Ringkasan
PUBLIC RELATION
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama : Muhammad Nasri
Nim
: 1463411101
Prodi : Administra Bisnis
POLITEKNIK
NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN
AJARAN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Sejarah Public Relations
1.
Di dunia
Konsep dasar Humas diperkenalkan
pada tahun 1906 oleh Ivy Lee saat ia berhasil menjembatani konflik buruh batubara
dan pengusaha. Konsep ini lalu dikenal sebagai Declaration of
Principle (Deklarasi Azas-Azas Dasar) yaitu prinsip yang terbuka dan tidak
menyembunyikan data dan fakta.
2.
Di Indonesia
Humas di Indonesia dikenal pada tahun 1950an dimana
humas bertugas untuk menjelaskan peran dan fungsi-fungsi setiap kementrian,
jawatan, lembaga, badan, dan lain sebagainya.
B.
Menelisik Sejarah Public Relations
1.
From Article Of Iwan Awaluddin Yusuf
Dalam perkembangannya, sejarah humas bisa dikatakan sama
tuanya dengan keberadaan masyarakat itu sendiri. Fungsi humas selalu berjalan
seiring dengan peradaban. Misalnya pada zaman lampau, humas digunakan untuk
mempromosikan citra seseorang sebagai pejuang atau raja. Ini populer dilakukan
pada zaman peradaban kuno seperti Sumeria, Babylonia, Assyria, dan Persia.
Bangsa-bangsa tersebut menggunakan puisi dan berbagai bentuk tulisan untuk
mempromosikan kemampuan mereka dalam pertempuran dan politik.
Tokoh-tokoh Bangsa Romawi dan Bangsa Mesir Kuno juga
menggunakan laporan-laporan atau tulisan-tulisan dalam mencapai tujuan-tujuan
politik mereka. Sebutlah Julius Caesar dari Romawi. Pada abad 17 mulai
muncul kebutuhan akan perlunya pihak ketiga untuk memfasilitasi komunikasi
antara pemerintah dengan rakyat. Seiring dengan informasi yang menyebar dalam
bentuk baru—seperti penerjemahan kitab suci (injil) dari Latin ke dalam
berbagai bahasa, melalui buku cetakan massal, dan surat kabar—komunikasi publik
semakin marak. Pada 1792,
Dewan Nasional Prancis mendirikan kementrian propaganda
yang merupakan salah satu institusi pemerintahan. Institusi ini merupakan
bagian dari lembaga kementrian neagra Prancis. Institusi ini mempekerjakan para
editor dan pegawai ke berbagai wilayah untuk memenangkan Revolusi Prancis.
Pada era 1700-an, para tokoh hubungan masyarakat seperti
Paul Revere, Banjamin Franklin, John Peter Zenger, Samuel Adamas, Alexander
Hamilton, James Madison, dan John Jay yang mengawaki masa-masa pemberontakan
kolonial di Amerika Serikat. Akhirnya pada tahun 1787-1788 Hamilton, Madison,
dan Jay mendapat kemenangan dengan adanya ratifikasi surat-surat yang mereka
dapat dalam bentuk ratifikasi. Surat ini dikenal sebagai Federalist
Paper. Dokumen penting lain yang dibuat oleh para pendiri Amerika adalah;
Deklarasi Kemedekaan, Konstitusi, dan Bill of Rights yang bukan
saja masterpiece dalam bidang politik dan filsafat, tapi
juga masterpiece dalam bidang humas. Diakui atau tidak, banyak
legenda sejarah Amerika Serikat yang sebenarnya merupakan hasil kampanye
hubungan masyarakat.
Meski sejarah humas bisa dirunut sejak abad XV, namun
baru pada abad XIX atau permulaan abad XX dunia hubungan masyarakat mengalami
perkembangan pesat. Perusahaan-perusahaan mulai memahami arti penting
publisitas dalam menarik pelanggan dan penanam modal. Perusahaan di seluruh
pelosok Amerika Serikat mendirikan biro pers untuk menangani penyebaran berita
yang nyaman buat mereka, dan yang tidak menyenangkan untuk pesaing mereka.
Perusahaan yang saling bersaing ini menyiarkan kepentingan masing-masing
melalui peran hubungan masyarakat.
Asosiasi perdagangan terjebak pada demam hubungan
masyarakat sejak akhir 1800-an. Asosiasi Jalan Kereta Api contohnya, mengklaim
sebagai organisasi pertama yang menggunakan istilah hubungan masyarakat untuk
kali pertama pada buku terbitan mereka tahun 1897 berjudul Year Book of
Railway Literature. Pada tahun 1900-an hubungan masyarakat
berkembang dari agen pers perseorangan dan penerbit menjadi firma konsultasi
yang memberikan jasa pelayanan sebagai ahli pada bidang tersebut. Perusahaan
publisitas pertama adalah Biro Publisitas yang didirikan di Boston pada tahun
1900.
Pada dekade awal 1900an pada kantor-kantor di level
lokal dan nasional muncul departemen hubungan masyarakat. Pada tahun 1970-an
hampir semua lembaga nonkomersial memiliki bagian humas yang merupakan bagian
dari lembaga tersebut, atau jasa konsultasi humas dari luar. Bidang
humas di lembaga nonkomersial ini lebih kecil daripada perusahaan-perusahaan
korporat, namun memiliki peran yang sama pentingnya. Mereka membantu organisasi
dalam membangun kepedulian masyarakat, meningkatkan pendapatan, mempengaruhi
pembuatan undang-undang, dan lain sebagainya.
Salah seorang tokoh yang dianggap perintis dalam dunia
humas abad dua puluh adalah Ivy Ledbetter Lee seorang mantan wartawan yang pada
tahun 1904 bergabung dengan George Parker. Dia tidak memakai istilah hubungan
masyarakat, tapi dia meyakini suatu pandangan bahwa bisnis harus menyampaikan
cerita dengan jujur, akurat, dan terbuka untuk memenangkan pemahaman dan
dukungan dari masyarakat.
Di Amerika bidang hubungan masyarakat mengalami masa
kematangan pada tahun 1964 ketika lembaga ini menjadi perusahaan yang
profesional. Ratusan agen humas besar dan kecil didirikan, dan lebih dari 100
ribu praktisi bergerak di dunia bisnis, pemerintah, dan perusahaan nonprofit. Salah
satu penyebab utama dari pertumbuhan humas ini adalah munculnya permasalahan
politik di dunia.
2.
Public Relations di Era Modern
Pada akhir tahun 1990-an ketika terjadi era booming dot.com,
praktisi hubungan masyarakat menggunakan berbagai peralatan dan teknologi mulai
dari pensil, kertas hingga PDA dan internet. Pada tahun 1990-an alat dominan
yang dipergunakan adalah siaran pers dan press kit. Press rilis digunakan untuk
menyampaikan berita-berita informasi umum terhadap para editor dan reporter.
Meskipun alat dan teknologi konvensional tetap mendominasi praktik hubungan
masyarakat, namun peralatan dan teknologi baru yang mendasari perkembangan
terakhir dalam bisa video, audio, dan komunikasi komputer dengan cepat menggantikannya.
Berbagai bentuk teknologi baru tersebut memungkinkan praktisi hubungan
masyarakat mendapat kesempatan yang tidak mereka duga dalam menjangkau jutaan
orang. Jarak jangkau jutaan orang tersebut sesuatu yang tidak memungkinkan di
masa lalu.
Beberapa metode baru yang digunakan oleh praktisi
hubungan masyarakat diantaranya adalah; Video News Releases (VNRs)
yang merupakan cerita siap tayang di televisi yang disiapkan untuk program
berita gratis selama penanyangan. Rilis berita video ini seringkali digunakan
bagi penyebaran informasi kesehatan, layanan pelanggan, kemajuan teknologi,
serta cerita bisnis. Metode lain adalah webscast yang
merupakan produksi siaran yang menggabungkan video streaming dan
audio. Biasanya webcast digunakan untuk mengirimkan press
conference langsung atau even-even lain dengan target massa tertentu.
Rilis interaktif merupakan informasi yang dikirim
melalui email atau ditampilkan pada situs untuk dilihat oleh masyarakat secara
umum. Biasanya rilis interaktif ini berisi dari siapa, apa, kapan, dimana, dan
mengapa dari topik yang disiarkan, serta biasanya ditambah dengan link yang
mengarahkan penerima rilis pada informasi tertentu seperti brosur atau
foto-foto. Fungsi humas juga berkaitan dengan komunikasi organisasi dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mempengaruhi layanan masyarakat dari
perusahaan atau pekerja sebagai pemberitahuan awal dalam isu-isu yang muncul
berkaitan dengan keberhasilan organisasi. Humas juga berfungsi sebagai
pendukung manajemen dengan penekanan pada publisitas, promosi, dan
hubungan media.Di antara berbagai macam peran humas, publisitas dan
hubungan media merupakan yang paling penting. Lebih dari 70 persen dari sepekan
para praktisi humas bekerjasama dengan pers untuk meliput berita bagi klien
mereka.
Hubungan masyarakat yang baik akan memberikan banyak
keuntungan seperti kredibilitas dan akuntabilitas, indentitas publik yang lebih
kuat, dan peliputan pers yang lebih kooperatif, sensitifitas yang lebih besar
terhadap kebutuhan masyarakat. Hubungan masyarakat yang jelek bisa bertahan,
seringkali karena orang yang bertugas di bidang humas menjalankan tugasnya
kurang baik, atau perusahaan yang menyewa mereka berjalan diluar kepentingan
publik.
Salah satu contoh klasik dari humas yang jelak adalah
apa yang dilakukan oleh perusahaan minyak Exxon pada musibah yang mengenai
salah satu tankernya, Exxon Valdez pada tahun 1989 yang beroperasi di sekitar
Valdez, Alaska, menumpahkan lebih dari 250 juta gallon minyak mentah. Musibah
tersebut merupakan kejadian terbesar yang pernah terjadi di Amerika Utara yang
berpengaruh pada lebih 1200 square meter samudra, dan merusak lebih dari 600
mil pantai, dan menewaskan lebih dari 4000 mamalia laut.
Setelah musibah terjadi pemimpin Exxon saat itu,
Lawrence Rawl memutuskan untuk tidak mengunjungi lokasi kejadian, dan aktivitas
tersebut diartikan oleh penduduk di sekitar wilayah tumpahan sebagai bentuk
kesombongan. Dia juga tidak memberikan komentar mengenai musibah tersebut
sepanjang minggu, dan perusahaan mendirikan pusat media di New York dan bukan
di Valdez.
Tindakan tersebut mengakibatkan serangan dari media
sebagai sikap yang tidak responsif, dan sentimen massa beralih kepada mereka.
Setelah semua urusan dipenuhi, musibah tersebut mengharuskan perusahaan Exxon
mengeluarkan lebih dari $ 2,5 miliar uang untuk membersihkan laut, biaya hukum,
dan berbagai pengeluaran lain.
Beberapa kritik terhadap bidang hubungan masyarakat
adalah; humas profesional diciptakan untuk merancukan pandangan
masyarakat dan untuk mewakili kepenytingan dari perusahaan yang besar yang
menggunakan fasilitas masyarakat. Di masa lalu praktek humas adakalanya
melakukan photo atau berita fiktif untuk mempromosikan apa yang menjadi
kepentingan mereka. Saat ini profesi hubungan masyarakat menggunakan pendekatan
baru untuk memahami implikasi dan menghindari penyalahgunaan profesi
jurnalistik.
Praktisi humas profesional saat ini memegang sarjana di
berbagai bidang seperti ilmu-ilmu sosial, jurnalisme, pemasaran, komunikasi
masa dan sastra Inggris. Juga lebih dari pendidikan tinggi di Amerika
menawarkan program dalam bidang humas. Para praktisi meningkatkan efektifitas
klien mereka untuk menentukan bagaimana efektifitas kerja mereka. Beberapa
contoh dari riset tersebut adalah; melalukan evaluasi pengawasan terhadap monitoring,
analisis trend, serta berbagai bentuk aktivitas lainnya yang bertujuan
menggali feedback dari klien dan masyarakat.
3.
Hubungan Masyarakat di Indonesia
Saat ini, istilah Public Relations di Indonesia sekarang
sudah semakin dikenal. Berbeda pada masa tahun tujuh puluhan bahkan pada tahun
delapan puluhan, masih banyak masyarakat masih bertanya-tanya mengenai istilah
Public Relations. Bahkan sempat ada sebuah citra negatif yang terbentuk bagi
seorang perempuan yang berprofesi sebagai PR karena identik dengan kerja lobi,
menemani, dan menyenangkan tamu.
Jika ditelusuri dari perjalanan panjang sejarah
perdaban, praktik humas di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman Mataram
atau sejak Panembahan Senopati ketika mengumumkan bahwa ia dan keturunannya
merupakan pasangan dan mendapatkan lindungan dari Ratu Pantai Selatan. Ini
dibuat untuk menyaingi adipati-adipati pantai utara yang lebih bisa mendapat
restu Para Wali.
Dalam konteks modern, sejarah Humas di Indonesia
dimulai sejak tanggal 18 Agustus 1945 ketika Bung Karno memutuskan
menunda siding PPPKI ketika memberikan keterangan Pers mengenai pemilihan
Presiden sebelum merumuskan UUD. Tapi para ahli sejarah humas sepakat
menayatakan bahwa Humas Otentik yang berlaku di indonesia dimulai sejak
proklamasi 17 Agustus 1945. Berikutnya seiring dengan kemajuan teknologi,
proyek mercusuar membentuk citra dengan adanya Radio Republik Indonesia (RRI)
dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dalam perkembangannya pemerintah
membentuk DEPPEN, Setneg, Jubir, DEPKOMINFO dan lain-lain. Di era saat ini
banyak orang atau perusajhaan menggunakan jasa PR Consultants seperti John
Hopkins, Inscore, Adcom, dll.
Menurut Onong Uchjana Effendy (1991: 12), public
relations di Indonesia dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan hubungan
masyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan saat
itu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk
mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan
Indonesia oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatan
kehumasan mulai dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karena
kegiatan yang dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi.
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen
PR disebutkan bahwa PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan
perkembangan PR di dunia atau Asia. Public Relations awalnya digunakan untuk
kepentingan usaha dalam bentuk seperti Olimpiade Korea Selatan, Glassnot
Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dan lain-lain. Olimpiade yang
diselenggarakan oleh tuan rumah Korea Selatan di tahun 1988 menggunakan salah
satu jasa konsultan PR. Olimpiade adalah suatu event international menyita
perhatian semua orang bahkan samapai saat ini. Sebagai tuan rumah, Korea
Selatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya yang memang salah satu
keinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarakan produk –
produknya. Dalam kaitan inilah PR berfunngsi. Public Relations digunakan oleh
pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh PERTAMINA, sebuah perusahaan
minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak digunakan baik itu di
pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep Public Relations
dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai macam
pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya. (Iwan Awaluddin Yusuf)
BAB II
Peran
dan Fungsi Public Relation
1.
Tujuan
utama humas
Tujuan utama Public Relation sendiri adalah
menciptakan, mempertahankan dan melindungi reputasi organisasi/ perusahaan,
memperluas prestis, menampilkan citra-citra yang mendukung. Riset menunjukkan
bahwa konsumen/pelanggan lebih sering melakukan buying decicision atau
keputusan pembelian berdasarkan citra perusahaan.
·
Mengevaluasi sikap dan
opini public
·
Formulasi dan
implementasi prosedur dan policy organisasi atas komunikasi
organisasi/perusahaan dengan public
·
Mengkoordinasikan
program-program komunikasi
·
Mengembangkan hubungan
dan “good-will” lewat proses komunikasi dua arah
·
Mengembangkan hubungan
positif antar organisasi dan public
Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai
saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang
mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan.Tujuan
utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat
menjadi hal yang positif.Biasanya dari hal-hal
yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance.Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya
menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge.
2. Tujuan
humas dalam komunikasi dua arah
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan
dalam proses komunikasi dua arah tergolong dua golongan besar yaitu:
a.
Komunikasi Internal
(personil/anggota institusi)
ü
Memberikan informasi
sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi.
ü
Menciptakan
kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat
ü
Menyediakan
sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya
b.
Komunikasi
Eksternal (masyarakat/ Public)
ü
Informasi
yang benar dan wajar mengenai institusi.
ü
Kesadaran
mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan
pendidikan khususnya.
ü
Motivasi
untuk menyampaikan umpan balik.
3. Tujuan
sebuah humas perusahaan
Ruang lingkup tujuan humas itu sendiri ternyata
demikian luas. Namun dari semua tujuan humas tersebut kita bisa mengambil
beberapa yang bisa dijadikan prioritas. Dari sekian banyak hal yang bisa
dijadikannya prioritas kegiatan humas sebuah perusahaan, berapa diantaranya
yang pokok adalah sebagai berikut:
·
Untuk mengubah citra
umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan- kegiatan baru
yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh, suatu perusahaan yang semula
hanya menangani transportasi truk tapi kemudian mulai menjual mesin pemanas
ruangan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan yang baru tersebut, maka
perusahaan harus mengubah citranya supaya kegiatan dan produk-produk barunya
itu mendapat sambutan positif dari khalayaknya.
·
Untuk meningkatkan
bobot kualitas para calon pegawai
·
Untuk menyebarluaskan
suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
·
Untuk memperkenalkan
perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru.
·
Untuk mempersiapkan dan
mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan
saham baru atau saham tambahan.
·
Untuk memperbaiki
hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan
telah tejadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian,
atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
·
Untuk mendidik para
pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam
memanfaatkan produk-produk perusahaan.
·
Untuk meyakinkan
khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah
terjadinya suatu krisis.
·
Untuk meningkatkan
kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan
(take-over) oleh pihak-pihak lain.
·
Untuk menciptakan
identitas perusahaan yang baru
·
Untuk menyebarluaskan
informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pemimpin perusahaan
organisasi kehidupan social sehari-hari.
·
Untuk mendukung
keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
·
Untuk memastikan
bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk
perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari
peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemarintah yang merugikan.
·
Untuk menyebarluaskan
kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahan, agar masyarakat luas
mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
Mengingat jenis dan karakter organisasi itu
bermacam-macam, maka tentu saja tujuan bidang humas mereka berbeda-beda/
bervarisi dan tidak terdaftar hanya pada diatas saja. Satu hal yang harus
disadari, setiap tujuan dari berbagai organisasi, baik itu komersial maupun
non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana.
Setiap tujuan organisasi dalam pengertian luas akan jauh lebih mudah dijangkau
apabila usaha pencapaiannya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik
itu yang dilakukan oleh unit departemen humas internal maupun oleh lembaga
konsultasi humas eksternal.
B. Fungsi-fungsi humas
1. Fungsi
utama humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang
humas dalam organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi,
dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:
·
Menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik
publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian
·
Menilai dan menentukan
pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
·
Memberi saran kepada
pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya
·
Menumbuhkan motivasi
dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan
organisasi/lembaga
·
Menggunakan komunikasi
untuk mempengaruhi pendapt umum
2. Fungsi humas menurut IPRA
Penelitian yang diadakan oleh International Public
Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi
PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
·
Memberi
konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
·
Membuat
analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi
institusi.
·
Melakukan
riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi
saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
·
Menciptakan
dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
·
Mencegah
konflik dan salah pengertian
·
Meningkatkan
rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
·
Meningkatkan
rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
·
Meningkatkan
itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
·
Memperbaiki
hubungan industrial
·
Melakukan
penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
·
Menarik
calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota
untuk keluar dari institusi.· Memasyarakatkan produk atau layanan
·
Mengusahakan
perolehan laba yang maksimal
·
Menciptakan
jadi diri institusi
·
Memupuk
minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
·
Meningkatkan
pengertian mengenai demokrasi
3. Fungsi
Humas menurut Canfield
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations,
Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi humas , yaitu:
·
Mengabdi kepada
kepentingan umum (it should serve the public’s interest)
·
Memelihara komunikasi
yang baik ( Maintain good communication)
·
Menitik beratkan ,oral
dan tingkah laku yang baik( And stress good morals and manners)
4. Fungsi
humas menurut Edward L. Bernaus
Mengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang
pelopor humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat
tiga fungsi humas, yaitu:
·
Memberikan informasi
kepada masyarakat
·
Mengajak masyarakat
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka
·
Melakukan usaha-usaha
untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan
publiknya atau sebaliknya.
Irman fsp - Pada hakekatnya Public
Relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik
komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan
hubungan yang harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan
demikian dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi
management. Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara
sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak
dengan public dipihak lain.
Berikut ini beberapa pengertian dari public relations: Menurut Public Relations News ( Bettrand R Canfield,
1964, hal 4) “Public Relations is the management function which evaluates
public attitudes, identifies the polieses and procedures of public interest and
executes a program of action to earn public understanding and
acceptance” (Public Relations adalah fungsi manajemen dimana manajemen
mengevaluasi perilaku masyarakat, mengidentifikasi dan mencari tahu minat
masyarakat kemudian menyusun program dan melaksanakannya untuk menciptakan
pengertian di masyarakat).
Lembaga Public Relations di Amerika Serikat
mendefinisikan: Public
Relations adalah “Usaha yang direncanakan secara terus menerus dengan sengaja
guna membangun dan pengertian timbal – balik antara organisasi dan
masyarakatnya”.
Sedangkan menurut The British Institute Of Public
Relations (Teguh Meinanda, 1989: 36): Public Relations adalah “Keseluruhan
upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi
dengan segenap khalayaknya”.
C. Peran
Public Relation
Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam
sebuah organisasi / perusahaan. Public Relations adalah sebagai Jembatan antara
perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai
Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public
Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan
para karyawan.
Adapun peran Public Relations menurut Dozier antara
lain:
1.
Penasehat
Ahli ( Expert Prescriber )
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman
dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator
Fasilitator ).
2.
Fasilitator
Komunikasi ( Communication Fasilitator )
Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak
sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal
mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya
3.
Fasilitator
Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)
Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan
masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (
adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi
persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4.
Teknisi
Komunikasi ( Communication Technician )
Peranan communications technician ini menjadikan
praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan
layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.
D. Tujuan
serta fungsi Public Relation.
Tujuan dari public relations adalah mewujudkan
hubungan yang harmonis atau menciptakan opini public yang favorable baik
internal maupun eksternal. Adapun
fungsi dari Public Relations menurut Bettrand R adalah sebagai berikut:
a. Mengabdi
kepada kepentingan umum
Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal
maupun eksternal, maka tidak mungkin akan tercipta suatu hubungan yang
menyenangkan. Sebaliknya suatu badan / perusahaan akan dapat sukses apabila
segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada kepentingan umum.
b. Memelihara
komunikasi yang baik
Seorang pimpinan yang melakukan kegiatan Public
Relations akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia ikut bergaul
dengan para karyawannya. Ia harud melakukan kegiatan komunikasi bukan saja
dalam hubungan dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya dengan mengadakan
pertandingan olahraga, kegiatan anjangsana dan lain – lain.
c. Menitik
beratkan kepada norma dan tingkah laku yang baik
Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan
menitik beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai wibawa apabila tidak
cacat moral dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan bagi bawahannya.
E. Kinerja
Public Relation
Public relation merupakan bentuk pola relasi yang
dibangun antar individu untuk membangun interaksi timbal balik sebagai upaya
persuasi satu sama lain. Public Relation menjadi unsur penting dalam
membangun citra diri, kelompok, organisasi atau perusahaan sekalipun. Dalam
kajian komunikasi, Public Relation menjadi fungsi komunikasi
antarpersonal. Karena di sini melibatkan dua atau lebih individu yang saling
berinteraksi. Kalau didefenisikan secara literlek Public
Relation merupakan sikap manusia yang terkesternalisasi dalam bentuk
perilaku komunikasi kemanusiaan.
Dalam dunia kerja yang selalu berupaya untuk
meningkatkan produktifitas perusahaan, biasanya individu yang terlibat dalam
dunia perusahaan itu dituntut selalu progresif dalam hal apapun. Sehingga tidak
jarang kita lihat banyaknya perusahaan mencoba membangun kesepahaman antara
pihak perusahaan maupun stakeholder sebagai usaha dalam membangun
korelasi psikologis antara pihak yang terkait.
Public Relation dengan tujuan dasar untuk
membangun dan mempertahankan citra terhadap khalayak internal maupun eksternal
perusahaan tidak serta merta dibangun atas dasar komunikasi struktural dan
seremonial. Karena pada umumnya selama ini masih mengedepankan langkah yang
kooptatif dan diskoperatif. Langkah sentra yang dibangun seharusnya tidak
hanya secara komunal atau kelompok, tapi perlu upaya pendekatan secara
individual dan kultural.
Manusia yang bekerja dalam perusahaan, dan manusia
yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan bukanlah sebuah robot yang tanpa
naluriah dan beban psikologis. Ketika karyawan merasa tidak nyaman dan
terintimidasi, maka secara drastis kemampuan berfikir dan daya kerja optimal
mereka hilang begitu saja. Akhirnya frustasi sosial lantaran tuntutan pekerjaan
yang terlalu berlebihan dan komunikasi internal perusahaan yang agresif
sehingga memungkinkan terjadinya perselisihan yang akibatnya berefek domino
terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu perlu adanya stimuli dan motivasi
sebagai praktik hubungan manusiawi dengan memanusiakan manusia. Jika dalam
relasi butuh kasih sayang, maka dengan kasih sayang kita bekerja. Dalam relasi
kita butuh untuk saling menghargai maka pola saling menghargai kita budayakan
dalam internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Bentuk aplikasi public relation adalah
kepedulian (charity) dan tanggung-jawab (responsibility).
Kegiatan Corporate Social Responsibolity yang dilakukan perusahaan
merupakan langkah awal bagaimana perusahaan membangun hubungan manusiawi dengan
masyarakat atau konsumen. Oleh sebab itu citra perusahaan lebih tergantung
bagaimana seorang PR mampu memengaruhi persepsi khalayak. Untuk itu pada saat
ini public relation merupakan bentuk strategi yang paling jitu untuk
mendongkrak kinerja public relation.
BAB III
Definisi dan Proses Manajemen Public Relations
A.
Definisi Public Relations
Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang
meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu
usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan / perusahaan
dengan publiknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Public Relations
merupakan suatu fungsi management. Disini diciptakan suatu aktifitas untuk
membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/
perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak lain.
1.
Etimologi
Secara etimologi public relations berasal
dari, bahasa Inggris dimana Public itu berarti
masyarakat, orang banyak sedangkan Relations adalah hubungan,
relasi
2.
Terminologi (Menurut Para Ahli)
Ø Cutlip, Public
relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut
Ø Betrand R.
Canfield, Public Relations adalah fungsi manajemen
yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan atiurans
seseorang atua organisasi demi kepentingan publik dan melaksnakan sesautu
program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan public
Ø W.Emerson
Reck, Public Relation adalah kelanjuatan dari proses
penetapan kebikajsanan, penetuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan
kepentingan orang-orang atau golongan atgar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaaan,
pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan
yang sebaik-baiknya
Ø J.C. Seidel, Public
relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untik
memperoleh itikad baik dan pengerrrtian dari langganannya, pegawainya dan
public umumnya;kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri
sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan
Ø Onong
Uchjana Efendy, Public relations adalah komunikasi dua arah antara
organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan
tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan
kepentingan bersama..
Ø Howard
Bonham, Humas atau Public Relations adalah suatu seni untuk
menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam
pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap seseorang atau organisasi.
Ø JH. Wright, Public
Relations yang modern adalah suatu rencana tentang kebijaksaan dan kepemimpinan
yang akan menanamkan kepercayaan publik dan menambah pengertian mereka.
Ø W. Emersom
Reck, Public Relations adalah kelanjutan dari proses
penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang
disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau
lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan
kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan
penghargaan yang sebaik-baiknya.
Ø Gruning dan
Hunt, Public relations adalah manajemen komunikasi antara
organisasi dengan publiknya.
Ø John E.
Marston, Public relations adalah kegiatan komunikasi
persuasif dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik yang
signifikan.
Ø Tony Greener, Public
relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada seluruh publiknya
Ø The British
Institute Of Public Relations, Public Relations adalah
“Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.
B.
Proses Perencanaan Manajemen Public
Relations
Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center proses manajemen public
relations sepenuhnya mengacu kepeda pendekatan manajerial. Proses perencanaan
ini dapat dilakukan melalui “Empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang
menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai
berikut :
Ø Fact
Finding : Mendefinisikan
permasalahan yang dilakukan melalui penelitian dengan menganalisa situasi
berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik terhadap lembaga.
Ø Planning : Berdasarkan
pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan
untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan
dengan kepentingan public
Ø Communicating : Dalam tahap
ini PRO harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi
sikap publiknya yang mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program
tersebut.
Ø Evaluating : Tahap ini
melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dari perencanaan,
pelaksanaan program, pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau kegagalan yang
terjadi dari program tersebut
Ø Fact Finding
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas. Fact
finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang mendukung program
humas mengenai situasi, pendapat, sikap, dan reaksi publik terhadap kegiatan,
kebijakan atau produk suatu perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, Public
Relions Officer dapat menganalisis data dan informasi yang sudah tersedia baik
di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya. Istilah
kerennya adalah desk research.
Pada tahap ini, seorang praktisi menganalisis data dan informasi yang
tersedia. Berdasarkan informasi dan data yang tersedia kemudian
dapat diperoleh interpretasi-interpretasi. Interpretasi ini amat berguna bagi
seorang praktisi untuk memutuskan atau menentukan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan. Penelitian bisa dilakukan
secara kualitatif & kuantitatif. Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan
informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yakni What’s
our problem?
Dalam hal ini apakah terjadi hal-hal yang menghambat atau menunjang
kegiatan perusahaan atau lembaga tersebut. Disini dilakukan analisa-analisa
yang mengarah kepada :
ü
Bagaimana sikap kerja para
karyawannya.
ü
Faktor apa saja yang disenangi
ataupun tidak disenangi oleh para karyawannya.
ü
Mengadakan perbaikan – perbaikan
sesuai dengan keinginan para karyawannya, tetapi tidak merugikan perusahaan /
lembaga yang bersangkutan.
ü
Menantikan saat untuk mengadakan
perbaikan – perbaikan itu agar supaya kedua belah pihak mendapat keuntungan
atau menikmati suasana kerja yang baik.
Ø
Planning Decission ( Perencanaan
pengambilan keputusan).
Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi yang berkaitan dengan
kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja organisasi yang sejalan
dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak berkepentingan, Here’s
what what we can do?
Apabila telah diperoleh fakta pada tahapan fact – finding, maka pada
tahapan selanjutnya Public Relions Officer melakukan Penyusunan masalah
(problem), Selanjutnya dilakukan pemikiran sebuah konsep pemecahan masalah
tersebut, kemudian dibuat sebuah perencanaan matang mengenai langkah–langkah,
perumusan tujuan, perincian waktu secara teratur dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Dalam tahapan ini menurut Cultip & Center
membutuhkan :
ü
A searching look backward.
ü
A deep look inside.
ü
A wide look around.
ü
A long, long look a head.
Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 7 C, yaitu suatu
penilaian terhadap hubungan komunikator dengan komunikan, perumusan itu adalah:
ü
Credibility, yaitu
nilai kepercayaan public terhadap pihak komunikator.
ü
Context, yaitu
factor yang menghubungkan isi dari pesan dengan kenyataan pada lingkungannya.
ü
Content, yaitu
makna dan arti yang terdapat dalam pesan yang dapat dipahami oleh komunikan.
ü
Clarity, yaitu
factor kesederhanaan dan kejelasan tidaknya suatu perumusan di dalam pesan yang
disampaikan.
ü
Continuity dan Consistency, yaitu
factor ada tidaknya pertentangan atau perbedaan dalam pesan.
ü
Capability, yaitu
factor kemampuan untuk memberikan penjelasan.
Ø
Communication
Tahap berikutnya adalah tahap komunikasi atau pelaksanaan kegiatan
komunikasi (Komunikasi antar persona, komunkasi kelompok dan komunikasi mass
media). Agar dalam pelaksanaannya diperoleh hasil yang diharapkan maka
prinsip-prinsip dalam komunikasi perlu diperhatikan. Agar proses komunikasi
dapat berjalan dengan baik, maka beberapa hal perlu diperhatikan yaitu
kredibilitas, keterkaitan, isi, kejelasan, keberlanjutan dan konsistensi,
saluran atau media dan kemampuan khalayak. Faktor-faktor tersebut perlu
diperhitungkan secara sungguh-sungguh agar kegiatan yang dilakukan dapat
berhasil sesuai dengan harapan. Here’s what we didi and why?
Tahapan ini sangat menentukan satu planning dan programming. Sebab jika
penyampaiannya dilakukan secara berlainan, maka dapat menimbulkan efek yang
berlainan. Pada tahapan ini menurut Joseph Klepper perlu diperhatikan tiga
factor yang perlu mendapat perhatian, yaitu :
ü
Group membership.
ü
Selective processes.
ü
Predispotion.
Ø
Evaluation (Mengevaluasi)
Tahap keempat adalah tahap evaluasi, evaluasi merupakan tahapan penilaian
terhadap program dan hasil kerja aktivitas public
relations. Pelaksanaan kegiatan humas harus dievaluasi atau dilakukan
perbaikan – perbaikan agar permasalahan atau hambatan yang ada dapat
diatasi dan dipecahkan serta menciptakan hubungan yang harmonis diantara public
suatu badan / lembaga / perusahaan. How did we do?
Dalam tahap keempat ini praktisi humas harus mempunyai keterampilan dalam
menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan menggunakan berbagai alat bantu,
misalnya reset mengenai pendapat umum, reset mengenai perilaku, motivasi,
analisis isi dan lain-lain.
Keempat tahapan tersebut. Satu sama lain berkaitan sangat erat. Artinya
guna mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan harus senantiasa
dilalui/dilaksanakan dengan baik. Setiap tahap dalam program kerja public
relations itu, sama pentingnya bagi terlaksananya suatu program public
relations yang efektiv. Jika
diuraikan lebih rinci, ke empat tahapon menurut M Cultiv & Center tersebut,
adalah sebagai berikut :
1.
Menganalisa prilaku umum dan
hubungan organisasi terhadap lingkungan.
2.
Menentukan dan memahami secara benar
prilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.
3.
Menganalisasi tingkat opini publik,
baik yang intern (internal public) maupun yang ekstern (external
public).
4.
Mengantisipasi
kecenderungan-kencenderungan , masalah-masalah potensial, kebutuhan-kebutuhan
dan kesempatan-kesempatan.
5.
Menentukan formulasi dan meurumuskan
kebijakan-kebijakan.
6.
Merencanakan alat atau cara
yang sesuai untuk meningkatkanatau mengubah prilaku masayarakat sasaran.
Termasuk membuat budget/anggaran biaya operasionalnya.
7.
Menjalankan dan melaksanakan
aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang telah direncanakan. (Lihat
kembali bahasan Tugas dan Peranan Public Relations)
8.
Menerima umpan balik untuk
dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
C. Analisis
Kasus
1.
Tahun 2000an Perusahaan bedak PT.
Pegeon memproduksi bedak padat untuk wantia remaja , namun bedak padat tersebut
di isukan mengandung pewarna pakaian yang berbahaya bagi kulit. Peran PR
dalam menangani kasus tersebut yaitu:
a. Fact Finding:
Mencari data-data yang akurat mengenai produk kami dengan bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan bedak padat tersebut dan melihat kelapangan
/masyarakat yang menggunakan produk tersebut apabila keadaannya mengacu pada
hal yang menggawatkan perusahaan misallnya masyarakat banyak yang menganggap
bedak padat tersebut berbahaya sehingga di demo keberadaannya, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang PR adalah:
b. Planning :
Menyusun rancangan hal hal apa saja yang harus dilakukan oleh seorang PR,
setelah PR mendapatkan bukti dan fakta bahwa produk perusahaan tidak mengandung
bahan pewarna pakaian yang berbahaya untuk kulit,rencana pertama akan
dialkukan adalah conferensi pers yaitu dengan mengundang para wartawan di lobby
perusahaan pegeon kemudian membawa ahli lab dan dokter kulit yang telah
menyelidiki composisi dari bahan pembuatan bedak tersebut dan PR sebagai perwakilan
atau juru bicara dari perusahaan , kemudian mengadakan acara bazzar di mall dan
didalamnya ada uji coba pembuktian bedak yang berbahaya dengan yang aman dan
juga memberikan hadiah bagi pembeli bedak tersebut. Dan dengan tempat
yang sama yaitu di mall perusahaan pegeon akan mengadakan talk show
dengan mengundang artis “icon” dan mengundang badan pom ,dokter kulit.
membuat berita melalui media cetak,majalah mengenai perbaikan citra dari
produk kami.membuat iklan yang mengandung unsur pembuktian bahwa bahan-bahan
pembuatan bedak ini adalah alami semuanya dan tentunya juga harus menarik
dengan memperhatikan komposisi warna dan icon atau artis yang menjadi talent
dalam iklan tersebut.
c. Comunicating :
Kemudian PR akan membagikan tugas kapada karyawan yang memiliki keahlian
pada tugasnya masing masing agar rancangan yang telah disusun berjalan dengan
baik misalnya membagi tugas untuk acara even siapa saja yang mengatur lokasi,
bintang tamu dsb, kemudian yang merancang berita di media cetak agar terlihat lebih
menarik dan tugas lainnya .Setelah semua hal-hal sudah di atur dengan baik, PR
beserta karyawan lain yang ikut serta membantu kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya langsung melakukan tindakan dan terjun kelapangan untuk
merealisasikannya. Tentunya setiap kegiatan ini juga kami bekerja sama
dengan pihak media agar setiap kegiatan kami di beritakan sehingga perusahaan
kami membaik imagenya. Tentunya hal ini juga diawali dengan hubungan yang baik
antara PR dengan para wartawan/pers .Dalam pelaksanaan
kegiatan seorang PR perusahan yang memegang andil besar bagi kegiatan
yang akan dilaksanakan ini maka PR harus mengontrol segala kegiatan yang
dilakukan agar meminimalisir kesalahan dan meluruskan segala sesuatu yang
melenceng dari jalur yang telah disepakati atau ditentukan . tujuan lainnya
yaitu agar segala kegiatan berjalan sesuai rencana sehingga target atau tujuan
yang diinginkan bisa tercapai dengan baik karena pada dasarnya yang merancang
kegiatan ini adalah seorang PR, maka PR itu juga yang harus mengawasi agar
sesuai track/perencanaan awal.
d. Evaluating :
Setelah selesai kagiatan tersebut seorang PR perusahaan pegeon akan
mengevaluasi seluruh kegiatan tersebut apakah berjalan sesuai rencana ,lancar
dan memenuhi target yang diinginkan sehingga kedepannya diperlukan modifikasi
atautidak.dan tidak lupa setelah kegiatan ini PR juga harus memantau
segala pemberitaan yang berkembang di publik melalui media massa maupun media
elektronik.
2. Analisa terhadap proses manajemen humas pemerintah yang dilakukan oleh
Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan mulai dari tahap
pendefinisian situasi (Fact Finding), perencanaan dan pemograman(Planning
and Programing), pelaksanaan aktivitas dan komunikasi (taking
action and communicating), Evaluasi Program(Evaluating the
Program) sebagaimana berikut:
a. Pendefinisian (Fact Finding)Masalah Kehumasan pada Dinas
Infokom Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan hasil analisis, Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten
Pamekasan yang memerankan fungsi humas pemerintah Kabupaten Pamekasan sebelum
membuat perencanaan program dan pelaksanaan programnya terlebih dahulu
melakukan analisa situasi dan identifikasi terhadap permasalahan masyarakat
tersebut serta melakukan penelitian dan pengamatan akan sikap masyarakat terhadap
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Terdapat dua mekanisme jalur yang
dipakai dalam melakukan identifikasi permasalahan dan identifikasi opini publik
ini adalah melalui jalur strukturalberupa pengumpulan fakta dan
informasi yang didapat dari lembaga legislatif maupun eksekutif setempat
seperti melalui pertemuan-pertemuan formal dengan masyarakt di desa-desa dengan
aparat desa atau melalui demo-demo di kantor dewan dan selanjutnya
diformulasikan oleh dewan untuk disampaikan pada pihak eksekutif. Jalur kedua
yang dipakai untuk melakukan identifikasi adalah melalui jalur kultural yaitu
informasi yang langsung didapat dari masyarakat seperti Jaring Asmara (Jaringan
Aspirasi Masyarakat) yaitu dengan menyerap aspirasi langsung dari masyarakat
melalui pertemuan-pertemuan ataupun respon yang disampaikan oleh masyarakat
melalui media radio Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) yang dimilikinya
dengan segala acara yang sifatnya public service berupa dialog
interaktif atau Talk Show. Salah satu contoh kasus adalah respon masyarakat
terhadap kebijakan penetapan kawasan Sae Salera sehingga
pejabat humas dalam hal ini Dinas Informasi dan Komunikasi mencoba untuk
menformulasikan strategi komunikasi apa yang patut untuk disampaikan pada
masyarakat dalam masalah ini.
Dari kedua mekanisme jalur yang dipakai untuk melakukan identifikasi
permasalahan masyarakat tersebut sebenarnya yang lebih efektif untuk
mendapatkan informasi yang valid dan lepas dari subjektifitas penguasa dan
lebih mengedepankan aspek transparansi aspirasi adalah jalur kultural melalui jaring
asmara, mengingat hal tersebut lebih bersifat partisipatif dan
menjunjung asas keterbukaan masyarakat sehingga program yang selanjutnya
direncanakan dan strategi komunikasi atau kampanye programnya akan relatif jauh
dari bias karena mengetahui masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara
langsung karena masyarakat menyampaikannya langsung dalam nuansa situasi yang
non formal dan spontan sehingga informasi yang disampaikan cenderung genuine,
bersih dari subjektifitas dan interpretasi pihak lain.
Strategi Jaring Asmara sejalan dengan paradigma yang ingin
dibangun dalam era otonomi daerah, yaitu adanya partisipasi aktif masyarakat
dalam setiap kebijakan atau program yang dijalankan pemerintah. Karena humas
sebagai akses bagi publik maka humas pemerintah harus dapat membawa diri dan
membuka diri pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat menyampaikan
aspirasinya secara bebas pada pemerintah. Salah satu bentuk jaring
asmara yang dilakukan adalah dengan membuka acara spesial dalam
station radio Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD)-nya berupa ‘Bupati
Menjawab’ (Bincang-Bincang Sore/BBS) yang dilakukan secara interaktif. Sehinga
pemerintah dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dan dialami oleh
masyarakat. hal ini akan menjadi modal awal bagi pemerintah dalam merencanakan
dan melaksanakan programnya sehingga dapat didukung secara positif pula oleh
masyarakat.
b. Perencanaan
Dan Pemrograman (Planning And Programing) Aktivitas Humas
Pemerintah
Dalam aktivitas perencanaan program kehumasan Dinas Informasi dan
Komunikasi Kabupaten Pamekasan melakukan beberapa langkah yaitu membuat Rencana
Strategi (RENSTRA), menetapkan kebijakan lima tahunan, membuat matrik kebijakan
dan membuat rencanan kinerja tahunan.
Dalam perencanaannya pula Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten
Pamekasan membuat perencanaan berbagai bentuk program kegiatan. Namun dari
pengamatan yang dilakukan di lapangan kecenderungan yang muncul adalah program
yang direncanakan masih sebatas mengulang dari perencanaan program atau program
yang pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya setidaknya pada saat sebelum
program otonomi daerah secara efektif diberlakukan di Pamekasan pada
pertengahan tahun 2001. Perencanaan program yang dibuat juga terkesan kurang
kreatif dan sedikit inovasi walaupun terdapat perubahan sasaran prmbinaan yaitu
yang dahulunya diarahkan pada pembinaan klompencapir dibidang pertanian saja,
maka semenjak otonomi daerah sasaran pembinaan lebih diarahkan pada
pengembangan kelompok kewirausahaan yaitu pengembangan ekonomi masyarakat
mandiri. Kurangnya inovasi dalam perencanaan program ini disebabkan salah
satunya pada budaya aparatur pemerintah yang selama ini memang cenderung tidak
berani melakukan kreatifitas dan inovasi program dengan alasan semuanya telah
ditetapkan dari atas (top down) serta budaya kerja yang
melekat pada aparatur pemerintahan yang cenderung ‘malas, monoton dan pro
status quo’ sehingga tidak berani melakukan perubahan dan kreasi program
walaupun perkembangan masyarakat bisa jadi telah berubah serta disebabkan pula
oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Dinas Informasi dan
Komunikasi Kabupaten Pamekasan.
c. Pelaksanaan
Aktivitas Dan Komunikasi (Taking Action And Communicating) Program
Humas Pemerintah
Apabila ditilik dari tugasnya, Public Relations pemerintah
menurut F. Rahmadi (1994:78) setidaknya memiliki empat tugas penting, yaitu
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kebijakan pada masyarakat, memberi
bantuan bahan kepada media massa, mempromosikan kemajuan pembangunan dan
memonitor pendapat umum. Berkenaan dengan tugas Public Relations sebagaimana
tersebut diatas, maka kegiatan / aktivitas humas pemerintah yang diwakili oleh
Dinas Informasi dan Komunikasi dapat dilihat dan dibagi dalam empat konteks
tersebut, antara lain:
Pertama, dalam
menjalankan tugasnya sebagai penerangan dan pendidikan pada masyarakat tentang
kebijakan pemerintah hal ini dapat dilihat pada kegiatan antara lain pembinaan
klompencapir, pembinaan dan pemberdayaan Pusat Informasi Pesantren, Penyuluhan
Terpadu Remaja Informasi, Perpustakaan Daerah, Pembinaan Kelompok Koordinasi
Perfilman Daerah (KKPD), Siaran Keliling, Pertunjukan Rakyat, penerbitan
tabloid Fokus Pamekasan, pembuatan spanduk dan diklat jurnalistik.
Kegiatan-kegiatan tersebut lebih berfungsi memberikan penerangan atau
sosialisasi pada masyarakat tentang kebijakan yang sedang diambil serta
dijalankan oleh pemerintah daerah. Begitu pula kegiatan ini sebagai salah satu
media pendidikan pada masyarakat untuk lebih cerdas di dalam memanfaatkan dan
mengelola potensi informasi bagi kepentingan bersama. Kegiatan tersebut
merupakan bagian dari wujud pelayanan pada masyarakat(Public Service) berupa
komunikasi informasi yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak (pemerintah dan
masyarakat) sehingga tercipta hubungan yang harmonis dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) yang
dilandasi atas sikap transparansi, keterbukaan dan objektifitas.
Kedua, memberi
bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan
informasi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembuatan pers release,
pelayanan informasi, pembuatan dokumentasi pidato Bupati, penerbitan tabloid
Fokus Pamekasan dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut lebih bersifat
supporting media, yaitu pemberian bahan-bahan informasi mengenai kebijakan dan
langkah‑langkah serta tindakan pemerintah, termasuk fasilitas peliputan kepada
media berita untuk acara‑acara resmi yang penting. Pemerintah merupakan sumber
informasi yang penting bagi media, karena itu Dinas Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Pamekasan memberikan fasilitas keterbukaan informasi bagi media yang
ingin meliput maupun mengangkat berbagai peristiwa yang sedang atau telah
dilakukan oleh pemerintah dalam media yang dikelolanya.
Ketiga, mempromosikan
kemajuan pembangunan. Hal ini dapat terlihat pada kegiatan pembuatan leaflet
potensi unggulan daerah, baliho perkembangan daerah maupun pemutaran film
pembangunan. Kegiatan ini memberikan informasi pada masyarakat tentang apa yang
telah dicapai oleh pemerintah khususnya dalam bidang pembangunan dan
pengembangan potensi daerah.
Keempat, memonitor
pendapat umum. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pertemuan rutin Bakohumas,
pengembangan media jaring asmara, peretemuan-pertemuan dengn
masyarakat, pengelolaan Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) dengan program
public service-nya, misalnya Bincang-Bincang Sore (BBS) “Bupati Menjawab”, Halo
PLN, Siaran Pedesaan “Paleggiren” dan sebagainya. Khusus
program Bupati Menjawab merupakan media yang sangat efektif untuk menciptakan
komunikasi dua arah antara pemerintah dengan rakyatnya secara terbuka sekaligus
menghapus sekat psikologis yang mungkin selama ini terjadi yang menjadi
penghambat bagi upaya transparansi dan pelayan terbaik pada masyarakat, karena
dalam acara tersebut masyarakat dapat menyampaikan uneg-unegnya, keluhan,
kritik, masukan dan apa saja secara langsung dan terbuka pada Bupati tanpa
sensor sedikitpun sehingga bahasa yang ditampilkannya begitu lugas dan terbuka
walau tetap dengan cara penyampaian yang santun. Dalam forum ini Bupati
khususnnya dan dinas-dinas lain pada umumnya begitu pula Dinas Informasi dan
Komunikasi sebagai fasilitator acara tersebut dengan mudah mengetahui respon
dan tanggapan masyarakat terhadapa kualitas pelayanan yang selama ini
disampaikan pada masyarakat, lebih-lebih hal ini merupakan feedback pada
pimpinan pemerintahan dan pimpinan instansi pemerintahan yang bersangkutan
sebagai input dalam proses pengambilan kebijakan selanjutnya.
d. Evaluasi (Evaluating
The Program) Pelaksanaan Program Humas Pemerintah
Tahap evaluasi adalah suatu kegiatan yang mengusahakan agar
aktivitas-aktivitas terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
atau hasil yang dikehendaki. Sebagaimana menurut Scott Cutlip & Center
(2000:340) bahwa aktivitas ini melibatkan proses menaksir persiapan,
implementasi dan hasil program serta umpan balik dan analisis terhadap program
yang telah dilaksanakan.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten
Pamekasan dalam melakukan evaluasi menetapkan beberapa standar dan alat ukur
yang sebelumnya telah ditetapkan dalam proses perencanaan program sekaligus
estimasi pencapaian kinerja. Dalam melakukan evaluasi programnya, Dinas
Informasi dan Komunikasi juga menetapkan beberapa alat untuk melakukan proses
tersebut salah satunya adalah dengan membuat mekanisme evaluasi program baik
berkenaan dengan mekanisme waktu evaluasi, mekanisme evaluasi pencapaian
program.
Dinas Informasi dan Komunikasi dalam mengetahui respon atau tanggapan
masyarakat terhadap program yang telah dilaksanakan melalui beberapa cara
antara lain : Mendapatkan informasi dan laporan pada saat dilaksanakan acara
Rapat Koordinasi Tetap (Rakortab) yang diadakan oleh Pemerintah Daerah antara
Bupati dan seluruh dinas yang ada, evaluasi pada kegiatan berikutnya, respon
melalui media Radio dan media massa lain, pertemuan-pertemuan, pengamatan
terhadap perubahan perilaku secara riil. Sebagaimana dinyatakan oleh Rosady
Ruslan (2003:67) bahwa media massa (termasuk radio) merupakan cara efektif
pembentukan opini publik karena topik-topik berita yang dipublikasikan pasti
mengandung pembentukan opini, hal ini dapat dilihat dari program yang dilakukan
oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan melalui Radio Kabupaten
Pemerintah Daerah (RKPD) dengan program Talk Show Interktif (Public
Service Program), baik BBS “Bupati Menjawab”, Halo PLN, Siaran
Pedesaan “paleggiren” dan sebagainya dimana masyarakat dapat
berinteraksi langsung menyampaikan segala hal uneg-uneg, keluhan, masukan dan
segala macamnya terhadap program yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dari sini
terlihat secara nyata bagaimana respon masyarakat terhadap suatu program yang
dilaksanakan.
Begitu pula perubahan perilaku riil masyarakat merupakan wujud respon yang
secara nyata ditampilkan oleh masyarakat. Sejauh mana perubahan perilaku yang
ditampilkan adalah wujud dari penerimaan, respon atau tanggapan masyarakat
terhdap program komunikasi yang dilancarkan. Semakin positif atau dekat
perubahan perilaku ke arah yang diharapkan oleh program kampanye humas
menunjukkan semakin positif respon masyarakat yang hal itu menunjukkan
berhasilnya program kampanye humas pada masyarakat. slah stu contoh kasus
adalah program kampanye humas yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan
Komunikasi Kabupaten Pamekasan tentang penanaman bibit tembakau Prancak-Cangkring kepada
para petani, yang dahulunya petani menanam bibit tembakau dari luar Pamekasan
seletah dilancarkan kampanye ini banyak petani yang sudah mulai beralih tanam
pada bibit jenis ini (Prancak-Cangkring) hal ini menunjukkan
keberhasilan program kampanyenya sekaligus wujud respon positif masyarakat
terhadap program Dinas Informasi dan Komunikasi.
BAB IV
Proses Public Relations
A.
Kegiatan Public Relation
Public Relations merupakan suatu bentuk kegiatan
komunikasi dimana Public Relations lebih menitikberatkan kepada usaha untuk
menumbuhkan suasana kerjasama, menciptakan saling pengertian antara public yang
berkepentingan dengan perusahaan guna mendapatkan tujuan kedua belah pihak
dalam suasana yang sling menguntungkan.
Dalam melaksanakan kegiatan Public Relations
tersebut, dikenal tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan yang efektif.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan pola kegiatan komunikasi atau proses Public
Relations. Adapun tahapan-tahapan itu menurut Cutlip dan Centre dalam Rachmadi
(2001 : 111) dibagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1.
Penemuan
Fakta (Fact Finding)
Tahap ini merupakan tahap dimana kegiatannya lebih
difokuskan untuk mengetahui apakah situasi dan pendapat dalam masyarakat (opini
publik) terhadap suatu langkah yang akan diambil, maupun yang sedang
dilaksanakan itu dapat menunjang atau justru malah akan menghambat kegiatan
organisasi atau perusahaan. Data-data dan fakta dapat diperoleh melalui survei
pendapat, baik yang bersifat internal public maupun yang bersifat eksternal
publik dengan menggunakan beberapa pendekatan. Dalam fase pencarian dan
penemuan data atau fakta ini, maka konsultan Public Relations dituntut untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.
Selalu memperhatikan
berbagai kejadian atau perkembangan sosial, politik dan juga ekonomi yang
secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi organisasi atau
perusahaan.
b.
Mengumpulkan berbagai
macam data untuk diolah menjadi informasi.
c. Menganalisis
informasi itu agar sesuai dengan keperluan organisasi atau perusahaan.
d. Selalu
siap menyajikan berbagai informasi secukupnya kepada setiap unit organisasi
atau perusahaan.
e. Menyempurnakan
segala macam informasi yang dirasa masih kurang lengkap atau memadai.
f. Melengkapi
simpanan data-data dan informasi, antara lain dengan menyelenggarakan
dokumentasi dan mengkliping semua informasi dari media massa yang dianggap
(press clipping).
2.
Perencanaan
(Planning)
Perencanaan atau planning merupakan bagian penting
dalam usaha memperoleh opini publik yang menguntungkan. Perencanaan ini
merupakan bidang yang cukup penting bagi pihak Public Relations, karena
merupakan bagian yang sangat menentukan bagi keberhasilan tujuan organisasi,
terutama tujuan Public Relations itu sendiri. Tugas Public Relations yaitu
menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan perusahaan.
3.
Komunikasi
Pada tahap komunikasi ini, yaitu merupakan
penyampaian informasi secara aktif kepada publik, baik publik internal maupun
publik eksternal mengenai apa yang telah disusun dan juga diprogramkan. Pada
proses penyampaian informasi Public Relations menggunakan berbagai bentuk,
jenis, dan juga teknik komunikasi agar dapat mencapai efek tertentu seperti
yang diharapkan.
Berdasarkan hasil fakta dan data yang dikumpulkan
(fact finding), dalam tahap ini sejumlah langkah harus dilakukan, yaitu :
a. Merumuskan
target atau tujuan yang harus dicapai ketika mengirim pesan tertentu.
b. Mengolah
data yang diperoleh tentang berbagai faktor sosial politik dan lain sebagainya
yang sekiranya diperlukan.
c. Merumuskan
bagaimana pesan itu harus disebarkan.
d. Menentukan
teknik komunikasinya.
e. Memeriksa
kesempurnaan informasi yang diperolehnya pada tahapan awal, yaitu fact finding.
f. Membandingkan
pengalaman-pengalaman pihak lain dan peusahaan itu sendiri. Guna menjadi bahan
pemikiran untuk memperoleh langkah terbaik bagi perusahaan.
g. Mengadakan
analisis data atas informasi yang diperoleh serta merumuskannya sesuai dengan
program kerja, yaitu sesuai dengan situasi dan tempatnya.
4.
Evaluasi
(Evaluations)
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka perusahaan
pastinya tertarik untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari tahap komunikasi
terhadap publiknya. Untuk mengetahuinya, maka dilakukanlah evaluasi atau
evaluations.
Evaluasi sendiri adalah tahap terakhir kegiatan
Public Relations dari ketiga kegiatan lain yang sudah disebutkan di atas.
Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengetahui apakah kegiatan Public
Relations benar-benar dilaksanakan menurut rencana hasil penelitian berdasarkan
hasil dari penelitian atau tidak. Jadi, tahapan evaluasi sangat penting, karena
tanpa adanya penilaian, maka tidak akan diketahui sampai dimana kelancaran
kegiatan Public Relations yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal
dengan bauran Public Relations, adalah sebagai berikut :
1.
Publications
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah
menyelenggarakan publikasu atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai
media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas
untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas Public Relations adalah
menciptakan berita untuk mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak
pers/wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang
diwakilinya.
2.
Event
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk
memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan
lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini publik. Berikut ini beberapa jenis
event :
a. Calender
event
Calender event meliputi kegiatan rutin selalu
diselenggarakan pada waktu tertentu, seperti manyambut hari raya Idul Fitri,
hari Natal, Tahun Baru, hari ulang tahun, dan sebagainya.
b. Special
events
Event atau acara ajang yang sifatnya khusus dan
dilaksanakan pada momen tertntu di luar acara rutin dari program kerja Public
Relations, seperti peluncuran produk baru (product launching), pembukaan
kantor, pabrik baru, jalan baru, gedung baru, dan sebagainya.
c. Moment
event
Event atau acara yang bersifat momentum atau lebih
khusus lagi, misalnya menyambut pesta perak, pesta emas, pesta berlian, hingga
menghadapi millenium.
3.
News
(menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release,
news letter, buletin, dan lain-lain. Untuk itulah seorang Public Relations
harus mempunyai kemampuan menulis untuk menciptakan publisitas.
4.
Community
involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public
Relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu
guna menjaga hubungan baik (community relations humanity relations) dengan
pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
5.
Inform
or image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu
memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan
dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif.
6.
Lobbying
and negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi
dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang Public Relations.
Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan
dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis
perusahaan.
7.
Social
Responsibility (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggungjawab sosial dalam aktivitas Public
Relations menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap msayarakat.
Hal ini akan meningkatkan citra hotel di mata publik. Saat ini banyak
perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus dilakukan.
Bentuknya beragam seperti peduli banjir, memberikan beasiswa, santunan anak
yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan lainnya.
B.
Tahapan
Dalam Proses Public Relations (Humas)
Public Relations (PR)
bukanlah kegiatan yang sembarangan, justru kegiatan ini membutuhkan perencanaan
yang berkelanjutan untuk menguntungkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini didasari
oleh keyakinan bahwa kehidupan perusahaan akan bergantung pada opini publik.
Oleh karena itu, kegiatan PR harus dilakukan untuk membentuk respon positif
dari opini publik tersebut.
PR adalah seni dan ilmu dalam menganalisis suatu
isu, memprediksi konsekuensi, mengorganisasi permasalahan, dan
mengimplementasikan program rencana untuk melayani organisasi dan publik.
Hubungan PR merupakan hubungan dua arah. Di satu
sisi, fungsinya adalah untuk menafsirkan sebuah organisasi untuk masyarakat.
Sementara di sisi lainnya, kegiatan PR mampu melahirkan informasi mengenai apa
yang diharapkan oleh publik.
Untuk melaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka
diperlukan proses. Mengingat, kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir,
namun juga cara yang ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut.
Dalam memahami dan menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi PR harus memiliki
tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat
proses public relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap
unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:
1. Research
(penelitian)
Seorang praktisi PR harus mengenal
gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan
dirinya dalam penelitian dalam pe-ngumpulan fakta. Ia perlu memantau dan
membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang
berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening
now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi PR
harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan
pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap
mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi PR harus
meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan
pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan
dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses PR tidak
sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan
pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data
ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion,
wawancara mendalam, danwalking around research.
2. Planning
(perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan pencarian
data, praktisi PR melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi
PR melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah
dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan
ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut
menentukan suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas
data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan
PR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan
pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga
yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini
adalah, “What should we do and why?”
3. Action and
Communication (aksi dan komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan
berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi PR. Akibatnya, tindakan
tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan
berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban
pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang
spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan
oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelak pelaksanaan program
sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka
untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus
melakukan aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini
merupakan kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi
massa, dan komunikasi organisasional.
4. Evaluation
(evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah prosesnya
sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah
yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur
keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut
untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan
tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi PR adalah ‘krisis’.
Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan
untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai
acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?”
menjadi acuan dalam tahap ini.
BAB V
HUMAN RELATIONS DAN PR
Human and
relation/hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. ada juga
pendapat lain yang menerjemahkannya menjadi" hubungan manusia" dan
"hubungan antara manusia". hanya saja disini sifat hubungan tidak
seperti orang berkomunikasi biasa, tetapi hubungan antara orang-orang
yang berkomunikasi itu mengandung unsur-unsur kejiwaan yang sangat mendalam.
jadi, human relation adalah keseluruhan hubungan atau timbal balik antara
manusia baik formal maupun informal yang perlu di ciptakan dan di bina
sedemikian rupa dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan. Hubungan
relation disebut intern dan public relation disebut ekstern.
A.
PENTINGNYA HUMAN AND PUBLIC
RELATION DALAM KOMUNIKASI
Lalu pertanyaan
kemudian adalah bagaimana mungkin kepemimpinan berjalan dengan efektif jika
seorang pemimpin hanya hadir ketika ada rapat rutin yang dilakukan dalam setiap
jangka waktu tertentu, sehingga yang terjadi adalah kepemimpinan yang
formalistik. Bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa menjalankan
kepemimpinannya yang efektif jika pemimpin jarang berada di tempat dan ketika
kembali yang dibawa bukan suatu “oleh-oleh” yang berharga untuk organisasi atau
komunitas yang dipimpinannya malahan datang dengan membawa kemarahan karena
mendapati “bawahannya” tidak menjalankan tugas dengan baik? Untuk mengatasi
masalah tersebut perlu diadakan suatu komunikasi yang efektif sehingga antara
atasan dan bawahan dapat saling menghargai dan organisasi akan berjalan dengan
baik.
Komunikasi,
secara langsung akan memberi manfaat kepada tiap individu, di antaranya :
ü Menghubungkan semua unsure
yang melakukan interrelasi pada semua lapisan, sehingga menimbulkan rasa
kesetiakawanan dan loyalitas antar sesame.
ü Semua jajaran pimpinan dapat
langsung mengetahui keadaan bidang-bidang yang dibawahi.
ü Meningkatkan rasa
tanggungjawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada kepentingan organisasi.
ü Memunculkan saling pengertian
dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan
dan pemantapan esprit de corps (semangat korps).
Interaksi yang
baik antara atasan dengan bawahan dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman. Dan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja dengan kinerja yang terbaik
dan menahan karyawan agar tetap berada dalam perusahaan itu.
Secara garis
besar, fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Fungsi Integratif, yang
bertujuan untuk menjaga kesatuan individu-individu serta bagian-bagian dalam
organisasi.
2. Fungsi Interaktif, yang
bertujuan untuk menjaga pertukaran informasi, pendapat dan sikap agar individu
atau bagian organisasi tersebut dapat mengadakan penyesuaian, baik penyesuaian
antara rekan kerja dalam organisasi itu sendiri maupun anatara organisasi dengan
lingkungannya. Mengungkapkan tentang membangun hubungan berarti mengungkapkan
tentang membangun komunikasi. ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam berkomunikasi, salah satunya adalah pemilihan kata. jika saat
berkomunikasi kita menggunakan kata yang keliru (kasar), akan membuat orang
yang kita ajak berkomunikasi enggan untuk membangun hubungan dengan kita. untuk
itu, gunakanlah kata-kata yang bermakna halus. ini bukan hanya berlaku dalam
dunia kerja, melainkan seluruh aspek hidup kita.
B.
Perbedaan Public Relations dan Humas
Apakah PR dengan Humas sama atau berbeda? Jika dilihat dari segi bahasa memang kedua hal
tersebut sama, hanya berbeda jenis bahasanya saja. Public Relations jika
diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Hubungan Publik yang akhirnya
dikenal dan diterima oleh banyak orang sebagai Hubungan Masyarakat.
1.
Public Relations ( PR )
Secara umum PR
adalah suatu kegiatan/program yang dijalankan secara berkelanjutan oleh lembaga
maupun perorangan untuk mengupayakan terbentuknya suatu hubungan yang baik
dengan publik agar tercipta suatu pengertian dan penerimaan publik demi
kelancaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh lembaga maupun perorangan
yang bersangkutan.
2.
Pengertian PR
Pubic Relation yang
biasa disingkat PR jika dilihat dari suku katanya (Public = Publik)dan
(Relations = Hubungan) sehingga dapat diartikan sebagai hubungan antar publik
atau hubungan publik. Sedangkan definisi PR menurut para pakar komunikasi,
antara lain:
a. PR adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan aturan seseorang atau lembaga demi kepentingan
publik dan melaksanakan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan
penerimaan publik (Betrand R. Canfield, 1964:4).
b. PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh itikad baik dan pengertian dari konsumen, pegawainya dan publik
umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri,
keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan(J.C. Seidel).
c. PR adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih
baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu
lembaga atau badan (Howard Bonham).
C.
Fungsi PR
Menurut Maria (2002, 31), “PR merupakan satu bagian dari
satu nafas yang sama dalam lembaga tersebut, dan harus memberi identitas
lembaganya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga
publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar
terhadap lembaga tersebut”.
Berikut beberapa fungsi PR sekedar memberikan gambaran
tentang fungsi PR yaitu:
ü Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling
adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
ü Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima
dan menguntungkan semua pihak.
ü Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik,
sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan lembaga atau perusahaan.
Sangat penting bagaimana lembagamemiliki warna, budaya, citra, suasana, yang
kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai
secara optimal.
ü Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara lembaga atau
perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai
efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi lembaga atau perusahaan yang
bersangkutan.
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations,
Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi Public Relations, yakni:
1. Mengabdi kepada kepentingan umum.
2. Memelihara komunikasi yang baik.
3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
Perimbangan dapat dilaksa-nakan dengan pemanfaatkan dari
alat public relations yaitu:
1. Berita Press Realise
2. Pidato
3. Event
4. Tulisan/tajuk/ulasan/editorial
5. Audio/visual/slide presentasi
6. Corporate identity
7. Pelayanan Informasi, telepon, dll
D.
Hubungan Masyarakat (Humas)
Hubungan masyarakat (Humas) diartikan sebagai salah satu
kegiatan dari PR yang menangani hubungan antara lembaga dengan masyarakat.
Humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat
memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. kadang
terkesan sebagai suatu upaya untuk menjawab keresahan atas suatu permasalahan
yang terjadi dalam masyarakat dan berhubungan dengan lembaga yang bersangkutan.
Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan,
meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau
membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
E.
Fungsi humas
Menurut Edward L.Bernays humas memiliki fungsi sebagai
berikut :
1. Memberikan penerangan kepada publik,
2. Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah
laku public
3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.
Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi,
berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan
tertulis. Produk-produk
tertulis humas Diantaranya adalah:
1. Siaran pers yaitu informasi yang mengandung nilai berita dan
disampaikan oleh publik melalui media massa.
2. Latar belakang (Backgrounder)
3. Media internal
4. Laporan tahunan
5. Advetorial
6. Profil perusahaan
7. Lembaran berita (Newsletter)
8. Prospektus
9. Penulisan komentar pembaca
10. Penulisah naskah pidato
11. Iklan layanan masyarakat
Penjelasan
tentang Perbedaan dan Persamaan PR dengan Humas : Humas mempunyai ruang lingkup yang terbatas,
sedangkan PR ruang lingkupnya luas, dalam sebuah kantor peran humas hanya
sebagai pembantu dan tidak mempunyai ruang khusus untuk berkembang, tugasnya
hanya untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, dalam struktur perkantoran
dia tidak mempunyai ruang kusus. Sedangkan PR sangat berperan aktif baik urusan
interen maupun urusan eksteren yakni untuk membanu relasi dengan masyarakat
luas.jadi dia mempunyai raung gerak yang luas. Antara humas dan PR ada kesamaan
yakni sama – sama membangun komunikasi dua arah antara masyarakat.
Perbedaan PR
dengan Humas :
ü PR :
Bagi pribadi setiap
orang yakni: untuk membangun citra dari orang tersebut, sehingga dia bisa
mengenal siapa dirinya sebenarnya dan bagaiman kedudukanya, maka dengan itupun
dia bsa menjalin relasi dengan sesama dan menciptakan sebuah wadah saling
kepercayaan.
Bagi sebuah
organisasi yakni: untuk membangun citra perusahaan itu sendiri, dan tentunya
pencitraan sebuah organisasi itu terletak pada diri setiap anggotanya, sehingga
ketika setiap orang mampu menjaga citranya masing- masing maka antara anggota
dalam sebuah organisasi itu bisa saling kerja sama, saling percaya, saling
memberi harapan, dan saling simpati dengan sesame, ketika semuanya aktif maka
perjalanan sebuah organisasi tu berjalan lancer.
ü Humas :
1. Komunikator
Humas adalah orang yang menjadi komunikator secara langsung maupun
tidak langsung. Bisa melalui media cetak, elektronik. Bisa juga dalam bentuk
lisan ataupun dalam bentuk tulisan dalam berbagai media publikasi.
Dalam hal ini, tugasnyalah menyampaikan apa yang menjadi
kebijakanperusahaan. Menjadi penyampai informasi kepada khalayak yang
membutuhkan informasi mengenai perusahan tersebut.
2. Pembina Relasi
Relasi yang dimaksud adalah hubungan perusahaan dengan khalayak
ataupun hubungan perusahaan dengan karyawan secara internal. Tujuannya agar
hubungan baik yang tetap terjaga sehingga dapat menciptakan pengertian,
kepercayaan, dukungan, kerja sama, serta toleransi antara pihak-pihak yang
dituju. Baik antara perusahaan dengan khalayak maupun pihak perusahaan dengan
karyawan.
3. Back Up Management
Humas berperan sebagai penunjang atau pendukung keberhasilan management
secara keseluruhan. Kegiatan yang dimaksud, seperti promosi, pemasaran,
operasional perusahaan, sumber daya manusia, dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan untuk tercapainya tujuan perusahaan.
4. Pembuat Pencitraan yang Baik
Membuat pencitraan (image) yang baik adalah tanggung jawab humas.
Citra yang dimaksud adalah citra yang positif. Bisa berupa prestasi, reputasi,
dan sekaligus menjadi tugas utama dalam melaksanakanmanajemen kehumasan untuk
membangun citra baik perusahaan yang diwakilinya.
BAB VI
Hubungan Pr Dengan Pihak Intern
A.
Definisi Internal Public Relations
Kegiatan internal Public
Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk internal publik organisasi /
perusahaan. Publik internal adalah semua elemen yang mempengaruhi secara
langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor,
pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya. Melalui kegiatan Internal Public
Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan internal dan kepentingan umum
dari organisasi / perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan itu akan menciptakan iklim kerja yang baik.
Dengan demikian operasi perusahaan akan berjalan dengan lancer.
1.
Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh Petugas Hubungan Masyarakat,
yaitu :
a. Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Sebuah PR harus dapat berkomunikasi dengan semua tingkatan karyawan baik
secara formal maupun informal untuk menentukan kritik dan saran yang dapat
dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan dalam organisasi / perusahaan mereka.
Sebuah PR harus mampu menjembatani komunikasi antara manajemen dan
karyawan. Karena program memegang hubungan karyawan diharapkan akan mengarah
pada hasil positif yang karyawan merasa dihargai dan dirawat oleh perusahaan.
Sehingga tercipta rasa memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan
ingin mencapai performa maksimal.
b. Hubungan dengan pemegang saham
(stockholder relations)
Sebuah PR juga harus mampu membangun hubungan yang baik dengan pemegang
saham, dan mampu berkomunikasi apa yang terjadi dalam organisasi / perusahaan.
Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan
perusahaan secara transparan dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri mereka
dalam perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan
kecurigaan terhadap perusahaan.
B.
Internal Public Relations
Kegiatan Internal
Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik
internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang
berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti
karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan
sebagainya.
Melalui kegiatan Internal
Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan
publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis
antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja
yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan
lancar. Kegiatan hubungan
internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers, yaitu:
a.
Hubungan dengan karyawan (employee relations)
Seorang PR harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik
secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga
bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam
organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara
pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee
relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu
karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga
dapat menciptakan rasa memilki (sense of belonging), motivasi,
kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin.
b.
Hubungan dengan pemegang saham (stockholder
relations)
Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang
saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam
organisasi/perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu
perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan
mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman
dan kecurigaan terhadap perusahaan.
Contoh public internal PR dalam suatu perusahaan :
ü Pimpinan: Memegang kendali
agar perusahaan tetap kokoh
ü Pemegam saham: Membantu
pimpinan dalam mengendalikan perusahaan
ü Karyawan: Secara tidak
langsung dan langsung ikut serta mengendalikan perusahaan
ü Peraalatan perusahaan: Kalau
tidak ada peralatan,perusahaan tdiak dapat memproduksi produk
ü Produk: Merupakan bagian
internal terpenting dalam suatu perusahaan.
ü Gaji: Kalau gaji layak maka
karyawan akan semakin giat untuk memproduksi produk.
Hubungan yang dijalin oleh humas yang menyangkut
hubungan antara stakeholder dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham.
hubungan yang dijalin ini ditujukan untuk menciptakan sebuah kenyamanan kerja
yang kondusif. menjalin kedekatan dapat membangun sebuah keakraban antara
stakeholder dengan stakeholder maupun stakeholder dengan pemilik perusahaan.
hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kekompakan dan menjalin kerjasama di
lingkungan perusahaan. Lingkungan kerja yang nyaman dan kompak akan membuat suasana kerja
menjadi menyenangkan dan semangat. dengan adanya kekompakan dalam tim, dapat
mempengaruhi hasil kerja dan kemajuan sebuah perusahaan dan memunculkan ide-ide
baru yang segar
BAB VII
HUBUNGAN PR DENGAN PIHAK
EKSTERN
A.
Definisi Eksternal Public Relations
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan
kebutuhan mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja
sama dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan harus menciptakan
hubungan yang harmonis dengan khalayak pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Salah satunya adalah dalam komunikasi dengan publik eksternal dalam
informatif dan persuasif. Informasi yang disajikan harus adil, menyeluruh dan
sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Persuasif, komunikasi dapat
dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga rasa
yang dihasilkan dari bunga.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan humas
eksternal mencakup bagaimana untuk memperluas pasar untuk produksi,
memperkenalkan produk kepada masyarakat, penghargaan dan penerimaan publik dan
masyarakat, menjaga hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan
publik opini terhadap perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pers dan
pemimpin opini, menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan pemasok terkait
dengan operasi perusahaan dan mencapai rasa simpati dan kepercayaan dari publik
di masyarakat.
Publik Ekasternal adalah public yang berada di luar
organisasi/ instansi/ perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat
membina hubungan baik. Sama juga halnya dengan public internal maka public
eksternal juga menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter
dari organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian maka yang menjadi public
kesternal suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya.
1.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Perusahaan
a. Publik Eksternal suatu Perusahaan
ü Publik Pers (Press Public)
ü Publik Pemerintahan (Government Public)
ü Publik Masyarakat Sekitar (Community Public)
ü Publik Rekanan/Pemasok (Supplier Public)
ü Publik Pelanggan (Costumer Public)
ü Publik Konsumen (Consumer Public)
ü Publik Bidang Pendidikan (Educational Public)
ü Publik Umum (General Public)
b. Hubungan Eksternal suatu Perusahaan
Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut
memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public
eksternal. Sifat hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations).
Beberapa bentuk hubungan internal dalam perusahaan :
ü Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
ü Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
ü Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
ü Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
ü Costumer Relations (Hubungan dengan para pelanggan)
ü Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
ü Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
ü General Relations (Hubungan dengan Umum)
2.
PRESS RELATIONS (Hubungan Dengan Pihak Pers)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan
membina hubungan baik dengan pihak pers.Arti harpiah daripad press adalah
percetakan, namun pada perkembangan selanjutnya istilah pers dapat diartikan
sebagai pihak-pihak yang berkecimpung dalam hal pemberitaan, jadi tidak saja
surat kabar, tapi juga meliputi berbagai media seperti TV, Radio, dsb.
Prinsipnya Press Relations adalah membina hubungan baik dengan orang-orang
pers. Disamping membina, seorang PRO juga harus mengatur dan mengembangkan
hubungan baik dengan pers dsb. PR harus mempunyai hubungan yang baik dengan pers,
sebab mereka mempunyai peranan penting dalam kemajuan dan perkembangan
perusahaan/instansi yang menyangkut pemberitaan baik negative maupun positif.
Jadi pers merupakan kunci kesuksesan dari kegiatan public relations suatu
perusahaan.
Bentuk Hubungan Pers :
1. Press Release
2. Press Conference
3. Press Room
4. Press Tour
5. Press Reception
3.
GOVERNMENT RELATIONS (Hubungan dengan pihak pemerintah)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan
memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah atau
dengan jawatan-jawatan resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
Bentuk hubungan Government Relations, antara lain :
1. Memberikan ucapan selamat hari jadi pemerintah, pemerintah daerah
atau kota.
2. Pengiriman agenda bagi instansi-instansi pemerintah terkait.
3. Mengadakan kegiatan kesenian, olah raga, mensponsori kegiatan baik
dalam konteks nasional maupun
internasional dalam rangka mengharumkan nama bangsa.
4. Mengundang pejabat pemerintah untuk meresmikan suatu acara
perusahaan.
5. Melakukan kegiatan lobby secara baik dengan pihak pemerintah
untuk memperlancar suatu
kegiatan perusahaan.
4.
COMMUNITY RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
Public relations dalam rangka mengatur dan memelihara
hubungan baik dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan perusahaan. Yang dimaksud dengan community disini adalah
masyarakat sekitar/masyarakat setempat/tetangga.
Kegiatan community relations yang harus dilaksanakan,
misalnya :
1. Memberikan beasiswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat
sekeliling perusahaan.
2. Mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalakan pendidikan.
3. Mendirikan asrama-asrama bagi mereka yang memerlukan
4. Mendirikan tempat ibadah.
5. Mengadakan pembagian makanan, dll.
5.
SUPPLIER RELATIONS (Hubungan dengan pemasok)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan
memelihara hubungan dengan para investor agar segala kebutuhan
organisasi/perusahaan/instansi dapat diterima dengan baik.
6.
CONSUMER RELATIONS (Hubungan dengan pelanggan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan
memelihara hubungan baik dengan para konsumen agar produk yang kita buat dapat
diterima dengan baik oleh para konsumen. Salah satu kegiatan mengadakan
hubungan baik dengan consumer sama dengan costumer yaitu dengan pelayanan
melalui iklan, karena disamping mempromosikan hasil produksi perusahaan yang
tentunya memberikan keuntungan di pihak perusahaan juga ada keuntungannya bagi
pihak consumer yaitu bagi pihak consumer merupakan input tentang bagaimana
barang tersebut digunakan dan apa keuntungannya jika consumer menggunakan
barang tersebut.
Kegiatan Costumer Relations diantaranya adalah :
1. Memberikan ucapan selamat hari raya kepada pelanggannya.
2. Memberikan ucapan selamat tahun baru untuk nasabah.
3. Pemberian kalender
4. Pemberian buku telepon
5. Melakukan publisitas
6. Memberikan informasi kegiatan periklanan
7. Memberikan potongan harga, dll
7.
EDUCATIONAL RELATIONS (Hubungan dengan bidang pendidikan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan
membina hubungan baik dengan lembaga-lembaga pendidikan. Misalnya:
1. Memberikan sumbangan dana untuk pendidikan
2. Memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah
3. Memberikan beasiswa
4. Menjadi bapak asuh bagi siswa berprestasi, dsb.
8.
GENERAL RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat umum)
Mengatur dan membina hubungan baik dengan public umum
sehingga produk/jasa dari perusahaan kita dapat menjadi perhatiannya dan
selanjutnya public umum ini dapat menjadi konsumen/pelanggan kita.
F.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Lembaga Pendidikan
a. Publik Eksternal suatu
Lembaga Pendidikan
1. Publik Pers (Press Public)
2. Publik Pemerintahan (Government Public)
3. Publik Umum (General Public)
4. Publik Alumni (Alumni Public)
5. Public Pemberi Dana Pendidikan (Donor Public)
6. Publik Bidang Pendidikan (Educational Public), dsb.
b. Hubungan Eksternal Lembaga
Pendidikan
1. Hubungan Pers (Press Relations)
2. Hubungan Pemerintahan (Government Relations)
3. Hubungan Umum (General Relations)
4. Hubungan Alumni (Alumni Public)
5. Hubungan Pemberi Dana Pendidikan (Donor Relations)
6. Hubungan Bidang Pendidikan (Educational Relations), dsb.
ü Tindakan yang akan dilakukan humas
eksternal seperti :
-
Menganalisis dan menilai sikap dan opini publik menanggapi kebijaksanaan
pimpinan perusahaan dalam memobilisasi karyawan dan menerapkan metode
-
Memegang koreksi dan saran kepada perusahaan terkemuka, terutama yang
menerima pengawasan publik atau kritik.
-
Mempersiapkan bahan penerangan dan penjelasan yang adil dan obyektif bahwa
publik masih memperoleh kejelasan tentang semua kegiatan dan perkembangan
perusahaan.
-
Membantu pimpinan dalam hal menciptakan atau memperbaiki formasi menuju
staf yang efektif.
-
Melakukan investigasi atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan dan
selera publik untuk barang yang diproduksi oleh perusahaan.
Kegiatan Eksternal
Public Relations dimaksudkan untuk publik eksternal organisasi / perusahaan,
yaitu semua elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak terkait langsung
dengan perusahaan, seperti masyarakat di sekitar perusahaan, pers, pemerintah,
konsumen, pesaing dan lain-lain.
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat
menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan.
Dengan melakukan hal itu akan menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi / perusahaan dengan publik eksternal, sehingga menghasilkan citra
yang baik dari perusahaan di mata publik.
ü Kegiatan hubungan eksternal yang dilakukan oleh Humas Officer,
yaitu :
-
Hubungan dengan komunitas (community relations)
Hubungan dengan
masyarakat merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar
perusahaan. Ini juga dapat diartikan sebagai tanda terima kasih kepada
perusahaan masyarakat. Dengan begitu menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya
mengambil keuntungan dari mereka, tetapi berhati-hati dan ingin berbagi apa
yang diperoleh perusahaan dari lingkungan yang dimiliki bersama-sama. Hubungan
dengan komunitas ini sering diwujudkan dalam program Corporate Social
Responsibility.
-
Hubungan dengan pelanggan (customer relations)
Membina hubungan
baik dengan pelanggan, dilakukan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggan
dan kepercayaan dari produk dan perusahaan itu sendiri. Menurut Seitel (2001:
455) tujuan hubungan pelanggan, antara lain :
a. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
b. Menarik pelanggan baru.
c. Pemasaran / pengenalan produk atau jasa baru.
d. Memfasilitasi penanganan pelanggan keluhan.
e. Mengurangi biaya, hubungan pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, termasuk tur pabrik, iklan, film, pameran, publisitas, brosur, dan acara
khusus.
ü Hubungan dengan media massa dan pers
Hubungan dengan
media dan pers adalah sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk
kepentingan proses publikasi dan publisitas kegiatan untuk program kerja halus
atau aktivitas public relations komunikasi dengan masyarakat.
Dengan hubungan yang
baik dengan media dan pers, perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan
meminimalkan negatif berita-pelaporan atau salah tentang perusahaan di media
massa. Hubungan dengan pers dapat dilakukan melalui kontak formal dan kontak
informal.
Formulir kontak
hubungan melalui antara lain resmi konferensi pers, press tour (press tour),
pers (press briefing), dan tekan penerimaan. Sedangkan bentuk hubungan melalui
kontak informal antara lain, siaran pers, wawancara pers dan konferensi pers
(press gathering).
ü Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Sebuah hubungan yang baik
dengan pemerintah untuk memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan kebijakan
yang akan diambil oleh kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut
direalisasikan sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum.
BAB VIII
Kode Etik Humas: Etika
Profesi Public Relations
-
Code of conduct –etika perilaku sehari-hari terhadap integritas
pribadi, klien dan majikan,media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
-
Code of profession – etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
-
Code of publication – etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
-
Code of enterprise —menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti hukum perizinan dan usaha,
hak cipta, merk, dll.
Berikut ini kode etik
humas versi Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas), Kode Etik Kehumasan Pemerintah, dan
International Public Relation Association (IPRA).
-
PASAL 1
Norma norma Perilaku Profesional
Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai
kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi
tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik
yang mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota
media komunikasi serta masyarakat luas.
-
PASAL 2
Penyebarluasan Informasi
Seorang anggota tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak
bertanggung jawab, informasi yang paIsu atau yang menyesatkan, dan sebaliknya
justru akan berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia
berkewajiban untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi.
-
PASAL 3
Media Komunikasi
Seorang anggota tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan
integritas media komunikasi.
-
PASAL 4
Kepentingan yang Tersembunyi
Seorang anggota tidak akan melibatkan dirinya dalam kegiatan apa pun yang
secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan, dengan cara seolah
olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu, padahal sebaliknya justru
ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi. Seorang anggota berkewajiban
untuk menjaga agar kepentingan sejati organisasi yang menjadi mitra kerjanya
benar-benar terlaksana secara baik.
-
PASAL 5
Informasi Rahasia
Seorang anggota (kecuali apabila diperintahkan oleh aparat hukum yang
berwenang) tidak akan menyampaikan atau memanfaatkan informasi yang diberikan
kepadanya, atau yang diperolehnya, secara pribadi dan atas dasar kepercayaan,
atau yang bersifat rahasia, dari kliennya, baik di masa Ialu, kini atau di masa
depan, demi untuk memperoleh keuntungan pribadi atau untuk keuntungan lain
tanpa persetujuan jelas dari yang bersangkutan.
-
PASAL 6
Pertentangan Kepentingan
Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan kepentingan yang saling
bertentangan atau yang saling bersaing, tanpa persetujuan jelas dari
pihak-pihak yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu mengemukakan fakta fakta
yang terkait.
-
PASAL 7
Sumber sumber Pembayaran
Dalam memberikan jasa pelayanan kepada kliennya, seorang anggota tidak akan
menerima pembayaran, baik tunai atau pun dalam bentuk lain, yang diberikan
sehubungan dengan jasa jasa tersebut, dari sumber manapun, tanpa persetujuan
jelas dari kliennya.
-
PASAL8
Memberitahukan Kepentingan Kuangan
Seorang anggota, yang mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu
organisasi, tidak akan menyarankan klien atau majikannya untuk memakai
organisasi tersebut atau pun memanfaatkan jasa jasa organisasi tersebut, tanpa
memberitahukan terlebih dahulu kepentingan keuangan pribadinya yang terdapat
dalam organisasi tersebut.
-
PASAL 9
Pembayaran Berdasarkan Hasil Kerja
Seorang anggota tidak akan mengadakan negosiasi atau menyetujui persyaratan
dengan calon majikan atau calon klien, berdasarkan pembayaran yang tergantung
pada hasil pekerjaan PR tertentu di masa depan.
-
PASAL 10
Menumpang tindih Pekerjaan Anggota Lain
Seorang anggota yang mencari pekerjaan atau kegiatan baru dengan cara
mendekati langsung atau secara pribadi, calon majikan atau calon langganan yang
potensial, akan mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk mengetahui
apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh anggota lain.
Apabila demikian, maka menjadi kewajibannya untuk memberitahukan anggota
tersebut mengenai usaha dan pendekatan yang akan dilakukannya terhadap klien
tersebut. (Sebagian atau seluruh pasal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk
menghalangi anggota mengiklankan jasa jasanya secara umum).
-
PASAL 11
Imbalan kepada Karyawan Kantor kantor Umum
Seorang anggota tidak akan menawarkan atau memberikan imbalan apa pun,
dengan tujuan untuk memajukan kepentingan pribadinya (atau kepentingan klien),
kepada orang yang menduduki suatu jabatan umum, apabila hal tersebut tidak
sesuai dengan kepentingan masyarakat luas.
-
PASAL 12
Mengkaryakan Anggota Parlemen
Seorang anggota yang mempekerjakan seorang anggota Parlemen, baik sebagai
konsultan ataupun pelaksana, akan memberitahukan kepada Ketua Asosiasi tentang
hal tersebut maupun tentang jenis pekerjaan yang bersangkutan. Ketua Asosiasi
akan mencatat hal tersebut dalam suatu buku catatan yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Seorang anggota
Asosiasi yang kebetulan juga menjadi anggota Parlemen, wajib memberitahukan
atau memberi peluang agar terungkap, kepada Ketua, semua keterangan apa pun
mengenai dirinya.
-
PASAL 13
Mencemarkan Anggota anggota Lain
Seorang anggota tidak akan dengan itikad buruk mencemarkan nama baik atau
praktek profesional anggota lain.
-
PASAL 14
Instruksi/Perintah Pihak pihak Lain
Seorang anggota yang secara sadar mengakibatkan atau memperbolehkan orang
atau organisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan
kode etik ini, atau turut secara pribadi ambil bagian dalam kegiatan semacam
itu, akan dianggap telah melanggar Kode ini.
-
PASAL 15
Nama Baik Profesi
Seorang anggota tidak akan berperilaku sedemikian rupa sehingga merugikan
nama baik Asosiasi, atau profesi Public Relations.
-
PASAL 16
Seorang anggota wajib menjunjung tinggi Kode Etik ini, dan wajib bekerja
sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi Kode Etik, serta dalam melaksanakan
keputusan keputusan tentang hal apa pun yang timbul sebagai akibat dari
diterapkannya keputusan tersebut. Apabila seorang anggota, mempunyai alasan
untuk berprasangka bahwa seorang anggota lain terlibat dalam kegiatan kegiatan
yang dapat merusak Kode Etik ini, maka ia berkewajiban untuk memberitahukan hal
tersebut kepada Asosiasi. Semua anggota wajib mendukung Asosiasi dalam
menerapkan dan melaksanakan Kode Etik ini, dan Asosiasi wajib mendukung setiap
anggota yang menerapkan dan melaksakan Kode Etik ini.
-
PASAL 17
Profesi Lain
Dalam bertindak untuk seorang klien atau majikan yang tergabung dalam suatu
profesi, seorang anggota akan menghargai Kode Etik dari profesi tersebut dan
secara sadar tidak akan turut dalam kegiatan apa pun yang dapat mencemarkan
Kode Etik tersebut.
B. KODE ETIK PROFESI [PERHUMAS INDONESIA]
Dijiwai oleh Pancasila
maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan nasional; Diilhami oleh Piagam
PBB sebagai landasan tata kehidupan internasional; Dilandasi oleh Deklarasi
Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan
dipedomi oleh cita-cita, keinginan dan tekad untuk mengamalkan sikap dan
perilaku kehumasan secara professional; kami para anggota Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia – PERHUMAS INDONESIA sepakat untuk mematuhi Kode Etik
Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat bukti-bukti diantara kami dalam
menjalankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka hal itu
sudah tentu mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap
pelanggarnya.
-
Pasal 1
KOMITMEN PRIBADI
Anggota PERHUMAS harus :
a.
Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dalam
menjalankan profesi kehumasan
b.
Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan
kepentingan Indonesia
c.
Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia yang
serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa
-
Pasal II
PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
a.
Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan
b.
Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang
bersaing tanpa persetujuan semua pihak yang terkait
c.
Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan,
maupun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan
d.
Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendahkan
martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
e.
Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima
pembayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau
atasannya yang telah memperoleh kejelasan lengkap
f.
Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembayaran
atau imbalan jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, atau
tidak akan menyetujui perjanjian apapun yang mengarah kepada hal yang serupa
-
Pasal III
PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA
Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:
a.
Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat serta harga diri anggota masyarakat
b.
Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun
jalur komunikasi massa
c.
Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan
sehingga dapat menodai profesi kehumasan
d.
Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia
-
Pasal IV
PERILAKU TERHADAP SEJAWAT
a.
Praktisi Kehumasan Indonesia harus:
b.
Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak
professional sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan
tindakan yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk
melanggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib disampaikan
kepada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA
c.
Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan
kedudukan sejawatnya
d.
Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini. *
C. KODE ETIK KEHUMASAN PEMERINTAH
Pengelola/anggota
Kehumasan Pemerintah adalah setiap pejabat yang mempunyai tugas dan fungsi
kehumasan di instansi pemerintah, departemen, lembaga-lembaga negara serta unit-unit
usaha lainnya seperti BUMN/BUMD baik di pusat maupun di daerah.
Keberadaannya sebagai
pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah adalah untuk lebih meningkatkan dan
membina citra pemerintah atau organisasi/instansi yang diwakilinya dalam
meningkatkan kualitas kerja dan profesionalisme serta mempertinggi daya dan
hasil guna yang maksimal dalam rangka operasional kehumasan yang terpadu.
Setiap pengelola/anggota
Kehumasan Pemerintah untuk bersikap, berperilaku serta berkepribadian Pancasila
dan mengkomunikasikannya secara komunikatif dan profesional dalam rangka
menunjang pelaksanaan kebijakan Pemerintah.
Kode etik bagi
pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah juga dimaksudkan sebagai perwujudan dan
jati diri dari profesi kehumasan pemerintah yang terbuka dan komunikatif,
sebagai bagian integral dari fungsinya sebagai abdi pemerintah dan masyarakat.
1. Hubungan Kerja
a. Kewajiban

-
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah harus loyal kepada instansinya,
memiliki kinerja berkomunikasi dan integritas moral secara efektif, baik dalam
jalur formal maupun informal dengan para pegawai instansi tempat
pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah.
-
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah sebagai aparat pemerintah di bidang
kehumasan di samping berfungsi untuk membantu memaksimalkan upaya organisasi
instansi yang diwakilinya dalam rangka menjaga dan meningkatkan citra
organisasi yang baik, juga berkewajiban menyebarluaskan kebijakan Pemerintah
dan membina hubungan antara Pemerintah dengan masyarakat agar dapat berjalan
secara lancar dan harmonis.

-
Dengan sesama aparat Humas:
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib memelihara hubungan kerja sama
yang baik dan menciptakan komunikasi yang efektif serta harmonis dengan setiap
aparat humas, antara lain dengan cara:
a.
Menyajikan informasi yang lengkap, akurat dan komprehensif dan terpadu
b.
Tukar menukar informasi sehingga setiap pengelola/anggota Kehumasan
Pemerintah dapat mengetahui suatu kebijakan dari tangan pertama.
c.
Aktif berpartisipasi dalam forum komunikasi dan forum kehumasan serta
kegiatan lainnya.
d.
Menyebarluaskan informasi, kepada masyarakat umum melalui media yang
tersedia.
-
Dengan Media Massa
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menjalin kerjasama dan
menciptakan iklim kerja yang harmonis dengan media massa sebagai salah satu
mitra kerjanya, dengan menyediakan dan memberikan pelayanan yang jujur dan
terbuka guna memperlancar tugas dan fungsi media massa sesuai dengan kondisi
dan situasi yang ada pada instansi tempat kerjanya.
-
Dengan Rekan Seprofesi
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib menunjunjung tinggi profesi
kehumasan dan berupaya terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta motivasi kerja baik secara perorangan maupun kelompok serta bertekad
memajukan profesi kehumasan di Indonesia.
-
Dengan Masyarakat Umum
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah wajib mewujudkan citra yang baik dan
positif dari pemerintah atau instansinya dengan menampilkan seikap, perilaku
dan kepribadian yang diterima oleh masyarakat.
b. Larangan
1.
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dilarang memberikan informasi yang
bersifat rahasia
2.
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan melibatkan dirinya dalam
kegiatan apapun yang secara sengaja bermaksud memecah belah atau menyesatkan
dengan cara seolah-olah ingin memajukan suatu kepentingan tertentu padahal
sebaliknya justru ingin memajukan kepentingan lain yang tersembunyi
3.
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah tidak akan mewakili
kepentingan-kepentingan yang saling bersaing antar Kehumasan Pemerintah tanpa
persetujuan yang jelas dari pihak-pihak yang bersangkutan dengan terlebih
dahulu mengemukakan fakta-fakta yang terkait.
4.
Dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, pengelola/anggota
Kehumasan Pemerintah tidak akan menerima pembayaran baik tunai ataupun dalam
bentuk memajukan kepentingan pribadinyasehubungan dengan jasa-jasa tersebut.
5.
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah, tidak dengan itikad buruk
mencemarkan nama baik atau praktek kehumasan, instansi atau organisasi lain.
6.
Tanggung Jawab Pengelola/anggota Kehumasan
Pemerintah
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dalam batas kewenangannya mempunyai tanggung jawab untuk menyajikan informasi berdasarkan data dan fakta yang telah diolah untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
Pengelola/anggota Kehumasan Pemerintah dalam batas kewenangannya mempunyai tanggung jawab untuk menyajikan informasi berdasarkan data dan fakta yang telah diolah untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
2. Hak Jawab dan Hak Koreksi
Apabila ada informasi
yang tidak benar atau menyesatkan, setiap Pengelola/anggota Kehumasan
Pemerintah dapat memanfaatkan hak jawab dan hak koreksi guna meralat dan
meluruskan informasi tersebut, sebagaimana diatur dalam undang-undang.
3.
KODE ETIKA PR [International Public Relation Association]
a.
Integritas pribadi dan profesional, reputasi yang sehat, ketaatan pada
konstitusi dan kode IPRA
b.
Perilaku kepada klien dan karyawan :
-
Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan
-
Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa persetujuan
-
Menjaga kepercayaan klien dan karyawan
-
Tidak menerima upah, kecuali dari klien lain atau majikan lain
-
Tidak menggunakan metode yang menghina klien atau majikan lain
-
Menjaga kompensasi yang bergantung pada pencapaian suatu hasil tertentu.
c.
Perilaku terhadap publik dan media :
-
Memperhatikan kepentingan umum dan harga diri seseorang
-
Tidak merusak integritas media komunikasi
-
Tidak menyebarkan secara sengaja informasi yang palsu atau menyesatkan
-
Memberikan gambar yang dapat dipercaya mengenai organisasi yang dilayani
-
Tidak menciptakan atau menggunakan pengorganisasian palsu untuk melayani
kepentingan pribadi yang terbuka.
d.
Perilaku terhadap teman sejawat :
-
Tidak melukai secara sengaja reputasi profesional atau praktek anggota lain
-
Tidak berupaya mengganti anggota lain dengan kliennya
-
Bekerja sama dengan anggota lain dalam menjunjung tinggi dan melaksanakan
kode etik ini.
BAB IX
PROGRAM PR
Menurut Dominick (2000),strategic plans involve long range,general goals
that the organization wishes to achieve (rencana strategis mencakup
tujuan jangka panjang dan bersifat umum yang ingin dicapai perusahaan). Rencana
strategis disusun oleh management puncak. Sedangkan rencana taktis berrsifat
lebih spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh masing-masing
organisasi yang ada pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah
ditetapkan.
Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dan dapat dikatakan
menjadi hal yang fundamental dalam pekerjaan humas yang dijalankan oleh para
praktisi PR. Kampanye humas mencakup hal-hal seperti menetapkan tujuan yang
hendak dicapai,mempertimbangkan alternatif-alternatif yang nantinya akan
tersedia sebagai jalan kedua dalam menjalankan suatu proses,menilai dan
memperhitungkan suatu resiko yang akan diterima dan manfaat dari masing-masing
alternatif yang dipilih,memutuskan suatu keputusan sebagai suatu arah
tindakan,menetapkan besarnya anggaran,serta mendapatkan persetujuan dan
dukungan yang dibutuhkan dari pihak manajemen perusahaan.
Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi
humas dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya,baik untuk program jangka
panjang maupun jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat
dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang
terencana,praktisi humas hanya berkerja berdasarkan naluri atau insting saja
sehingga mudah kehilangan arah,mudah tergoda terhadap hal-hal yang baru.Hal
tersebut membuat praktisi humas sulit memantau sejauh mana hasil yang sudah
dicapai.
1.
Empat alasan perencanaan program Public
Relations
Perencanaan program public relations adalah suatu bentuk kegiatan yang
terintegrasi pada suatu proses awal dalam pembentukan suatu image positif bagi
suatu organisasi. Hal ini dikarenakan dalam membentuk suatu image
positif itu harus dimulai dengan adanya suatu program yang sudah
terencana dengan baik dan matang. Maka dari itu setiap program yang akan
dijalankan harus memiliki suatu perencanaan pogram.Terdapat empat alasan yang
paling penting bagi perlunya perencanaan Public Relations. Keempat alasan
tersebut meliputi:
a) Untuk
menetapkan target-target operasi Public Relations yang nantinya akan menjadi
tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
b) Untuk
memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
c) Untuk
menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan segenap program Public Relations yang
telah diprioritaskan itu.
d) Untuk
menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan
ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi,dukungan dari berbagai
peralatan fisik seperti alat-alat kantor,mesin cetak,kamera,kendaraan,dan
sebagainya,serta anggaran dana yang tersedia.
Tanpa adanya suatu program kerja yang terencana dengan baik,seorang
praktisi Public Relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga
seorang praktisi Public Relations mudah kehilangan arah dalam kinerjanya. Hal
ini akan berdampak pada praktisi Public Relations akan terbawa pada hal-hal
baru,sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya,seorang
praktisi Public Relations akan sulit memantau kinerjanya dan sejauh mana
kemajuan yang sudah dicapai dan hasil konkret apa saja yang telah dihasilkan.
2.
Enam langkah dalam model perencanaan public
relation
Di dalam model perencanaan public relation,terdapat enam langkah yang sudah
diterima secara luas dan dijalankan secara berkala oleh para praktisi public
relation. Diantara enam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan
situasi
b. Penetapan
tujuan
c. Definisi
khalayak
d. Pemilihan
media dan teknik-teknik public relation
e. Perencanaan
anggaran
f. Pengukuran
hasil
3.
Perencanaan logis
Ini merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian
tujuan. Tentu saja, keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keahlian dan definisi
proses pelaksanaannya. Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis
adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan program
public relation, kita perlu mengetahuki titik awalnya. Misalnya kita harus
mengethui secara pasti seperti apa citra organisasi dimata khalayaknya. Untuk
memahami situasinya, kita memerlukan data informasi atau data intelijen.
Keberadaan audit suatu komunikasi, suatu studi mengenai situasi-situasi
internal maupun ekaternal yang dihadapi organisasi adalah penting.
4.
Proses transfer public relation
Permusuhan
Prasangka
Apati
Acuh tak Acuh
|
Simpati
Penerima
Minat
Pengetahuan
|
Situasi negatif situasi
positif
Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah empat
sikap negatif menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut
diharapkan pada akhirnya akan dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan
pemahaman yang baik. Tujuan paling mendasar kegiatan PR adalah penciptaan
pemahaman. Kadangkala pemahaman ini dapat menjadi sesuatu yang disukai atau
malah dibenci orang. PR tidak sekedar hanya merupakan suatu usaha untuk membuat
oang lain berfikir bahwa tingginya tingkat kehebatan seorang praktisi PR bagi
suatu organisasi. Namun, hal tersebut merupakan tujuan lanjutan, karena tidak
mungkin menciptakan toleransi tanpa adanya suatu pengertian yang positif.
5. Kompromi
yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses
transfer PR dari sikap negatif menjadi sikap positif, membentuk
suatu stigma positif bagi para khalayak maka setiap praktisi PR
harus selalu bersikap realistis dan tidak sampai terjebak dalam sikap optimisme
yang cenderung berlebihan. Ada baiknya jika seorang praktisi PR menetapkan
suatu target yang wajar, misalnya saja menaikkan tingkatan persentase khalayak
yang akan bersedia memahami. Angka ini mungkin saja akan meningkat
dengan adanya suatu kegiatan kampanye PR yang sukses dilancarkan dan dijalankan
selama beberapa tahun.
6. Penyelidikan
kasus
Hal ini dimanfaatkan untuk dapat memahami situasi yang ada dan teraktual
untuk mengetahui bagaimana keadaan diluar yang sedang berkembang. Maka dari
itu,seorang praktisi PR perlu untuk mengadakan suatu investigasi atau
penyelidikan tentang suatu rumor yang berkembang yang selanjutnya dapat
digunakan dan menjadi langkah awal dalam pengumpulan pendapat. Investigasi itu
sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi
informasi dan statistic. Tetapi kalau tidak ada informasi pendukung yang dapat
diandalkan, maka kita harus mengadakan penelitian secara khusus dan mendalam.
7. Pengumpulan
pendapat
Pengumpulan pendapat merupakan suatu proses awal dalam memantau opini
public agar seorang praktisi PR mengetahui rumor apa yang sedang berkembang.
Hal ini juga merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para
praktisi public relation untuk pengumpulan pendapat atau opini sebagai studi
sikap dimana seseorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan
kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak
yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban-jawaban merek dikelompokan menurut kategori
tertentu. Sampel itu sendiri bisa dibentuk atas dasar jenis kelamin, status
perkawinan, kelompok umur, strata status sosial ekonomi.
Pada proses pelaksanaan program pulic relation yang selanjutnya, perlu
diberlakukan beberapa penelitian atau survei lanjutan dengan selang waktu
sekitar enam bulan untuk mencatat berbagi perubahan yang terjadi ats
pendapat, sikap, atau tingkat pemahaman orang-oramg yang menjadi khalayak kita.
Titik berat public relation itu terletak pada upaya mempengaruhi perubahan-perubahan,
bukan untuk langsung memaksakan atau merekayasa suatu citra yang dianggap
menguntungkan bagi organisasinya. Justru hal tersebut dapat menjadi boomerang
tersendiri bagi perusahaan terkait.
8. Pemecahan
masalah
Setelah seorang praktisi PR mampu mengenali situasinya dengan baik, maka
seorang praktisi PR akan dapat mengenali masalah-masalah yang ada serta mencari
cara untuk memecahkannya masalah tersebut. Melalui kegiatan PR,suatu organisasi
atau perusahaan dapat mengetahui dengan baik permasalahannya yang menjadi
kendala dan mengetahui jalan keluarnya. Seorang praktisi PR harus mampu
meluruskan berbagai permasalahan tersebut,karena seorang praktisi PR merupakan
ujung tombak bagi perusahaan. Selain pemecahan masalah,seorang praktisi PR yang
baik juga harus mampu menciptakan suatu pemahaman positif yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya kepada para khalayak sebagai pembentukan suatu
brand image positif. Di lain pihak, PR yang buruk adalah PR yang mencoba
memberikan suatu gambaran yang tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya
kepada khalayak. Keberadaan sikap negatif ini, sifatnya atau alasan
keberadaannya mungkin tidak diperkirakan terjadi dalam organisasi oleh para
khalayak.
9. Metode-metode
pengenalan situasi
Pengenalan situasi ini merupakan langkah yang penting dalam menjalankan
sebuah proses didalam mengumpulkan berbagai opini publik dari berbagai sumber
terkait dan mengetahui keadaan sekitar tentang opini dan berita apa yang sedang
berkembang dan bagaimana keadaan dari tingkat persaingan antar organisasi.
Pengenalan situasi juga berpengaruh untuk menentukan suatu kebijakan tertentu
untuk kedepannya dan langkah apa saja yang akan diambil,sehingga dapat
dikatakan langkah ini dilakukan suatu proses awal dalam pembentukan suatu
perencanaan.
Cara untuk mengenali situasi sebenarnya lebih dari sekedar pengumpulan
pendapat. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain:
a.
Survei-survei yang khusus diadakan untuk mengungkapkan
pendapat, sikap-sikap masyarakat, atau citra organisasi dimata khalayaknya.
b.
Pemantauan beita-berita di media massa
c.
Tinjauan terhadap kecenderungan angka dan grafik
penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung didalam
laporan-laporan tahunan.
d.
Tinjauan terhadap kondisi-kondisi persaingan pada
umumnya dipasar.
e.
Tinjauan terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika
organisasi anda adalah sebuah perusahaan yang telah go public), survei terhadap
pendapat umum dikalangan para pelaku pasar bursa, penafsiran angka deviden,
serta penelaah data neraca keuangan.
f.
Situasi hubungan industrial pada umumnya (antara lain
berupa frekuensi pemogokan dan protes terhadap suatu kebijakan dari pihak
manajemen yang mencakup berbagai hal seperti angka gaji, fasilitas kerja dan
sebagainya).
g.
Keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan
atas hasil uji coba produk dipasar.
h.
Diskusi mendalam dengan para petugas penjualan serta
para distributor.
i.
Tinjauan secara seksama terhadap berbagai kekuatan
pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi
politis.
j.
Sikap-sikap tokoh-tokoh masyarakat.
10. Definisi
Tujuan
Ruang lingkup tujuan PR itu sendiri ternyata sedemikian luasnya. Namun
sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat
skala prioritas. Tujuan itu sendiri merupakan suatu cita-cita dari perusahaan
yang akan menjadi modal pedoman dalam menentukan program dan menjadi kompas
kinerja bahwasanya kearah mana perusahaan ini akan dibawa,tujuan akan
menentukan proses program seperti apa yang akan dibangun dan dibentuk serta
sekaligus dijalankan oleh seorang praktisi PR untuk hal yang positif.
Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah
perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :
a. Untuk
mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan
baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Untuk
meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c. Untuk
menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapat pengauan.
d. Untuk
memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar
ekspor baru.
e. Untuk
mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan
go public.
f. Untuk
memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan
dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,kesangsian,
atau alah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
g. Untuk
mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti
dalam memnfaatkan produk-produk perusahaan.
h. Untuk
meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mamu bertahan atau bangkit kembali setelah
terjadinya suatu krisis.
i.
Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan
dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take over)
j.
Untuk menciptakan image dan identitas perusahaan yang baru.
k. Untuk
mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyeenggaraan suatu
acara.
l.
Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar
memahami kegiatan –kegiatan atau produk perusahaan yang positif , agar
perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan
kebijakan pemerintah yang merugikan.
m. Untuk
menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.
11. Faktor-faktor
yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas
Setiap tujuan dari
berbagai macam organisasi, baik yang komersial maupun yang non-komersial,
sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan
organisasi dalam pengertian yang luas akan lebih mudah dijangkau apabila usaha
pencapaiannnya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan PR. Sehubungan dengan
keterbatasan sumber daya, khususnya dana, maka tidak semua tujuan tersebut bisa
dicapai. Satu solusi yang mungkin adalah menempatkan kegiatan disepanjang tahun
atau menyertakan banyak personel perusahaan dalam pengerjaan tugas ini, atau
keduanya.
12. Penetapan
khalayak
Sebesar apapun suatu organisasi tidak akan mungkin dapat menjangkau semua
orang dari berbagai publik. Bahkan, sebagian dari khalayak itu harus disisihkan
jika khalayak yang potensial terlalu luas atau bervariasi walaupun beberapa
jenis khalayak masih bisa kita jangkau melalui media-media tertentu seperti
koran,surat kabar,radio dan televisi. Disini kita juga bisa
menyaksikan beberapa perbedaan penting dan mendasar antara dunia PR dan dunia
periklanan. Khalayak periklanan itu sendiri relatif cenderung agak terbatas
dibandingkan PR, misalnya saja kalangan masyarakat tertentu yang paling
berpotensi untuk membeli suatu produk tertentu dan targetnya lebih dapat
dikotak-kotakkan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Sedangkan khalayak PR
itu sendiri relatif lebih luas dan bervariasi dibandingkan dengan khalayak
periklanan yang khalayaknya bersifat khusus. Sehingga seorang praktisi PR harus
bisa menentukan siapa saja yang akan dijadikan suatu target khalayak yang ingin
dituju.
13. Pemilihan
media dan teknik Public Relations
Pemilihan media harus diperhitungkan secara matang agar tingkat
efisiensinya baik dan dapat dikatakan efektif. Media yang akan dipilih harus
disesuaikan dengan besarnya anggaran yang tersedia dan tidak berlebihan yang
nantinya justru akan merugikan perusahaan. Dalam kegiatan PR itu sendiri
pemilihan media itu sendiri merupakan babak pertengahan dalam suatu kegiatan
proses promosi dan pembentukan image. Beberapa langkah dalam pemilihan media
akan berpengaruh besar dan berdampak dominan pada hasil akhir.
Bila kita membandingkan media Public Relations dan media iklan,maka
akan muncul hal-hal menarik yang berkaitan dengan kedua bidang
tersebut.diantaranya sebagai berikut:
a.
Kampanye periklanan dan kampanye PR sama-sama bisa
menggunakan berbagai macam media. Sebagai contoh, iklan bisa saja ditempatkan
dimajalah mingguan yang penuh warna atau diselebaran-selebaran biasa.
Pengenalan materi pr juga mungkin dilakukan melalui artikel fitur, atau
kampanye iklan juga dapat difokskan pada Koran harian nasional yang terkenal.
Pada saat yang sama, kampanye Public Relations juga menggunakan Koran sore
regional yang tidak memuat iklan perusahaan sehingga cakupannya dapat lebih
tersebar.
b.
Praktisi PR berhubungan dengan para editor, jurnalis,
serta para produser TV dan radio. Sedangkan pada praktisi periklanan lebih
banyak berhubungan dengan para manajer iklan dari berbagai perusahaan, atau
petugas iklan dimedia massa
c.
Iklan sifatnya lebih komersial dibandingkan dengan PR.
Setiap kolom surat kabar atau waktu siaran bagi iklan di radio harus dibayar.
Sedangkan kolom danwaktu siar untuk artikel pr terkadang tidak harus dibayar.
Pemuatan atau penyiaran suatu materi pr tidak bisa disamakan dengan iklan
gratis, dan nilainya tidak bisa dihitung begitu saja dengan satuan uang
d.
Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media
yang bisa diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya
serendah-rendahnya. Tersedia berbagai sumber untuk memperoleh data statistic
guna mengukur besar atau kecilnya potensial pasar (khalayak konsumen)
e.
Diatas sudah disinggung bahwa tidak seperti duia
periklanan, dunia pr dapat menggunakan berbagi media khusus seperti
jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekadar majalah dinding. Peranan media
khusus itu menjadi sangat penting seandainya organisasi yang bersangkutan tidak
menyediakan anggaran untuk biaya pemakaian media komersial seperti Koran atau
majalah.
14. Variasi
Media PR
Media sebagai saluran dalam kegiatan promosi dan pembentuk pemahaman public
dalam suatu program begitu banyak variasi dan berbagai tingkat efektifitas dan
besaran anggaran yang sangat beragam dan bervariatif. Berbagai variasi dari
media-media utama bagi kegiatan PR itu diantaranya :
a.
Media pers (Press)
Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang
beredar dimasyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional
atau bahkan internasional; korn-loran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan
secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku
petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai
lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
b.
Audio visual
Media ini terdiri dari
slide dan kaset dan terbentuk dalam format video (agar dapat diputar kembali
pada pesawat televisi).
c.
Radio
Kategori ini meliputi
semua jenis radio, mulai dari yang berskala local,nasional, hingga
internasional seperti rekaman yang disiarkan ke radio local Inggris melalui
Two-Ten Communications (dulu bernama UMS), PR siaran luar negeri BBC, COI (Central
Office of Information) dan sebagainya.
d.
Televisi
Sama halnya dengan
radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media PR, tidak hanya televise
nasional atau regional tapi juga televise internasional (melalui COI), termasuk
pula sistem-sistem telete seperti Prestel dan Ceefax, yakni suatu perangkat
yang memungkinkan pemakaiannya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan
melalui layar televisi.
e.
Pameran
Dalam melaksanakan
suatu program atau kampanye PR, praktisi PR juga sering memanfaatkan acara
eksibisi atau pameran.
f.
Bahan-bahan cetakan (printed material)
Yakni berbagai macam
bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan
dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR tertentu.
g.
Penerbitan buku khusus (sponsored books)
Isi buku ini
bermacam-macam misalnya buku petunjuk penggunaan produk yang dikelurkan oleh
perusahaan perkakas elektronik dan sebagainya yang diterbitkan oleh pembuat
produk-produk yang populer.
h.
Surat Langsung (direct mail)
Media ini lazim pula
digunakan sebagai alat penyampaian pesan PR. Surat seperti ini tidak hanya
ditujukan kepada orang-orang tertentu saja tapi juga kepada berbagai macam
lembaga yang sekiranya relevan atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
i.
Pesan-pesan lisan (spoken word)
Penyampaian pesan PR
tidak hanya dilakukan melalui media massa tapi juga bisa melalui komunikasi
langsung atau tatap muka. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan dalam berbagai
kesempatan seperti dalam acara makan atau minum bersama, di sela-sela pertemuan
dinas, dalam pembicaraan telepon, atau dalam suatu seminar.
j.
Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau
perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan PR-nya melalui penyediaan dana atau
dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi,
beasiswa universitas, sumbangan amal dan sebagainya. Kegiatan penyediaan
sponsor juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau
mendukung usaha-usaha pemasaran, terkadang untuk alasan derma, dan sering
kaliuntuk alasan PR. Dalam setiap sponsor selalu terkandung elemen PR, karena
kegiataan ini menghasilkan nilai baik bagi organisasi yang memberikannya.
k.
Jurnal organisasi (hause journals)
Istilah jurnal
organisasi juga sering disebut sebagai ‘jurnal internal’, ‘buletin terbatas’
atau ‘koran perusahaan’. Namun semua istilah itu mengacu pada suatu bentuk
terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam
rangka mengadakan komunikasi dengan khlayak.
l.
Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan
(corporate identity)
Bentuknya bisa
bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter oerganisasinya. Ciri khas
organisasi dan identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan
khalayak atas keberadaan organisasi yang bersangkutan.
15. Media dan
Anggaran
Para perencana media
Public Relations juga harus memperhitungkan dan mempunyai rencana yang matang
dalam menentukan melalui media apa yang nantinya harus dipilih dan digunakan
untuk dapat menjangkau khalayak yang telah dipilih sebagai sasaran,tentunya
juga sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada yang sudah diperhitungkan
oleh pihak management. Praktisi PR harus bisa memilih media yang efektif namun
sesuai dengan anggaran yang disiapkan pihak manajemen,sehingga setiap proses
tidak menjadi sia-sia dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan bahkan
mendapatkan manfaat yang positif dari program yang telah dibentuk dan
dijalankan dari pihak manajemen organisasi atau perusahaan.
16. Biaya-biaya
perencanaan
Public Relations merupakan suatu kegiatan yang padat
karya, sehingga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian
jam kerja alias gaji pegawai. Pos pengeluaran lain yang cukup besar juga
melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera video,computer,hingga
mesin cetak modern. Biaya-biaya perencanaan harus diperhitungkan secara nominal
dan tingkat efektifitasnya sehingga tidak menjadi sia-sia. Penghitungan dan
persiapan dana dimulai dari persiapan dana yang akan digunakan untuk membiayai
media apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai saluran promosi,dana untuk
transportasi dan dana untuk berbagai program-program lainnya.
17. Pengukuran
keberhasilan atau kegagalan
Faktor pengukuran keberhasilan atau kegagalan
berdasarkan model perencanaan Public Relations merupakan faktor yang penting
setelah mempersiapkan dan menghitung anggaran yang akan digunakan dalam
menjalankan fungsi Public Relations dan juga sebagai langkah akhir dari suatu
sistem proses kinerja yang panjang. Hal ini karena pengukuran hasil merupakan
proses evaluasi dari kinerja baik jangka panjang maupun jangka pendek,untuk
mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai. Sebuah proses yang panjang
yang dimulai dari mengumpulkan opini dari berbagai pihak dan media,menentukan
khalayak yang akan menjadi sasaran target ,menyiapkan anggaran yang akan
digunakan untuk hal yang berkaitan dalam menjalankan proses dalam kegiatan
promosi, memilih media yang efektif,hingga dalam suatu proses-proses tersebut
harus dipantau sejauh mana tingkat keberhasilan dan keefektifitasannya dengan
melakukan pengukuran hasil agar dapat mengetahui apa saja yang sudah diraih
sehingga mendapatkan gambaran dalam menentukan arah dalam langkah berikutnya.
Terdapat tiga hal pokok yang berkaitan dengan proses
evaluasi yang berkenaan dengan program dari kegiatan PR,diantaranya:
a. Teknik-teknik
penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga dimanfaatkan
guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan yang
telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dua
metode yang paling lazim digunakan.
b.
Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada
tahapan perencanaan. Namun jika diperlukan,penyesuaian bisa dilakukan selama
berlangsungnya proses pelaksanaan dari program Public Relations yang
bersangkutan.
c.
Setiap program PR harus memiliki tujuan yang
pasti,sehingga perlu menetapkan target-target tertentu yang nantinya akan
digunakan sebagai tolak ukur atau media perbandingan dari hasil riil atau nyata
dari yang telah dicapai dan diperoleh. Unsur kualitatif yang digunakan sebagai
tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa yang lebih
simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti
suatu keberhasilan atas segenap kegiatan PR yang sudah dilakukan secara
sistematis oleh organisasi atau perusahaan tersebut.
BAB XI
PRAKTIK PUBLIC RELATIONS
Praktik PR
kini banyak dilakukan oleh berbagai organisasi. Divisi PR bertindak sebagai
komunikator, ketika publik atau masyarakat berhubungan dengan organisasi terkait. Praktik PR pada hakikatnya adalah aktivitas. Oleh
sebab itu, tujuan praktik PR serupa dengan tujuan komunikasi, yakni adanya
penguatan dan perubahan pengetahuan, perasaaan. Dan perilaku komunikan
(penerima pesan). Praktik PR juga bertujuan untuk membentuk dan mempertahankan
perasaan, serta perilaku positif masyarakat luas terhadap organisasi, lembaga,
atau perusahaan. Tujuan praktik PR adalah membuat publik dan organisasi,
lembaga atau perusahaan saling mengenal, baik kebutuhan, kepentingan, harapan,
maupun budaya masing-masing (Kusumastuti. 2002: 20-21).
Praktik PR
juga memiliki fungsi manajemen, yakni mendorong kemapanan dan saling memelihara
arus komunikasi yang menciptakan pengertian, penerimaan dan kerjasama antara
organisasi dengan berbagai publiknya, termasuk melibatkan diri dalam manajemen
untuk memecahkan masalah atau mengatasi suatu isu. Membantu manajemen untuk
menginformasikan atau merespon terhadap opini publik, membatasi dan menegaskan
tanggung jawab manajemen untuk melayani publik yang berkepentingan, membantu
manajemen membuat kebijakan tertentu secara efektif untuk menciptakan perubahan
yang bermanfaat, menjalankan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi
kecenderungan-kecenderungan, dan menggunakan penelitian akal sehat serta komunikasi
secara etis sebagai prinsip dasarnya (Cultip, Center and Broom. 2004:4).
Praktik PR
sebagai komunikator tentunya harus memiliki persyaratan tertentu, sehingga
dapat menjalankan fungsi PR ini secara profesional. Ada lima persyaratan
mendasar bagi seorang yang ingin menjalankan fungsi PR, yakni;
1. Ability to communicate (kemampuan
berkomunikasi);
2. Ability to organize (kemampuan manajerial
atau kepemimpinan);
3. Kemampuan bergaul atau membina relasi;
4. Memiliki kepribadian yang utuh atau
jujur;
5. Banyak ide dan kreatif.
Menurut
Soemirat dan Ardianto, 2003: 175 praktik PR sebagai komunikator suatu
organisasi, lembaga, atau perusahaan haruslah tetap menunjang prispip-prinsip
etika. Tugasnya antara lain:
1. Menjadi komunikator untuk publik internal
dan publik eksternal,
2. Tidak terlepas dari faktor kejujuran
sebagai landasan utamanya,
3. Membuat publik atau masyarakat merasa
diakui dan dibutuhkan keberadaaannya,
4. Etika sehari-hari dalam berkomunikasi dan
berinteraksi harus tetap dijaga,
5. Menyampaikan informasi-informasi penting
kepada publik atau masyarakat,
6. Menghormati nilai-nilai kemanusiaan,
7. Mampu memberikan keputusan dan
pertimbangan secara arif dan bijaksan,
8. Mengenal batas-batas yang berdasarkan
pada moralitas dalam menjalankan profesinya,
9. Penuh pengabdian dalam profesinya,
10. Mentaati kode etik profesi yang berlaku.
A. PRAKTIK PR DI INSTANSI DAN
PERUSAHAAN
Istilah
Humas tampaknya lebih popular di lingkungan pemerintahan, dibandingkan PR.
Bahkan organisasi yang membawahi humas pemerintah Indonesia dinamakan Bakohumas. Sejak tahun…..sebuah asosiasi bernama Bakohumas
telah dibentuk untuk menaungi seluruh kegiatan dan keberadaan humas – humas di
instansi pemerintah. Setiap tahun Bakohumas menggelar Pertemuan Tahunan yang
dihadiri sekitar 450 pejabat humas selururh Indonesia tingkat kabupaten/ kota,
provinsi dan pusat. Dalam pertemuan tahunan Bakohumas awal tahun 2006 lalu, (
mantan) Menkominfo Sofyan Djalil menegaskan bahwa humas pemerintah: humas
departemen, lembaga Negara BUMN, pemerintah daerah, memiliki potensi yang cukup
besar dalam upaya menyebarluaskan informasi program kegiatan pemerintahan dan
pembangunan
Menururt
Menkominfo keberhasilan dari aktivitas apapun, terletak pada keberanian kita
dalam mengevaluasi diri secara terbuka. Bukan malah sebaliknya, bahwa apa yang
sedang dan telah kita lakukan setiap hari, bahkan sudah bertahun – tahun, tidak
pernah dil;akukan evaluasi terhadap output dan outcome-nya. Sehinggah kegiatan
yang dilakukan berjalan tanpa arah, tersifat rutin, dan tidak inovatif. Tentu
saja hasilnya tidak signifikan bagi solusi permasalahan yang terjadi dan
berkembang di masyarakat
B. PR DI LEMBAGA NEGARA
Program
komunikasi PLN tujuannya untuk mendidik masyarakat untuk menghemat sumber daya
listrik, antara lain melalui penyuluhan kepada masyarakat khususnya pelanggan
PLN, pemasangan spanduk – spanduk di setiap loket PLN, penayangan iklan layanan
masyarakat di TV, radio dan media cetak Khusus untuk kampanye hemat listrik program
komunikasi/ PR yang dilakukan PLN pusat adalah :
-
Iklan layanan masyarakat di stasiun TV dengan bintang Lidya Kandouw utnuk
mengajak masyarakat berhemat listrik
-
Iklan layanan masyarakat seri hemat listrik dan bahaya pencurian listrik di
media cetak
-
Pemasangan spanduk di beberapa lokasi strategis tentang himbauan hemat
listrik
-
Meluncurkan modul edukasi hemat energi untuk anak sekolah dasar, agar sejak
dini mereka memiliki pengetahuan tentang listrik secara benar. Berupa film
animasi dua seri
-
Peluncuran mascot PLN untuk sosialisasi hemat energi yaitu “ kak Bili” yang
merupakan singkatan bijak listrik berupa boneka berbentuk lampu pijar hemat
listrik
C. HUMAS SETJEN DPR
Tugas
bagian hubungan masyarakat, biro humas dan pemberitaan setjen DPR adalah :
-
Melaksanakan analisis terhadap isu – isu di lingkungan DPR dan
melaksanakan urusan kehumasan. Fungsi bagian humas setjen DPR meliputi:
-
Pelaksanaan penyiapan bahan materi penerangan kepada masyarakat
-
Penyaluran delegasi pengaduan masyarakat
D. HUMAS BANK INDONESIA
Tujuan
kegiatan Biro Perencanaan Strategis dan Humas secara umum adalah meningkatkan
apresiasi, pemahaman dan edukasi masyarakat terhadap peran Bank Indonesia.
Diantara banyak kegiatan yang dilakukan salah - satunya adalah melalui lomba
karya tulis perbankan untuk umum dan pers. Bank Indonesia juga betanggung jawab
mengedukasi masyarakat tentang aktivitas transaksi keuangan yang baik dan
benar. Seperti kampanye anti money laundering yang gencar dipublikasikan di
berbagai media massa, dengan tagline: kalau bersih kenapa harus risih….
Kampanye
ini sangat mengena dan mencerdaskan masyarakat terutama di saatmeruaknya kasus
pencairan dana milik Tommy Suharto dari ban di luar negeri melalui rekening
departemen hukum dan HAM
E. PR DI DEPARTEMEN PEMERINTAH
1.
HUMAS DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ( DEPBUDPAR)
Dari riset
yang dilakukan Depbudpar, sekitar 70 persen wisatawan asing sebenarnya lebih
menyukai wisata bahari daripada wisata alam lain. Untuk meningkatkan publisitas
potensi wisata Indonesia, antara lain “ merangkul” para wartawan media. Kiat
yang dil.akukan humas Depbudpar cukup menarik, yaitu membuat acara seminar dan
outbound di atas kapal pinisi selama 2 hari bagi jurnalis dan pers. Di atas
kapal tradisional ini seminar berlangsung dengan suasana berbeda, mengarungi
lautan lepas sambil melihat keindahan kepulauan seribu
2.
HUMAS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
Sepanjang
2006/2007, kecelakaan darat, laut,dan udara terjadi seperti “ arisan” dan
menelan ratusan korban jiwa. Hilangnya pesawat Adam Air, tenggelamnya Kapal
Motor Penumpang Levina I, terbakarnya pesawat Garuda Indonesia, hingga kondisi
rel dan armada kereta api yang sudah sangat tua. Dampak dari insiden
transportasi tersebut adalah penggantian pejabat eselon satu di jajaran
departemen perhubungan awal maret 2007 oleh menteri perhubungan saat itu
Lalu
bagaimana peran humas departemen perhubungan untuk memperbaiki citra
instansinya? Bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
dan system transportasi Indonesia oleh para operator yang koordinasinya dibawah
Departemen Perhubungan? Krisis citra yang menimpa Departemen Perhubungan seyogyanya dinetralisir
melalui kegiatan seperti:
-
Membentuk tim komunikasi
-
Program talkshow di stasiun TV dan radio
-
Polling centre
-
Lomba peran serta masyarakat
-
Iklan layanan masyarakat
F. HUMAS PALANG MERAH INDONESIA
PMI
bekerja sama dengan sebuah konsultan desain menyusun “Corporate Identity” untuk
menertibkan penggunaan identitas PMI sekaligus menampilkan citra organisasi
yang lebih dinamis, progresif dan professional. Sebagai langkah awal
penerapannya pada organisasi, PMI menggelar acara memperkenalkan “Corporate
Identity” PMI bagi kalangan internal yang dihadiri oleh seluruh staf
markas pusat PMI, perwakilan rumah sakit PMI Bogor serta unit transfuse
darah pusat (UTDP) PMI. “ Jika corporate identity ini dijadikan pedoman
oleh seluruh jajaran pengurus, staf dan relawan di lingkungan PMIsecara
konsisten, mudah-mudahan mampu menciptakan citra PMI yang berkesan lebih segar
dan membangun kredibilitas sebagai organisasi yang independent, transparan dan
dapat dipercaya”, ujar wakil sekretaris jenderal PMI, Rachmat Ahadijat
Pedoman
“ corporate identity”, PMI ini berisi standar logo, tipe huruf, ukuran huruf ,
warna standar, dan aturan penggunaannya pada berbagai produk publikasi,
pakaian, kenderaan, serta fasilitas lainnya

1.
Corporate Secretary
Perusahaan atau BUMN yang telah go public wajib
memiliki pejabat sekretaris perusahaan atau corporate secretary( corsec).
Seorang Corsec biasanya membawahi sub bagian PR, investor relations dan
humkum/legal. Karena tugas utama Corsec adalah menjaga reputasi perusahaan
dalam aspek bisnis/ usaha melalui komunikasi strategis dengan public internal
dan eksternal. Corsec adalah “ tangan kanan “ pemilik perusahaan yang memberi
input dan laporan secara berkala mengenai:
-
Isu –isu nasional dan global yang mempengaruhi bisnis perusahaan
-
Program dan strategi komunikasi untuk meningkatkan daya jual perusahaan
Dengan demikian, kualifikasi seorang corsec
selayaknya menguasai masalah yang lebih luas ketimbang petugas PR seperti
strategi PR,ekonomi mikro dan makro, hukum, industri, pasar modal dan regulasi
pemerintah
2.
Corporate Affairs
Pengertian Corporate Affairs sesungguhnya sama
dengan corporate PR, namun pada praktiknya fungsinya lebih luas meliputi kegiatan
corporate governance, CSR dan lainnya
3.
Investor Relations
Petugas hubungan investor dibutuhkan di
perusahaan yang sudah go public, yang memiliki saham – saham listing di bursa
efek. Para investor sebagai pembeli saham merupakan public eksternal potensial
yang selalu harus di update tentang informasi perusahaan. Perbankan, financial,
grup perusahaan adalah kategori perusahaan yang membutuhkan investor relations
4.
Communications/ Corporate PR
Tren yang menarik bahwa istilah communications
kini menggeser istilah PR atau Humas untuk fungsi dan posisi PR di
berbagai instansi swasta dan pemerintah, seperti Kepala Komunikasi Garuda
Indonesia, Kepala divisi komunikasi Pertamina, communication Manager di IBM dan
banyak lagi. Hal ini sejalan dengan meningkatnya peran dan tuntutan perusahaan
terhadap fungsi PR yaitu merancang, menerapkan dan mengevaluasi hasil program
komunikasi strategis agar citra korporat meningkat
5.
Marketing PR
Contoh program mobil mudik sariwangi yaitu
mudik gratis bagi pengirim bungkus sariwangi yang memenangkan undian adalah
salah satu bentuk marketing PR. Dengan momentum jelang lebaran, masyarakat yang
ingin mudik gratis terdorong membeli produk meskipun peluang untuk menang
sangat kecil
6.
Marketing Communication
Secara structural bertanggung jawab kepada
direktur marketing. Tugasnya antara lain:
-
Menangani special events
-
Melaksanakan strategi komunikasi seperti periklanan dan promosi untuk
meningkatkan awareness public terhadap merek dan citra perusahaan
-
Membuat analisa dan evaluasi terhadap program komunikasi yang telah
dilakukan, termasuk penghitungan cost dan revenue bagi perusahaan.
7. Media Relations
Bertugas memberi informasi seluas – luasnya
tentang organisasi dan kebijakannya kepada media. Senjata utama petugas media
relations adalah rilis beita yang secara rutin ditulis dan didistribusikan ke
semua media terkait.
8.
Government Relations
Petugas hubungan pemerintah atau government
relations bertugas menjembatani kepentingan perusahaan dengan instansi
pemerintah yang terkait dengan operasional usahanya. Fungsi ini sangat
dibutuhkan pada perusahaan yang lokasi operasionalnya menempati atau
bersinggungan dengan wilayah penduduk local, seperti perusahaan pertambangan
atau pengolahan hutan
9.
Community Development
Bertugas meningkatkan harkat kehidupan mayarakat
di lingkungan perusahaan sebagai penerapan pertanggung jawaban social
perusahaan.
10. Special Events, Event Coordinator
Perusahaan atau organisasi melakukan special
events untuk meningkatkan citra korpoat atau pemasaran produk / jasa. Apakah
itu kegiatan roadshow musik perusahaan rokok, peresmian kantor cabang
perbankan, lomba bakat, audisi penyanyi di televise swasta, atau seminar
pengembangan diri oleh kosultan manajemen.
11. External Relations
Tugasnya adalah :
-
Menangani masalah atau keluhan dari klien, konsumen, pemirsa, yang
menyangkut stabilitas perusahaan dan mencari solusinya
-
Memberi kontribusi kepada public eksternal/istitusi untuk menarik simpati
seperti aksi social, donasi, sponsorship, program edukasi, dll
-
Memantau publisitas media baik positif maupun negatif tentang perusahaan
dan melakukan pendekatan media manakala diperlukan
12. Internal Relations
Karyawan, anggota organisasi, manajemen adalah
public internal yang paling menentukan jalannya organisasi. Jika public
internal tidak memperoleh informasi yang memadai tentang kegiatan perusahaan,
niscaya mereka sulit mendukung kegiatan organisasi, yang pada akhirnya
berdampakpada pencapaian target atau tujuan perusahaan
13. Promotion
Mempromosikan merek/ produk kepada public baik
secara langsung, melalui kegiatan atupun media.
14. Research & Development
Bagi mereka yang menyukai riset, statistic
peluang kerja di bagian research & development hampir selalu ada di
perusahaan swasta maupun pemerintah
15. Account Executive ( AE)
Posisi awal seorang fresh graduate sarjana PR
biasanya menjadi Account Executive. Baik di biro iklan, konsultan PR , majalah,
TV swasta, radio swasta dan lainnya. Tugasnya adalah mencari dan melayani klien
yaitu perusahaan pemasang iklan
16. Customer Relations
Selain penampilan menarik, kemampuan komunikasi
dan CS oriented ( mampu melayani konsumen dengan baik dan ramah) adalah
kemampuan non teknis disamping penguasaan computer. Dalam jenjang karir, CS
dapat menjadi staf PR atau marketing, karena memiliki communication skill dan
product knowledge
17. Management Trainee
Melalui program MT, karyawan yang lulus seleksi
akan detraining selama 1 tahun untuk menjadi professional multi skilled dan
multi – tasking, sebelum diposisikan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahlian. MT yang diposisikan ke bagian PR harus memiliki kemampuan
komunikasi yang lebih baik dibanding rekanny, selain pemahaman terhadap
peningkatan citra perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto,
Elvinaro. 2011. Hanbook Of Public Relations : Pengantar Komprehensif.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ruslan,
Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi :
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: rajawali pers.
Soemirat,
Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2010. Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Drs.Morissan, S.H, M.A.,Management Public
Relations; Strategi menjadi humas professional,2008.
Jefkins,Frank. Public Relations,2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar