menjadi kendala dan mengetahui jalan keluarnya. Seorang praktisi PR harus mampu meluruskan berbagai permasalahan tersebut,karena seorang praktisi PR merupakan ujung tombak bagi perusahaan. Selain pemecahan masalah,seorang praktisi PR yang baik juga harus mampu menciptakan suatu pemahaman positif  yang sesuai dengan keadaan sebenarnya kepada para khalayak sebagai pembentukan suatu brand image positif. Di lain pihak, PR yang buruk adalah PR yang mencoba memberikan suatu gambaran yang tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya kepada khalayak. Keberadaan sikap negatif ini, sifatnya atau alasan keberadaannya mungkin tidak diperkirakan terjadi dalam organisasi oleh para khalayak.

9.      Metode-metode pengenalan situasi
Pengenalan situasi ini merupakan langkah yang penting dalam menjalankan sebuah proses didalam mengumpulkan berbagai opini publik dari berbagai sumber terkait dan mengetahui keadaan sekitar tentang opini dan berita apa yang sedang berkembang dan bagaimana keadaan dari tingkat persaingan antar organisasi. Pengenalan situasi juga berpengaruh untuk menentukan suatu kebijakan tertentu untuk kedepannya dan langkah apa saja yang akan diambil,sehingga dapat dikatakan langkah ini dilakukan suatu proses awal dalam pembentukan suatu perencanaan.
Cara untuk mengenali situasi sebenarnya lebih dari sekedar pengumpulan pendapat. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain:
a.       Survei-survei yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap masyarakat, atau citra organisasi dimata khalayaknya.
b.      Pemantauan beita-berita di media massa
c.       Tinjauan terhadap kecenderungan angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung didalam laporan-laporan tahunan.
d.      Tinjauan terhadap kondisi-kondisi persaingan pada umumnya dipasar.
e.       Tinjauan terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika organisasi anda adalah sebuah perusahaan yang telah go public), survei terhadap pendapat umum dikalangan para pelaku pasar bursa, penafsiran angka deviden, serta penelaah data neraca keuangan.
f.       Situasi hubungan industrial pada umumnya (antara lain berupa frekuensi pemogokan dan protes terhadap suatu kebijakan dari pihak manajemen yang mencakup berbagai hal seperti angka gaji, fasilitas kerja dan sebagainya).
g.      Keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan atas hasil uji coba produk dipasar.
h.      Diskusi mendalam dengan para petugas penjualan serta para distributor.
i.        Tinjauan secara seksama terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi politis.
j.        Sikap-sikap tokoh-tokoh masyarakat.

10.  Definisi Tujuan
Ruang lingkup tujuan PR itu sendiri ternyata sedemikian luasnya. Namun sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat skala prioritas. Tujuan itu sendiri merupakan suatu cita-cita dari perusahaan yang akan menjadi modal pedoman dalam menentukan program dan menjadi kompas kinerja bahwasanya kearah mana perusahaan ini akan dibawa,tujuan akan menentukan proses program seperti apa yang akan dibangun dan dibentuk serta sekaligus dijalankan oleh seorang praktisi PR untuk hal yang positif.
Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :
a.    Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.    Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c.    Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapat pengauan.
d.   Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar ekspor baru.
e.    Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan go public.
f.     Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,kesangsian, atau alah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
g.    Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memnfaatkan produk-produk perusahaan.
h.    Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mamu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i.      Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take over)
j.      Untuk menciptakan image dan identitas perusahaan yang baru.
k.    Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyeenggaraan suatu acara.
l.      Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan –kegiatan atau produk perusahaan yang positif , agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
m.  Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.

11.  Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas
Setiap tujuan dari berbagai macam organisasi, baik yang komersial maupun yang non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan lebih mudah dijangkau apabila usaha pencapaiannnya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan PR. Sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, khususnya dana, maka tidak semua tujuan tersebut bisa dicapai. Satu solusi yang mungkin adalah menempatkan kegiatan disepanjang tahun atau menyertakan banyak personel perusahaan dalam pengerjaan tugas ini, atau keduanya.

12.  Penetapan khalayak
Sebesar apapun suatu organisasi tidak akan mungkin dapat menjangkau semua orang dari berbagai publik. Bahkan, sebagian dari khalayak itu harus disisihkan jika khalayak yang potensial terlalu luas atau bervariasi walaupun beberapa jenis khalayak masih bisa kita jangkau melalui media-media tertentu seperti koran,surat kabar,radio dan televisi. Disini kita juga  bisa menyaksikan beberapa perbedaan penting dan mendasar antara dunia PR dan dunia periklanan. Khalayak periklanan itu sendiri relatif cenderung agak terbatas dibandingkan PR, misalnya saja kalangan masyarakat tertentu yang paling berpotensi untuk membeli suatu produk tertentu dan targetnya lebih dapat dikotak-kotakkan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Sedangkan khalayak PR itu sendiri relatif lebih luas dan bervariasi dibandingkan dengan khalayak periklanan yang khalayaknya bersifat khusus. Sehingga seorang praktisi PR harus bisa menentukan siapa saja yang akan dijadikan suatu target khalayak yang ingin dituju.

13.  Pemilihan media dan teknik Public Relations
Pemilihan media harus diperhitungkan secara matang agar tingkat efisiensinya baik dan dapat dikatakan efektif. Media yang akan dipilih harus disesuaikan dengan besarnya anggaran yang tersedia dan tidak berlebihan yang nantinya justru akan merugikan perusahaan. Dalam kegiatan PR itu sendiri pemilihan media itu sendiri merupakan babak pertengahan dalam suatu kegiatan proses promosi dan pembentukan image. Beberapa langkah dalam pemilihan media akan berpengaruh besar dan berdampak dominan pada hasil akhir.
Bila kita membandingkan media Public Relations dan media iklan,maka akan muncul hal-hal menarik yang berkaitan dengan kedua bidang tersebut.diantaranya sebagai berikut:
a.         Kampanye periklanan dan kampanye PR sama-sama bisa menggunakan berbagai macam media. Sebagai contoh, iklan bisa saja ditempatkan dimajalah mingguan yang penuh warna atau diselebaran-selebaran biasa. Pengenalan materi pr juga mungkin dilakukan melalui artikel fitur, atau kampanye iklan juga dapat difokskan pada Koran harian nasional yang terkenal. Pada saat yang sama, kampanye Public Relations juga menggunakan Koran sore regional yang tidak memuat iklan perusahaan sehingga cakupannya dapat lebih tersebar.
b.        Praktisi PR berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV dan radio. Sedangkan pada praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan para manajer iklan dari berbagai perusahaan, atau petugas iklan dimedia massa
c.         Iklan sifatnya lebih komersial dibandingkan dengan PR. Setiap kolom surat kabar atau waktu siaran bagi iklan di radio harus dibayar. Sedangkan kolom danwaktu siar untuk artikel pr terkadang tidak harus dibayar. Pemuatan atau penyiaran suatu materi pr tidak bisa disamakan dengan iklan gratis, dan nilainya tidak bisa dihitung begitu saja dengan satuan uang
d.        Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media yang bisa diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya. Tersedia berbagai sumber untuk memperoleh data statistic guna mengukur besar atau kecilnya potensial pasar (khalayak konsumen)
e.         Diatas sudah disinggung bahwa tidak seperti duia periklanan, dunia pr dapat menggunakan berbagi media khusus seperti jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekadar majalah dinding. Peranan media khusus itu menjadi sangat penting seandainya organisasi yang bersangkutan tidak menyediakan anggaran untuk biaya pemakaian media komersial seperti Koran atau majalah.

14.  Variasi Media PR
Media sebagai saluran dalam kegiatan promosi dan pembentuk pemahaman public dalam suatu program begitu banyak variasi dan berbagai tingkat efektifitas dan besaran anggaran yang sangat beragam dan bervariatif. Berbagai variasi dari media-media utama bagi kegiatan PR itu diantaranya :
a.       Media pers (Press)
Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar dimasyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; korn-loran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
b.      Audio visual  
Media ini terdiri dari slide dan kaset dan terbentuk dalam format video (agar dapat diputar kembali pada pesawat televisi).
c.       Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang  berskala local,nasional, hingga internasional seperti rekaman yang disiarkan ke radio local Inggris melalui Two-Ten Communications (dulu bernama UMS), PR siaran luar negeri BBC, COI (Central Office of Information) dan sebagainya.
d.      Televisi
Sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media PR, tidak hanya televise nasional atau regional tapi juga televise internasional (melalui COI), termasuk pula sistem-sistem telete seperti Prestel dan Ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan pemakaiannya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui layar televisi.
e.       Pameran
Dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR, praktisi PR juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran.
f.       Bahan-bahan cetakan (printed material)
Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam  berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR tertentu.
g.      Penerbitan buku khusus (sponsored books)
Isi buku ini bermacam-macam misalnya buku petunjuk penggunaan produk yang dikelurkan oleh perusahaan perkakas elektronik dan sebagainya yang diterbitkan oleh pembuat produk-produk yang populer.
h.      Surat Langsung (direct mail)
Media ini lazim pula digunakan sebagai alat penyampaian pesan PR. Surat seperti ini tidak hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu saja tapi juga kepada berbagai macam lembaga yang sekiranya relevan atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
i.        Pesan-pesan lisan (spoken word)
Penyampaian pesan PR tidak hanya dilakukan melalui media massa tapi juga bisa melalui komunikasi langsung atau tatap muka. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan seperti dalam acara makan atau minum bersama, di sela-sela pertemuan dinas, dalam pembicaraan telepon, atau dalam suatu seminar.
j.        Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan PR-nya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal dan sebagainya. Kegiatan penyediaan sponsor juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau mendukung usaha-usaha pemasaran, terkadang untuk alasan derma, dan sering kaliuntuk alasan PR. Dalam setiap sponsor selalu terkandung elemen PR, karena kegiataan ini menghasilkan nilai baik bagi organisasi yang memberikannya.
k.      Jurnal organisasi (hause journals)
Istilah jurnal organisasi juga sering disebut sebagai ‘jurnal internal’, ‘buletin terbatas’ atau ‘koran perusahaan’. Namun semua istilah itu mengacu pada suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khlayak.
l.        Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity)
Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter oerganisasinya. Ciri khas organisasi dan identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan khalayak atas keberadaan organisasi yang bersangkutan.

15.  Media dan Anggaran
Para perencana media Public Relations juga harus memperhitungkan dan mempunyai rencana yang matang dalam menentukan melalui media apa yang nantinya harus dipilih dan digunakan untuk dapat menjangkau khalayak yang telah dipilih sebagai sasaran,tentunya juga sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada yang sudah diperhitungkan oleh pihak management. Praktisi PR harus bisa memilih media yang efektif namun sesuai dengan anggaran yang disiapkan pihak manajemen,sehingga setiap proses tidak menjadi sia-sia dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan bahkan mendapatkan manfaat yang positif dari program yang telah dibentuk dan dijalankan dari pihak manajemen organisasi atau perusahaan.

16.  Biaya-biaya perencanaan
Public Relations merupakan suatu kegiatan yang padat karya, sehingga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja alias gaji pegawai. Pos pengeluaran lain yang cukup besar juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera video,computer,hingga mesin cetak modern. Biaya-biaya perencanaan harus diperhitungkan secara nominal dan tingkat efektifitasnya sehingga tidak menjadi sia-sia. Penghitungan dan persiapan dana dimulai dari persiapan dana yang akan digunakan untuk membiayai media apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai saluran promosi,dana untuk transportasi dan dana untuk berbagai program-program lainnya.

17.  Pengukuran keberhasilan atau kegagalan
Faktor pengukuran keberhasilan atau kegagalan berdasarkan model perencanaan Public Relations merupakan faktor yang penting setelah mempersiapkan dan menghitung anggaran yang akan digunakan dalam menjalankan fungsi Public Relations dan juga sebagai langkah akhir dari suatu sistem proses kinerja yang panjang. Hal ini karena pengukuran hasil merupakan proses evaluasi dari kinerja baik jangka panjang maupun jangka pendek,untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai. Sebuah proses yang panjang yang dimulai dari mengumpulkan opini dari berbagai pihak dan media,menentukan khalayak yang akan menjadi sasaran target ,menyiapkan anggaran yang akan digunakan untuk hal yang berkaitan dalam menjalankan proses dalam kegiatan promosi, memilih media yang efektif,hingga dalam suatu proses-proses tersebut harus dipantau sejauh mana tingkat keberhasilan dan keefektifitasannya dengan melakukan pengukuran hasil agar dapat mengetahui apa saja yang sudah diraih sehingga mendapatkan gambaran dalam menentukan arah dalam langkah berikutnya.
Terdapat tiga hal pokok yang berkaitan dengan proses evaluasi yang berkenaan dengan program dari kegiatan PR,diantaranya:
a.       Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dua metode yang paling lazim digunakan.
b.      Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Namun jika diperlukan,penyesuaian bisa dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program Public Relations yang bersangkutan.
c.       Setiap program PR harus memiliki tujuan yang pasti,sehingga perlu menetapkan target-target tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur atau media perbandingan dari hasil riil atau nyata dari yang telah dicapai dan diperoleh. Unsur kualitatif yang digunakan sebagai tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti suatu keberhasilan atas segenap kegiatan PR yang sudah dilakukan secara sistematis oleh organisasi atau perusahaan  tersebut.
















BAB XI
PRAKTIK PUBLIC RELATIONS

Praktik PR kini banyak dilakukan oleh berbagai organisasi. Divisi PR bertindak sebagai komunikator, ketika publik atau masyarakat berhubungan dengan organisasi terkait. Praktik PR pada hakikatnya adalah aktivitas. Oleh sebab itu, tujuan praktik PR serupa dengan tujuan komunikasi, yakni adanya penguatan dan perubahan pengetahuan, perasaaan. Dan perilaku komunikan (penerima pesan). Praktik PR juga bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan perasaan, serta perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga, atau perusahaan. Tujuan praktik PR adalah membuat publik dan organisasi, lembaga atau perusahaan saling mengenal, baik kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing (Kusumastuti. 2002: 20-21).
Praktik PR juga memiliki fungsi manajemen, yakni mendorong kemapanan dan saling memelihara arus komunikasi yang menciptakan pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dengan berbagai publiknya, termasuk melibatkan diri dalam manajemen untuk memecahkan masalah atau mengatasi suatu isu. Membantu manajemen untuk menginformasikan atau merespon terhadap opini publik, membatasi dan menegaskan tanggung jawab manajemen untuk melayani publik yang berkepentingan, membantu manajemen membuat kebijakan tertentu secara efektif untuk menciptakan perubahan yang bermanfaat, menjalankan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, dan menggunakan penelitian akal sehat serta komunikasi secara etis sebagai prinsip dasarnya (Cultip, Center and Broom. 2004:4).
Praktik PR sebagai komunikator tentunya harus memiliki persyaratan tertentu, sehingga dapat menjalankan fungsi PR ini secara profesional. Ada lima persyaratan mendasar bagi seorang yang ingin menjalankan fungsi PR, yakni; 
1.      Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi); 
2.      Ability to organize (kemampuan manajerial atau kepemimpinan);
3.      Kemampuan bergaul atau membina relasi; 
4.      Memiliki kepribadian yang utuh atau jujur; 
5.      Banyak ide dan kreatif.
Menurut Soemirat dan Ardianto, 2003: 175 praktik PR sebagai komunikator suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan haruslah tetap menunjang prispip-prinsip etika. Tugasnya antara lain: 
1.      Menjadi komunikator untuk publik internal dan publik eksternal,
2.      Tidak terlepas dari faktor kejujuran sebagai landasan utamanya,
3.      Membuat publik atau masyarakat merasa diakui dan dibutuhkan keberadaaannya,
4.      Etika sehari-hari dalam berkomunikasi dan berinteraksi harus tetap dijaga,
5.      Menyampaikan informasi-informasi penting kepada publik atau masyarakat,
6.      Menghormati nilai-nilai kemanusiaan,
7.      Mampu memberikan keputusan dan pertimbangan secara arif dan bijaksan,
8.      Mengenal batas-batas yang berdasarkan pada moralitas dalam menjalankan profesinya,
9.      Penuh pengabdian dalam profesinya,
10.  Mentaati kode etik profesi yang berlaku.

A.    PRAKTIK PR DI INSTANSI DAN PERUSAHAAN
Istilah Humas tampaknya lebih popular di lingkungan pemerintahan, dibandingkan PR. Bahkan organisasi yang membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas. Sejak tahun…..sebuah asosiasi bernama Bakohumas telah dibentuk untuk menaungi seluruh kegiatan dan keberadaan humas – humas di instansi pemerintah. Setiap tahun Bakohumas menggelar Pertemuan Tahunan yang dihadiri sekitar 450 pejabat humas selururh Indonesia tingkat kabupaten/ kota, provinsi dan pusat. Dalam pertemuan tahunan Bakohumas awal tahun 2006 lalu, ( mantan) Menkominfo Sofyan Djalil menegaskan bahwa humas pemerintah: humas departemen, lembaga Negara BUMN, pemerintah daerah, memiliki potensi yang cukup besar dalam upaya menyebarluaskan informasi program kegiatan pemerintahan dan pembangunan
Menururt Menkominfo keberhasilan dari aktivitas apapun, terletak pada keberanian kita dalam mengevaluasi diri secara terbuka. Bukan malah sebaliknya, bahwa apa yang sedang dan telah kita lakukan setiap hari, bahkan sudah bertahun – tahun, tidak pernah dil;akukan evaluasi terhadap output dan outcome-nya. Sehinggah kegiatan yang dilakukan berjalan tanpa arah, tersifat rutin, dan tidak inovatif. Tentu saja hasilnya tidak signifikan bagi solusi permasalahan yang terjadi dan berkembang di masyarakat

B.     PR DI LEMBAGA NEGARA
Program komunikasi PLN tujuannya untuk mendidik masyarakat untuk menghemat sumber daya listrik, antara lain melalui penyuluhan kepada masyarakat khususnya pelanggan PLN, pemasangan spanduk – spanduk di setiap loket PLN, penayangan iklan layanan masyarakat di TV, radio dan media cetak Khusus untuk kampanye hemat listrik program komunikasi/ PR yang dilakukan PLN pusat adalah :
-          Iklan layanan masyarakat di stasiun TV dengan bintang Lidya Kandouw utnuk mengajak masyarakat berhemat listrik
-          Iklan layanan masyarakat seri hemat listrik dan bahaya pencurian listrik di media cetak
-          Pemasangan spanduk di beberapa lokasi strategis tentang himbauan hemat listrik
-          Meluncurkan modul edukasi hemat energi untuk anak sekolah dasar, agar sejak dini mereka memiliki pengetahuan tentang listrik secara benar. Berupa film animasi dua seri
-          Peluncuran mascot PLN untuk sosialisasi hemat energi yaitu “ kak Bili” yang merupakan singkatan bijak listrik berupa boneka berbentuk lampu pijar hemat listrik

C.    HUMAS SETJEN DPR
Tugas bagian hubungan masyarakat, biro humas dan pemberitaan setjen DPR adalah :
-          Melaksanakan analisis terhadap isu – isu di lingkungan DPR dan melaksanakan urusan kehumasan. Fungsi bagian humas setjen DPR meliputi:
-          Pelaksanaan penyiapan bahan materi penerangan kepada masyarakat
-          Penyaluran delegasi pengaduan masyarakat

D.    HUMAS BANK INDONESIA
Tujuan kegiatan Biro Perencanaan Strategis dan Humas secara umum adalah meningkatkan apresiasi, pemahaman dan edukasi masyarakat terhadap peran Bank Indonesia. Diantara banyak kegiatan yang dilakukan salah - satunya adalah melalui lomba karya tulis perbankan untuk umum dan pers. Bank Indonesia juga betanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang aktivitas transaksi keuangan yang baik dan benar. Seperti kampanye anti money laundering yang gencar dipublikasikan di berbagai media massa, dengan tagline: kalau bersih kenapa harus risih….
Kampanye ini sangat mengena dan mencerdaskan masyarakat terutama di saatmeruaknya kasus pencairan dana milik Tommy Suharto dari ban di luar negeri melalui rekening departemen hukum dan HAM

E.     PR DI DEPARTEMEN PEMERINTAH
1.      HUMAS DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ( DEPBUDPAR)
Dari riset yang dilakukan Depbudpar, sekitar 70 persen wisatawan asing sebenarnya lebih menyukai wisata bahari daripada wisata alam lain. Untuk meningkatkan publisitas potensi wisata Indonesia, antara lain “ merangkul” para wartawan media. Kiat yang dil.akukan humas Depbudpar cukup menarik, yaitu membuat acara seminar dan outbound di atas kapal pinisi selama 2 hari bagi jurnalis dan pers. Di atas kapal tradisional ini seminar berlangsung dengan suasana berbeda, mengarungi lautan lepas sambil melihat keindahan kepulauan seribu
2.      HUMAS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN 
Sepanjang 2006/2007, kecelakaan darat, laut,dan udara terjadi seperti “ arisan” dan menelan ratusan korban jiwa. Hilangnya pesawat Adam Air, tenggelamnya Kapal Motor Penumpang Levina I, terbakarnya pesawat Garuda Indonesia, hingga kondisi rel dan armada kereta api yang sudah sangat tua. Dampak dari insiden transportasi tersebut adalah penggantian pejabat eselon satu di jajaran departemen perhubungan awal maret 2007 oleh menteri perhubungan saat itu
Lalu bagaimana peran humas departemen perhubungan untuk memperbaiki citra instansinya? Bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan dan system transportasi Indonesia oleh para operator yang koordinasinya dibawah Departemen Perhubungan?  Krisis citra yang menimpa Departemen Perhubungan seyogyanya dinetralisir melalui kegiatan seperti:
-          Membentuk tim komunikasi
-           Program talkshow di stasiun TV dan radio
-          Polling centre
-          Lomba peran serta masyarakat
-          Iklan layanan masyarakat

F.     HUMAS PALANG MERAH INDONESIA
PMI bekerja sama dengan sebuah konsultan desain menyusun “Corporate Identity” untuk menertibkan penggunaan identitas PMI sekaligus menampilkan citra organisasi yang lebih dinamis, progresif dan professional. Sebagai langkah awal penerapannya pada organisasi, PMI menggelar acara memperkenalkan “Corporate Identity” PMI bagi kalangan internal yang dihadiri oleh seluruh staf markas pusat PMI, perwakilan rumah sakit PMI Bogor serta unit transfuse darah pusat (UTDP) PMI. “ Jika corporate identity ini dijadikan pedoman oleh seluruh jajaran pengurus, staf dan relawan di lingkungan PMIsecara konsisten, mudah-mudahan mampu menciptakan citra PMI yang berkesan lebih segar dan membangun kredibilitas sebagai organisasi yang independent, transparan dan dapat dipercaya”, ujar wakil sekretaris jenderal PMI, Rachmat Ahadijat
Pedoman “ corporate identity”, PMI ini berisi standar logo, tipe huruf, ukuran huruf , warna standar, dan aturan penggunaannya pada berbagai produk publikasi, pakaian, kenderaan, serta fasilitas lainnya
*      Ada 17 posisi dalam karier PR mulai dari corporate secretary hinggah customer service
1.      Corporate Secretary
Perusahaan atau BUMN yang telah go public wajib memiliki pejabat sekretaris perusahaan atau corporate secretary( corsec). Seorang Corsec biasanya membawahi sub bagian PR, investor relations dan humkum/legal. Karena tugas utama Corsec adalah menjaga reputasi perusahaan dalam aspek bisnis/ usaha melalui komunikasi strategis dengan public internal dan eksternal. Corsec adalah “ tangan kanan “ pemilik perusahaan yang memberi input dan laporan secara berkala mengenai:
-           Isu –isu nasional dan global yang mempengaruhi bisnis perusahaan
-          Program dan strategi komunikasi untuk meningkatkan daya jual perusahaan
Dengan demikian, kualifikasi seorang corsec selayaknya menguasai masalah yang lebih luas ketimbang petugas PR seperti strategi PR,ekonomi mikro dan makro, hukum, industri, pasar modal dan regulasi pemerintah
2.      Corporate Affairs
Pengertian Corporate Affairs sesungguhnya sama dengan corporate PR, namun pada praktiknya fungsinya lebih luas meliputi kegiatan corporate governance, CSR dan lainnya
3.      Investor Relations
Petugas hubungan investor dibutuhkan di perusahaan yang sudah go public, yang memiliki saham – saham listing di bursa efek. Para investor sebagai pembeli saham merupakan public eksternal potensial yang selalu harus di update tentang informasi perusahaan. Perbankan, financial, grup perusahaan adalah kategori perusahaan yang membutuhkan investor relations
4.      Communications/ Corporate PR
Tren yang menarik bahwa istilah communications kini menggeser istilah PR atau Humas untuk fungsi dan posisi PR di berbagai instansi swasta dan pemerintah, seperti Kepala Komunikasi Garuda Indonesia, Kepala divisi komunikasi Pertamina, communication Manager di IBM dan banyak lagi. Hal ini sejalan dengan meningkatnya peran dan tuntutan perusahaan terhadap fungsi PR yaitu merancang, menerapkan dan mengevaluasi hasil program komunikasi strategis agar citra korporat meningkat
5.      Marketing PR
Contoh program mobil mudik sariwangi yaitu mudik gratis bagi pengirim bungkus sariwangi yang memenangkan undian adalah salah satu bentuk marketing PR. Dengan momentum jelang lebaran, masyarakat yang ingin mudik gratis terdorong membeli produk meskipun peluang untuk menang sangat kecil
6.      Marketing Communication
Secara structural bertanggung jawab kepada direktur marketing. Tugasnya antara lain:
-          Menangani special events
-          Melaksanakan strategi komunikasi seperti periklanan dan promosi untuk meningkatkan awareness public terhadap merek dan citra perusahaan
-          Membuat analisa dan evaluasi terhadap program komunikasi yang telah dilakukan, termasuk penghitungan cost dan revenue bagi perusahaan.
7.      Media Relations
Bertugas memberi informasi seluas – luasnya tentang organisasi dan kebijakannya kepada media. Senjata utama petugas media relations adalah rilis beita yang secara rutin ditulis dan didistribusikan ke semua media terkait.
8.      Government Relations
Petugas hubungan pemerintah atau government relations bertugas menjembatani kepentingan perusahaan dengan instansi pemerintah yang terkait dengan operasional usahanya. Fungsi ini sangat dibutuhkan pada perusahaan yang lokasi operasionalnya menempati atau bersinggungan dengan wilayah penduduk local, seperti perusahaan pertambangan atau pengolahan hutan
9.      Community Development
Bertugas meningkatkan harkat kehidupan mayarakat di lingkungan perusahaan sebagai penerapan pertanggung jawaban social perusahaan.
10.  Special Events, Event Coordinator
Perusahaan atau organisasi melakukan special events untuk meningkatkan citra korpoat atau pemasaran produk / jasa. Apakah itu kegiatan roadshow musik perusahaan rokok, peresmian kantor cabang perbankan, lomba bakat, audisi penyanyi di televise swasta, atau seminar pengembangan diri oleh kosultan manajemen.

11.  External Relations
Tugasnya adalah :
-          Menangani masalah atau keluhan dari klien, konsumen, pemirsa, yang menyangkut stabilitas perusahaan dan mencari solusinya
-          Memberi kontribusi kepada public eksternal/istitusi untuk menarik simpati seperti aksi social, donasi, sponsorship, program edukasi, dll
-          Memantau publisitas media baik positif maupun negatif tentang perusahaan dan melakukan pendekatan media manakala diperlukan
12.  Internal Relations
Karyawan, anggota organisasi, manajemen adalah public internal yang paling menentukan jalannya organisasi. Jika public internal tidak memperoleh informasi yang memadai tentang kegiatan perusahaan, niscaya mereka sulit mendukung kegiatan organisasi, yang pada akhirnya berdampakpada pencapaian target atau tujuan perusahaan
13.  Promotion
Mempromosikan merek/ produk kepada public baik secara langsung, melalui kegiatan atupun media.
14.  Research & Development
Bagi mereka yang menyukai riset, statistic peluang kerja di bagian research & development hampir selalu ada di perusahaan swasta maupun pemerintah
15.  Account Executive ( AE)
Posisi awal seorang fresh graduate sarjana PR biasanya menjadi Account Executive. Baik di biro iklan, konsultan PR , majalah, TV swasta, radio swasta dan lainnya. Tugasnya adalah mencari dan melayani klien yaitu perusahaan pemasang iklan
16.  Customer Relations
Selain penampilan menarik, kemampuan komunikasi dan CS oriented ( mampu melayani konsumen dengan baik dan ramah) adalah kemampuan non teknis disamping penguasaan computer. Dalam jenjang karir, CS dapat menjadi staf PR atau marketing, karena memiliki communication skill dan product knowledge

17.  Management Trainee
Melalui program MT, karyawan yang lulus seleksi akan detraining selama 1 tahun untuk menjadi professional multi skilled dan multi – tasking, sebelum diposisikan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlian. MT yang diposisikan ke bagian PR harus memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dibanding rekanny, selain pemahaman terhadap peningkatan citra perusahaan.







DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2011. Hanbook Of Public Relations : Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: rajawali pers.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2010. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Drs.Morissan, S.H, M.A.,Management Public Relations; Strategi menjadi humas professional,2008.
Jefkins,Frank. Public Relations,2002.
 
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar