Definisi dan Proses Manajemen Public Relations
1. 1. Definisi Public Relations
Pada hakekatnya Public Relations ini
merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana
didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian
dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management.
Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak
lain.
1. a. Etimologi
Secara etimologi public relations berasal
dari, bahasa Inggris dimana Public itu
berarti masyarakat, orang banyak sedangkan Relations adalah
hubungan, relasi
1. b. Terminologi (Menurut Para Ahli)
v Cutlip, Public
relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut
v Betrand R. Canfield, Public Relations adalah
fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap public, mengidentifikasi kebijakan dan
atiurans seseorang atua organisasi demi kepentingan publik dan melaksnakan
sesautu program kegiatan untuk memperoleh pengertian dan penerimaan public
v W.Emerson Reck, Public Relation adalah kelanjuatan dari proses penetapan
kebikajsanan, penetuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan
orang-orang atau golongan atgar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan
dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaaan, pelayanan dan
sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang
sebaik-baiknya
v J.C. Seidel, Public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen
untik memperoleh itikad baik dan pengerrrtian dari langganannya, pegawainya dan
public umumnya;kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri
sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan
v Onong Uchjana Efendy, Public relations adalah komunikasi dua arah antara organisasi dengan
publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama..
v Howard Bonham, Humas atau Public Relations adalah suatu seni untuk menciptakan
pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam pengertian publik
yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang
atau organisasi.
v JH. Wright, Public Relations yang modern adalah suatu rencana tentang kebijaksaan dan
kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan publik dan menambah pengertian
mereka.
v W. Emersom Reck, Public Relations adalah kelanjutan dari proses penetapan
kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan
kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan,
pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan
yang sebaik-baiknya.
v Gruning dan Hunt, Public relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dengan
publiknya.
v John E. Marston, Public relations adalah kegiatan komunikasi persuasif dan terencana yang
didesain untuk mempengaruhi publik yang signifikan.
v Tony Greener, Public relations adalah presentasi positif suatu organisasi kepada
seluruh publiknya
v The British Institute Of Public
Relations, Public Relations adalah “Keseluruhan
upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya”.
1. 2. Proses Perencanaan Manajemen Public
Relations
Menurut Scott M. Cutlip & Allen H.
Center proses manajemen public relations sepenuhnya mengacu kepeda pendekatan
manajerial. Proses perencanaan ini dapat dilakukan melalui “Empat tahapan atau
langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program
kerja kehumasan adalah sebagai berikut :
- Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan yang dilakukan melalui penelitian dengan
menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik
terhadap lembaga.
- Planning : Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan
pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga
yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik
- Communicating : Dalam tahap ini PRO harus mengkomunikasikan pelaksanaan program
sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong mereka untuk
mendukung pelaksanaan program tersebut.
- Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pelaksanaan program
dari perencanaan, pelaksanaan program, pengkomunikasian, sampai
keberhasilan atau kegagalan yang terjadi dari program tersebut
1) Fact Finding
Langkah pertama sangat penting artinya bagi suksesnya program humas. Fact
finding adalah pencarian fakta, data atau informasi yang mendukung program
humas mengenai situasi, pendapat, sikap, dan reaksi publik terhadap kegiatan,
kebijakan atau produk suatu perusahaan atau lembaga. Pada tahap ini, Public
Relions Officer dapat menganalisis data dan informasi yang sudah tersedia baik
di buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber data dan informasi lainnya. Istilah
kerennya adalah desk research.
Pada tahap ini, seorang praktisi menganalisis
data dan informasi yang tersedia. Berdasarkan informasi dan data
yang tersedia kemudian dapat diperoleh interpretasi-interpretasi.
Interpretasi ini amat berguna bagi seorang praktisi untuk memutuskan atau
menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk memecahkan suatu
permasalahan. Penelitian bisa dilakukan secara kualitatif & kuantitatif.
Dalam tahap ini ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung
dengan kepentingan organisasi, yakni What’s our problem?
Dalam hal ini apakah terjadi hal-hal
yang menghambat atau menunjang kegiatan perusahaan atau lembaga tersebut.
Disini dilakukan analisa-analisa yang mengarah kepada :
- Bagaimana sikap
kerja para karyawannya.
- Faktor apa saja
yang disenangi ataupun tidak disenangi oleh para karyawannya.
- Mengadakan
perbaikan – perbaikan sesuai dengan keinginan para karyawannya, tetapi
tidak merugikan perusahaan / lembaga yang bersangkutan.
- Menantikan saat
untuk mengadakan perbaikan – perbaikan itu agar supaya kedua belah pihak
mendapat keuntungan atau menikmati suasana kerja yang baik.
2) Planning Decission ( Perencanaan pengambilan keputusan).
Memberikan sikap, opini, ide, dan reaksi
yang berkaitan dengan kebijaksanaan. Dilakukan pula penetapan program, kerja
organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak
berkepentingan, Here’s what what we can do?
Apabila telah diperoleh fakta pada
tahapan fact – finding, maka pada tahapan selanjutnya Public Relions Officer
melakukan Penyusunan masalah (problem), Selanjutnya dilakukan pemikiran sebuah
konsep pemecahan masalah tersebut, kemudian dibuat sebuah perencanaan matang
mengenai langkah–langkah, perumusan tujuan, perincian waktu secara teratur
dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam tahapan ini menurut Cultip
& Center membutuhkan :
- A searching look
backward.
- A deep look
inside.
- A wide look
around.
- A long, long look
a head.
Pada perencanaan ini dikenal pula
istilah perumusan 7 C, yaitu suatu penilaian terhadap hubungan komunikator
dengan komunikan, perumusan itu adalah :
- Credibility, yaitu nilai kepercayaan public terhadap pihak
komunikator.
- Context, yaitu factor yang menghubungkan isi dari pesan
dengan kenyataan pada lingkungannya.
- Content, yaitu makna dan arti yang terdapat dalam pesan
yang dapat dipahami oleh komunikan.
- Clarity, yaitu factor kesederhanaan dan kejelasan
tidaknya suatu perumusan di dalam pesan yang disampaikan.
- Continuity dan Consistency, yaitu factor ada
tidaknya pertentangan atau perbedaan dalam pesan.
- Capability, yaitu factor kemampuan untuk memberikan
penjelasan.
3) Communication
Tahap berikutnya adalah tahap komunikasi
atau pelaksanaan kegiatan komunikasi (Komunikasi antar persona, komunkasi
kelompok dan komunikasi mass media). Agar dalam pelaksanaannya diperoleh
hasil yang diharapkan maka prinsip-prinsip dalam komunikasi perlu diperhatikan.
Agar proses komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka beberapa hal perlu
diperhatikan yaitu kredibilitas, keterkaitan, isi, kejelasan, keberlanjutan dan
konsistensi, saluran atau media dan kemampuan khalayak. Faktor-faktor tersebut
perlu diperhitungkan secara sungguh-sungguh agar kegiatan yang dilakukan dapat
berhasil sesuai dengan harapan. Here’s what we didi and why?
Tahapan ini sangat menentukan satu
planning dan programming. Sebab jika penyampaiannya dilakukan secara berlainan,
maka dapat menimbulkan efek yang berlainan. Pada tahapan ini menurut Joseph
Klepper perlu diperhatikan tiga factor yang perlu mendapat perhatian, yaitu :
- Group membership.
- Selective
processes.
- Predispotion.
4) Evaluation (Mengevaluasi)
Tahap keempat adalah tahap evaluasi,
evaluasi merupakan tahapan penilaian terhadap program dan hasil kerja
aktivitas public relations. Pelaksanaan kegiatan humas harus dievaluasi
atau dilakukan perbaikan – perbaikan agar permasalahan atau hambatan yang
ada dapat diatasi dan dipecahkan serta menciptakan hubungan yang harmonis
diantara public suatu badan / lembaga / perusahaan. How did we do?
Dalam tahap keempat ini praktisi humas
harus mempunyai keterampilan dalam menelaah hasil-hasil yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai alat bantu, misalnya reset mengenai pendapat umum, reset
mengenai perilaku, motivasi, analisis isi dan lain-lain.
Keempat tahapan tersebut. Satu sama lain
berkaitan sangat erat. Artinya guna mendapatkan hasil maksimal, semua tahapan
harus senantiasa dilalui/dilaksanakan dengan baik. Setiap tahap dalam
program kerja public relations itu, sama pentingnya bagi terlaksananya suatu
program public relations yang efektiv.
Jika diuraikan lebih rinci, ke empat
tahapon menurut M Cultiv & Center tersebut, adalah sebagai
berikut :
1. Menganalisa prilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.
2. Menentukan dan memahami secara benar prilaku tiap-tiap kelompok terhadap
organisasi.
3. Menganalisasi tingkat opini publik, baik yang intern (internal
public) maupun yang ekstern (external public).
4. Mengantisipasi kecenderungan-kencenderungan , masalah-masalah potensial,
kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5. Menentukan formulasi dan meurumuskan kebijakan-kebijakan.
6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkanatau
mengubah prilaku masayarakat sasaran. Termasuk membuat budget/anggaran
biaya operasionalnya.
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang
telah direncanakan. (Lihat kembali bahasan Tugas dan Peranan Public
Relations)
8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
1. 3. Analisis Kasus
a) Tahun 2000an Perusahaan bedak PT. Pegeon memproduksi bedak padat untuk
wantia remaja , namun bedak padat tersebut di isukan mengandung pewarna pakaian
yang berbahaya bagi kulit. Peran PR dalam menangani kasus tersebut yaitu:
1) Fact
Finding: mencari data-data yang akurat mengenai
produk kami dengan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan bedak padat
tersebut dan melihat kelapangan /masyarakat yang menggunakan produk tersebut
apabila keadaannya mengacu pada hal yang menggawatkan perusahaan misallnya
masyarakat banyak yang menganggap bedak padat tersebut berbahaya sehingga
di demo keberadaannya, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang PR
adalah:
2) Planning : Menyusun
rancangan hal hal apa saja yang harus dilakukan oleh seorang PR, setelah PR
mendapatkan bukti dan fakta bahwa produk perusahaan tidak mengandung bahan
pewarna pakaian yang berbahaya untuk kulit,rencana pertama akan dialkukan
adalah conferensi pers yaitu dengan mengundang para wartawan di lobby
perusahaan pegeon kemudian membawa ahli lab dan dokter kulit yang telah
menyelidiki composisi dari bahan pembuatan bedak tersebut dan PR sebagai
perwakilan atau juru bicara dari perusahaan , kemudian mengadakan acara bazzar
di mall dan didalamnya ada uji coba pembuktian bedak yang berbahaya dengan yang
aman dan juga memberikan hadiah bagi pembeli bedak tersebut. Dan dengan
tempat yang sama yaitu di mall perusahaan pegeon akan mengadakan talk
show dengan mengundang artis “icon” dan mengundang badan pom ,dokter
kulit. membuat berita melalui media cetak,majalah mengenai perbaikan
citra dari produk kami.membuat iklan yang mengandung unsur pembuktian bahwa
bahan-bahan pembuatan bedak ini adalah alami semuanya dan tentunya juga harus
menarik dengan memperhatikan komposisi warna dan icon atau artis yang menjadi
talent dalam iklan tersebut.
3) Comunicating : Kemudian
PR akan membagikan tugas kapada karyawan yang memiliki keahlian pada tugasnya
masing masing agar rancangan yang telah disusun berjalan dengan baik misalnya
membagi tugas untuk acara even siapa saja yang mengatur lokasi, bintang tamu
dsb, kemudian yang merancang berita di media cetak agar terlihat lebih menarik
dan tugas lainnya .Setelah semua hal-hal sudah di atur dengan baik, PR beserta
karyawan lain yang ikut serta membantu kegiatan yang telah direncanakan
sebelumnya langsung melakukan tindakan dan terjun kelapangan untuk
merealisasikannya. Tentunya setiap kegiatan ini juga kami bekerja sama
dengan pihak media agar setiap kegiatan kami di beritakan sehingga perusahaan
kami membaik imagenya. Tentunya hal ini juga diawali dengan hubungan yang baik
antara PR dengan para wartawan/pers .Dalam pelaksanaan
kegiatan seorang PR perusahan yang memegang andil besar bagi kegiatan
yang akan dilaksanakan ini maka PR harus mengontrol segala kegiatan yang
dilakukan agar meminimalisir kesalahan dan meluruskan segala sesuatu yang
melenceng dari jalur yang telah disepakati atau ditentukan . tujuan lainnya
yaitu agar segala kegiatan berjalan sesuai rencana sehingga target atau tujuan
yang diinginkan bisa tercapai dengan baik karena pada dasarnya yang merancang
kegiatan ini adalah seorang PR, maka PR itu juga yang harus mengawasi agar
sesuai track/perencanaan awal.
4) Evaluating : Setelah
selesai kagiatan tersebut seorang PR perusahaan pegeon akan mengevaluasi
seluruh kegiatan tersebut apakah berjalan sesuai rencana ,lancar dan memenuhi
target yang diinginkan sehingga kedepannya diperlukan modifikasi atautidak.dan tidak lupa setelah kegiatan ini PR juga harus memantau segala pemberitaan
yang berkembang di publik melalui media massa maupun media elektronik.
b) Analisa terhadap proses manajemen humas
pemerintah yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten
Pamekasan mulai dari tahap pendefinisian situasi (Fact Finding), perencanaan dan pemograman(Planning
and Programing), pelaksanaan aktivitas dan komunikasi (taking action and communicating), Evaluasi Program(Evaluating the Program) sebagaimana berikut:
1.
Pendefinisian (Fact Finding)Masalah Kehumasan pada Dinas Infokom Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan hasil analisis, Dinas
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan yang memerankan fungsi humas
pemerintah Kabupaten Pamekasan sebelum membuat perencanaan program dan
pelaksanaan programnya terlebih dahulu melakukan analisa situasi dan identifikasi
terhadap permasalahan masyarakat tersebut serta melakukan penelitian dan
pengamatan akan sikap masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Terdapat dua mekanisme jalur yang dipakai dalam melakukan
identifikasi permasalahan dan identifikasi opini publik ini adalah melalui
jalur strukturalberupa pengumpulan fakta dan informasi
yang didapat dari lembaga legislatif maupun eksekutif setempat seperti melalui
pertemuan-pertemuan formal dengan masyarakt di desa-desa dengan aparat desa
atau melalui demo-demo di kantor dewan dan selanjutnya diformulasikan oleh
dewan untuk disampaikan pada pihak eksekutif. Jalur kedua yang dipakai untuk
melakukan identifikasi adalah melalui jalur kultural yaitu
informasi yang langsung didapat dari masyarakat seperti Jaring
Asmara (Jaringan Aspirasi Masyarakat) yaitu dengan menyerap aspirasi langsung dari
masyarakat melalui pertemuan-pertemuan ataupun respon yang disampaikan oleh
masyarakat melalui media radio Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) yang
dimilikinya dengan segala acara yang sifatnya public service berupa
dialog interaktif atau Talk Show. Salah satu contoh kasus adalah respon
masyarakat terhadap kebijakan penetapan kawasan Sae Salera sehingga
pejabat humas dalam hal ini Dinas Informasi dan Komunikasi mencoba untuk
menformulasikan strategi komunikasi apa yang patut untuk disampaikan pada
masyarakat dalam masalah ini.
Dari kedua mekanisme jalur yang dipakai
untuk melakukan identifikasi permasalahan masyarakat tersebut sebenarnya yang
lebih efektif untuk mendapatkan informasi yang valid dan lepas dari
subjektifitas penguasa dan lebih mengedepankan aspek transparansi aspirasi
adalah jalur kultural melalui jaring asmara, mengingat hal tersebut lebih bersifat partisipatif dan menjunjung asas keterbukaan
masyarakat sehingga program yang selanjutnya direncanakan dan strategi
komunikasi atau kampanye programnya akan relatif jauh dari bias karena
mengetahui masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara langsung karena
masyarakat menyampaikannya langsung dalam nuansa situasi yang non formal dan
spontan sehingga informasi yang disampaikan cenderung genuine, bersih dari subjektifitas dan interpretasi pihak lain.
Strategi Jaring Asmara sejalan
dengan paradigma yang ingin dibangun dalam era otonomi daerah, yaitu adanya
partisipasi aktif masyarakat dalam setiap kebijakan atau program yang
dijalankan pemerintah. Karena humas sebagai akses bagi publik maka humas
pemerintah harus dapat membawa diri dan membuka diri pada masyarakat, sehingga
masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya secara bebas pada pemerintah. Salah
satu bentuk jaring asmara yang dilakukan adalah dengan membuka acara spesial dalam station radio
Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD)-nya berupa ‘Bupati Menjawab’
(Bincang-Bincang Sore/BBS) yang dilakukan secara interaktif. Sehinga pemerintah
dapat mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dan dialami oleh masyarakat. hal
ini akan menjadi modal awal bagi pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan
programnya sehingga dapat didukung secara positif pula oleh masyarakat.
1. 2. Perencanaan Dan Pemrograman (Planning And Programing) Aktivitas Humas Pemerintah
Dalam aktivitas perencanaan program
kehumasan Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan melakukan beberapa
langkah yaitu membuat Rencana Strategi (RENSTRA), menetapkan kebijakan lima
tahunan, membuat matrik kebijakan dan membuat rencanan kinerja tahunan.
Dalam perencanaannya pula Dinas
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan membuat perencanaan berbagai
bentuk program kegiatan. Namun dari pengamatan yang dilakukan di lapangan
kecenderungan yang muncul adalah program yang direncanakan masih sebatas
mengulang dari perencanaan program atau program yang pernah dilakukan pada
tahun-tahun sebelumnya setidaknya pada saat sebelum program otonomi daerah
secara efektif diberlakukan di Pamekasan pada pertengahan tahun 2001.
Perencanaan program yang dibuat juga terkesan kurang kreatif dan sedikit
inovasi walaupun terdapat perubahan sasaran prmbinaan yaitu yang dahulunya
diarahkan pada pembinaan klompencapir dibidang pertanian saja, maka semenjak
otonomi daerah sasaran pembinaan lebih diarahkan pada pengembangan kelompok
kewirausahaan yaitu pengembangan ekonomi masyarakat mandiri. Kurangnya inovasi
dalam perencanaan program ini disebabkan salah satunya pada budaya aparatur
pemerintah yang selama ini memang cenderung tidak berani melakukan kreatifitas
dan inovasi program dengan alasan semuanya telah ditetapkan dari atas (top
down) serta budaya kerja yang melekat pada aparatur pemerintahan yang cenderung
‘malas, monoton dan pro status quo’ sehingga tidak berani melakukan perubahan
dan kreasi program walaupun perkembangan masyarakat bisa jadi telah berubah
serta disebabkan pula oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Dinas
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan.
1. 3. Pelaksanaan Aktivitas Dan Komunikasi (Taking Action And Communicating) Program Humas Pemerintah
Apabila ditilik dari tugasnya, Public
Relations pemerintah menurut F. Rahmadi (1994:78) setidaknya memiliki empat tugas
penting, yaitu memberikan penerangan dan pendidikan tentang kebijakan pada
masyarakat, memberi bantuan bahan kepada media massa, mempromosikan kemajuan
pembangunan dan memonitor pendapat umum. Berkenaan dengan tugas Public
Relations sebagaimana tersebut diatas, maka kegiatan / aktivitas humas pemerintah
yang diwakili oleh Dinas Informasi dan Komunikasi dapat dilihat dan dibagi
dalam empat konteks tersebut, antara lain:
Pertama, dalam
menjalankan tugasnya sebagai penerangan dan pendidikan pada masyarakat tentang
kebijakan pemerintah hal ini dapat dilihat pada kegiatan antara lain pembinaan
klompencapir, pembinaan dan pemberdayaan Pusat Informasi Pesantren, Penyuluhan
Terpadu Remaja Informasi, Perpustakaan Daerah, Pembinaan Kelompok Koordinasi
Perfilman Daerah (KKPD), Siaran Keliling, Pertunjukan Rakyat, penerbitan
tabloid Fokus Pamekasan, pembuatan spanduk dan diklat jurnalistik.
Kegiatan-kegiatan tersebut lebih berfungsi memberikan penerangan atau
sosialisasi pada masyarakat tentang kebijakan yang sedang diambil serta
dijalankan oleh pemerintah daerah. Begitu pula kegiatan ini sebagai salah satu
media pendidikan pada masyarakat untuk lebih cerdas di dalam memanfaatkan dan
mengelola potensi informasi bagi kepentingan bersama. Kegiatan tersebut
merupakan bagian dari wujud pelayanan pada masyarakat(Public Service) berupa
komunikasi informasi yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak (pemerintah dan
masyarakat) sehingga tercipta hubungan yang harmonis dalam proses
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) yang
dilandasi atas sikap transparansi, keterbukaan dan objektifitas.
Kedua, memberi
bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan informasi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembuatan pers
release, pelayanan informasi, pembuatan dokumentasi pidato Bupati, penerbitan
tabloid Fokus Pamekasan dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut lebih
bersifat supporting media, yaitu pemberian bahan-bahan informasi mengenai kebijakan
dan langkah‑langkah serta tindakan pemerintah, termasuk fasilitas peliputan
kepada media berita untuk acara‑acara resmi yang penting. Pemerintah merupakan
sumber informasi yang penting bagi media, karena itu Dinas Informasi dan
Komunikasi Kabupaten Pamekasan memberikan fasilitas keterbukaan informasi bagi
media yang ingin meliput maupun mengangkat berbagai peristiwa yang sedang atau
telah dilakukan oleh pemerintah dalam media yang dikelolanya.
Ketiga, mempromosikan
kemajuan pembangunan. Hal ini dapat terlihat pada kegiatan pembuatan leaflet
potensi unggulan daerah, baliho perkembangan daerah maupun pemutaran film
pembangunan. Kegiatan ini memberikan informasi pada masyarakat tentang apa yang
telah dicapai oleh pemerintah khususnya dalam bidang pembangunan dan
pengembangan potensi daerah.
Keempat, memonitor
pendapat umum. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pertemuan rutin Bakohumas,
pengembangan media jaring asmara, peretemuan-pertemuan dengn masyarakat,
pengelolaan Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) dengan program public
service-nya, misalnya Bincang-Bincang Sore (BBS) “Bupati Menjawab”, Halo PLN,
Siaran Pedesaan “Paleggiren” dan sebagainya. Khusus program Bupati Menjawab merupakan media yang sangat
efektif untuk menciptakan komunikasi dua arah antara pemerintah dengan
rakyatnya secara terbuka sekaligus menghapus sekat psikologis yang mungkin
selama ini terjadi yang menjadi penghambat bagi upaya transparansi dan pelayan
terbaik pada masyarakat, karena dalam acara tersebut masyarakat dapat
menyampaikan uneg-unegnya, keluhan, kritik, masukan dan apa saja secara
langsung dan terbuka pada Bupati tanpa sensor sedikitpun sehingga bahasa yang
ditampilkannya begitu lugas dan terbuka walau tetap dengan cara penyampaian
yang santun. Dalam forum ini Bupati khususnnya dan dinas-dinas lain pada
umumnya begitu pula Dinas Informasi dan Komunikasi sebagai fasilitator acara
tersebut dengan mudah mengetahui respon dan tanggapan masyarakat terhadapa
kualitas pelayanan yang selama ini disampaikan pada masyarakat, lebih-lebih hal
ini merupakan feedback pada pimpinan pemerintahan dan pimpinan instansi pemerintahan yang
bersangkutan sebagai input dalam proses pengambilan kebijakan selanjutnya.
1. 4. Evaluasi (Evaluating The Program) Pelaksanaan Program Humas Pemerintah
Tahap evaluasi adalah suatu kegiatan
yang mengusahakan agar aktivitas-aktivitas terlaksana sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Sebagaimana menurut
Scott Cutlip & Center (2000:340) bahwa aktivitas ini melibatkan proses
menaksir persiapan, implementasi dan hasil program serta umpan balik dan
analisis terhadap program yang telah dilaksanakan.
Dalam kaitan dengan hal tersebut, Dinas
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan dalam melakukan evaluasi menetapkan
beberapa standar dan alat ukur yang sebelumnya telah ditetapkan dalam proses
perencanaan program sekaligus estimasi pencapaian kinerja. Dalam melakukan
evaluasi programnya, Dinas Informasi dan Komunikasi juga menetapkan beberapa
alat untuk melakukan proses tersebut salah satunya adalah dengan membuat
mekanisme evaluasi program baik berkenaan dengan mekanisme waktu evaluasi,
mekanisme evaluasi pencapaian program.
Dinas Informasi dan Komunikasi dalam
mengetahui respon atau tanggapan masyarakat terhadap program yang telah
dilaksanakan melalui beberapa cara antara lain : Mendapatkan informasi dan
laporan pada saat dilaksanakan acara Rapat Koordinasi Tetap (Rakortab) yang
diadakan oleh Pemerintah Daerah antara Bupati dan seluruh dinas yang ada,
evaluasi pada kegiatan berikutnya, respon melalui media Radio dan media massa
lain, pertemuan-pertemuan, pengamatan terhadap perubahan perilaku secara riil.
Sebagaimana dinyatakan oleh Rosady Ruslan (2003:67) bahwa media massa (termasuk
radio) merupakan cara efektif pembentukan opini publik karena topik-topik
berita yang dipublikasikan pasti mengandung pembentukan opini, hal ini dapat
dilihat dari program yang dilakukan oleh Dinas Informasi dan Komunikasi
Kabupaten Pamekasan melalui Radio Kabupaten Pemerintah Daerah (RKPD) dengan
program Talk Show Interktif (Public Service Program), baik BBS “Bupati Menjawab”, Halo
PLN, Siaran Pedesaan “paleggiren” dan sebagainya dimana masyarakat dapat berinteraksi langsung menyampaikan
segala hal uneg-uneg, keluhan, masukan dan segala macamnya terhadap program
yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dari sini terlihat secara nyata bagaimana
respon masyarakat terhadap suatu program yang dilaksanakan.
Begitu pula perubahan perilaku riil
masyarakat merupakan wujud respon yang secara nyata ditampilkan oleh
masyarakat. Sejauh mana perubahan perilaku yang ditampilkan adalah wujud dari
penerimaan, respon atau tanggapan masyarakat terhdap program komunikasi yang
dilancarkan. Semakin positif atau dekat perubahan perilaku ke arah yang
diharapkan oleh program kampanye humas menunjukkan semakin positif respon
masyarakat yang hal itu menunjukkan berhasilnya program kampanye humas pada
masyarakat. slah stu contoh kasus adalah program kampanye humas yang dilakukan
oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pamekasan tentang penanaman bibit
tembakau Prancak-Cangkring kepada para petani, yang dahulunya petani menanam bibit tembakau dari luar
Pamekasan seletah dilancarkan kampanye ini banyak petani yang sudah mulai
beralih tanam pada bibit jenis ini (Prancak-Cangkring) hal ini
menunjukkan keberhasilan program kampanyenya sekaligus wujud respon positif
masyarakat terhadap program Dinas Informasi dan Komunikasi.
Sumber :
Ardianto, Elvinaro. 2011. Hanbook Of
Public Relations : Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen
Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: rajawali pers.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto.
2010. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar