Kamis, 23 Maret 2017

PROGRAM PR
Menurut Dominick (2000),strategic plans involve long range,general  goals that the organization wishes to achieve (rencana strategis mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum yang ingin dicapai perusahaan). Rencana strategis disusun oleh management puncak. Sedangkan rencana taktis berrsifat lebih spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh masing-masing organisasi yang ada pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah ditetapkan.
Perencanaan merupakan bagian yang sangat penting dan dapat dikatakan menjadi hal yang fundamental dalam pekerjaan humas yang dijalankan oleh para praktisi PR. Kampanye humas mencakup hal-hal seperti menetapkan tujuan yang hendak dicapai,mempertimbangkan alternatif-alternatif yang nantinya akan tersedia sebagai jalan kedua dalam menjalankan suatu proses,menilai dan memperhitungkan suatu resiko yang akan diterima dan manfaat dari masing-masing alternatif yang dipilih,memutuskan suatu keputusan sebagai suatu arah tindakan,menetapkan besarnya anggaran,serta mendapatkan persetujuan dan dukungan yang dibutuhkan dari pihak manajemen perusahaan.
Bentuk konkret dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi humas dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya,baik untuk program jangka panjang maupun jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana,praktisi humas hanya berkerja berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah,mudah tergoda terhadap hal-hal yang baru.Hal tersebut membuat praktisi humas sulit memantau sejauh mana hasil yang sudah dicapai.
1. Empat alasan perencanaan program Public Relations
            Perencanaan program public relations adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi pada suatu proses awal dalam pembentukan suatu image positif bagi suatu organisasi. Hal ini dikarenakan dalam membentuk suatu image positif  itu harus dimulai dengan adanya suatu program yang sudah terencana dengan baik dan matang. Maka dari itu setiap program yang akan dijalankan harus memiliki suatu perencanaan pogram.Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya perencanaan Public Relations. Keempat alasan tersebut meliputi:
(a)    Untuk menetapkan target-target operasi Public Relations yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
(b)   Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
(c)    Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program  Public Relations yang telah diprioritaskan itu.
(d)   Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan staf pendukung atau personil yang mencukupi,dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor,mesin cetak,kamera,kendaraan,dan sebagainya,serta anggaran dana yang tersedia.

Tanpa adanya suatu program kerja yang terencana dengan baik,seorang praktisi Public Relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga seorang praktisi Public Relations mudah kehilangan arah dalam kinerjanya. Hal ini akan berdampak pada praktisi Public Relations akan terbawa pada hal-hal baru,sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya,seorang praktisi Public Relations akan sulit memantau kinerjanya dan sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai dan hasil konkret apa saja yang telah dihasilkan.

2.  Enam langkah dalam model perencanaan public relation
Di dalam model perencanaan public relation,terdapat enam langkah yang sudah diterima secara luas dan dijalankan secara berkala oleh para praktisi public relation. Diantara enam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Pengenalan situasi
b.      Penetapan tujuan
c.       Definisi khalayak
d.      Pemilihan media dan teknik-teknik public relation
e.       Perencanaan anggaran
f.       Pengukuran hasil


Pengenalan situasi
3. Perencanaan logis
Ini merupakan prosedur penyusunan rencana yang didasarkan pada pencapaian tujuan. Tentu saja, keberhasilan akhirnya ditentukan oleh keahlian dan definisi proses pelaksanaannya. Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Sebelum kita merumuskan program public relation, kita perlu mengetahuki titik awalnya. Misalnya kita harus mengethui secara pasti seperti apa citra organisasi dimata khalayaknya. Untuk memahami situasinya, kita memerlukan data informasi atau data intelijen. Keberadaan audit suatu komunikasi, suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun ekaternal yang dihadapi organisasi adalah penting.

4. Proses transfer public relation
Permusuhan
Prasangka
Apati
Acuh takut acuh

Simpati
Penerimaan
Minat
pengetahuan

  




Situasi negatif                                                                            situasi positif

Pada situasi tersebut, tujuan yang hendak dicapai adalah mengubah empat sikap negatif menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut diharapkan pada akhirnya akan dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan pemahaman yang baik. Tujuan paling mendasar kegiatan PR adalah penciptaan pemahaman. Kadangkala pemahaman ini dapat menjadi sesuatu yang disukai atau malah dibenci orang. PR tidak sekedar hanya merupakan suatu usaha untuk membuat oang lain berfikir bahwa tingginya tingkat kehebatan seorang praktisi PR bagi suatu organisasi. Namun, hal tersebut merupakan tujuan lanjutan, karena tidak mungkin menciptakan toleransi tanpa adanya suatu pengertian yang positif.


5. Kompromi yang diperlukan
Dengan menyadari berbagai kesulitan dalam melaksanakan proses transfer  PR dari sikap negatif menjadi sikap positif, membentuk suatu stigma positif  bagi para khalayak maka setiap praktisi PR harus selalu bersikap realistis dan tidak sampai terjebak dalam sikap optimisme yang cenderung berlebihan. Ada baiknya jika seorang praktisi PR menetapkan suatu target yang wajar, misalnya saja menaikkan tingkatan persentase khalayak yang akan bersedia memahami. Angka ini  mungkin saja akan meningkat dengan adanya suatu kegiatan kampanye PR yang sukses dilancarkan dan dijalankan selama beberapa tahun.

6. Penyelidikan kasus
Hal ini dimanfaatkan untuk dapat memahami situasi yang ada dan teraktual untuk mengetahui bagaimana keadaan diluar yang sedang berkembang. Maka dari itu,seorang praktisi PR perlu untuk mengadakan suatu investigasi atau penyelidikan tentang suatu rumor yang berkembang yang selanjutnya dapat digunakan dan menjadi langkah awal dalam pengumpulan pendapat. Investigasi itu sendiri bisa dilakukan melalui suatu observasi atau melalui suatu studi informasi dan statistic. Tetapi kalau tidak ada informasi pendukung yang dapat diandalkan, maka kita harus mengadakan penelitian secara khusus dan mendalam.

7. Pengumpulan pendapat
Pengumpulan pendapat merupakan suatu proses awal dalam memantau opini public agar seorang praktisi PR mengetahui rumor apa yang sedang berkembang. Hal ini juga merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para praktisi public relation untuk pengumpulan pendapat atau opini sebagai studi sikap dimana seseorang pewawancara akan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada sejumlah responden sampel yang dianggap cukup mewakili suatu khalayak yang hendak dituju. Selanjutnya, jawaban-jawaban merek dikelompokan menurut kategori tertentu. Sampel itu sendiri bisa dibentuk atas dasar jenis kelamin, status perkawinan, kelompok umur, strata status sosial ekonomi.
Pada proses pelaksanaan program pulic relation yang selanjutnya, perlu diberlakukan beberapa penelitian atau survei lanjutan dengan selang waktu sekitar enam bulan untuk mencatat berbagi perubahan  yang terjadi ats pendapat, sikap, atau tingkat pemahaman orang-oramg yang menjadi khalayak kita. Titik berat public relation itu terletak pada upaya mempengaruhi perubahan-perubahan, bukan untuk langsung memaksakan atau merekayasa suatu citra yang dianggap menguntungkan bagi organisasinya. Justru hal tersebut dapat menjadi boomerang tersendiri bagi perusahaan terkait.

8. Pemecahan masalah
Setelah seorang praktisi PR mampu mengenali situasinya dengan baik, maka seorang praktisi PR akan dapat mengenali masalah-masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya masalah tersebut. Melalui kegiatan PR,suatu organisasi atau perusahaan dapat mengetahui dengan baik permasalahannya yang menjadi kendala dan mengetahui jalan keluarnya. Seorang praktisi PR harus mampu meluruskan berbagai permasalahan tersebut,karena seorang praktisi PR merupakan ujung tombak bagi perusahaan. Selain pemecahan masalah,seorang praktisi PR yang baik juga harus mampu menciptakan suatu pemahaman positif  yang sesuai dengan keadaan sebenarnya kepada para khalayak sebagai pembentukan suatu brand image positif. Di lain pihak, PR yang buruk adalah PR yang mencoba memberikan suatu gambaran yang tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya kepada khalayak. Keberadaan sikap negatif ini, sifatnya atau alasan keberadaannya mungkin tidak diperkirakan terjadi dalam organisasi oleh para khalayak.

9. Metode-metode pengenalan situasi
Pengenalan situasi ini merupakan langkah yang penting dalam menjalankan sebuah proses didalam mengumpulkan berbagai opini publik dari berbagai sumber terkait dan mengetahui keadaan sekitar tentang opini dan berita apa yang sedang berkembang dan bagaimana keadaan dari tingkat persaingan antar organisasi. Pengenalan situasi juga berpengaruh untuk menentukan suatu kebijakan tertentu untuk kedepannya dan langkah apa saja yang akan diambil,sehingga dapat dikatakan langkah ini dilakukan suatu proses awal dalam pembentukan suatu perencanaan.


Cara untuk mengenali situasi sebenarnya lebih dari sekedar pengumpulan pendapat. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain:
a.       Survei-survei yang khusus diadakan untuk mengungkapkan pendapat, sikap-sikap masyarakat, atau citra organisasi dimata khalayaknya.
b.      Pemantauan beita-berita di media massa
c.       Tinjauan terhadap kecenderungan angka dan grafik penjualan serta menelaah berbagai indikasi yang terkandung didalam laporan-laporan tahunan.
d.      Tinjauan terhadap kondisi-kondisi persaingan pada umumnya dipasar.
e.       Tinjauan terhadap fluktuasi harga-harga saham (jika organisasi anda adalah sebuah perusahaan yang telah go public), survei terhadap pendapat umum dikalangan para pelaku pasar bursa, penafsiran angka deviden, serta penelaah data neraca keuangan.
f.       Situasi hubungan industrial pada umumnya (antara lain berupa frekuensi pemogokan dan protes terhadap suatu kebijakan dari pihak manajemen yang mencakup berbagai hal seperti angka gaji, fasilitas kerja dan sebagainya).
g.      Keluhan konsumen, penerimaan produk, serta laporan atas hasil uji coba produk dipasar.
h.      Diskusi mendalam dengan para petugas penjualan serta para distributor.
i.        Tinjauan secara seksama terhadap berbagai kekuatan pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, sosial, hingga yang berdimensi politis.
j.        Sikap-sikap tokoh-tokoh masyarakat.

10. Definisi Tujuan
Ruang lingkup tujuan PR itu sendiri ternyata sedemikian luasnya. Namun sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat skala prioritas. Tujuan itu sendiri merupakan suatu cita-cita dari perusahaan yang akan menjadi modal pedoman dalam menentukan program dan menjadi kompas kinerja bahwasanya kearah mana perusahaan ini akan dibawa,tujuan akan menentukan proses program seperti apa yang akan dibangun dan dibentuk serta sekaligus dijalankan oleh seorang praktisi PR untuk hal yang positif.


  Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut :
a.       Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.      Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c.       Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapat pengauan.
d.      Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar ekspor baru.
e.       Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akan go public.
f.       Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,kesangsian, atau alah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
g.      Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memnfaatkan produk-produk perusahaan.
h.      Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mamu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
i.        Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take over)
j.        Untuk menciptakan image dan identitas perusahaan yang baru.
k.      Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyeenggaraan suatu acara.
l.        Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan –kegiatan atau produk perusahaan yang positif , agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
m.    Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.



11. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan skala prioritas
          Setiap tujuan dari berbagai macam organisasi, baik yang komersial maupun yang non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program tindakan yang terencana. Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan lebih mudah dijangkau apabila usaha pencapaiannnya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan PR. Sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, khususnya dana, maka tidak semua tujuan tersebut bisa dicapai. Satu solusi yang mungkin adalah menempatkan kegiatan disepanjang tahun atau menyertakan banyak personel perusahaan dalam pengerjaan tugas ini, atau keduanya.

Khalayak
12. Penetapan khalayak
          Sebesar apapun suatu organisasi tidak akan mungkin dapat menjangkau semua orang dari berbagai publik. Bahkan, sebagian dari khalayak itu harus disisihkan jika khalayak yang potensial terlalu luas atau bervariasi walaupun beberapa jenis khalayak masih bisa kita jangkau melalui media-media tertentu seperti koran,surat kabar,radio dan televisi. Disini kita juga  bisa menyaksikan beberapa perbedaan penting dan mendasar antara dunia PR dan dunia periklanan. Khalayak periklanan itu sendiri relatif cenderung agak terbatas dibandingkan PR, misalnya saja kalangan masyarakat tertentu yang paling berpotensi untuk membeli suatu produk tertentu dan targetnya lebih dapat dikotak-kotakkan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Sedangkan khalayak PR itu sendiri relatif lebih luas dan bervariasi dibandingkan dengan khalayak periklanan yang khalayaknya bersifat khusus. Sehingga seorang praktisi PR harus bisa menentukan siapa saja yang akan dijadikan suatu target khalayak yang ingin dituju.

Media dan teknik-teknik Public Relations
13. Pemilihan media dan teknik Public Relations
          Pemilihan media harus diperhitungkan secara matang agar tingkat efisiensinya baik dan dapat dikatakan efektif. Media yang akan dipilih harus disesuaikan dengan besarnya anggaran yang tersedia dan tidak berlebihan yang nantinya justru akan merugikan perusahaan. Dalam kegiatan PR itu sendiri pemilihan media itu sendiri merupakan babak pertengahan dalam suatu kegiatan proses promosi dan pembentukan image. Beberapa langkah dalam pemilihan media akan berpengaruh besar dan berdampak dominan pada hasil akhir.
          Bila kita membandingkan media Public Relations dan media iklan,maka akan muncul hal-hal menarik yang berkaitan dengan kedua bidang tersebut.diantaranya sebagai berikut:
a)      Kampanye periklanan dan kampanye PR sama-sama bisa menggunakan berbagai macam media. Sebagai contoh, iklan bisa saja ditempatkan dimajalah mingguan yang penuh warna atau diselebaran-selebaran biasa. Pengenalan materi pr juga mungkin dilakukan melalui artikel fitur, atau kampanye iklan juga dapat difokskan pada Koran harian nasional yang terkenal. Pada saat yang sama, kampanye Public Relations juga menggunakan Koran sore regional yang tidak memuat iklan perusahaan sehingga cakupannya dapat lebih tersebar.
b)      Praktisi PR berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV dan radio. Sedangkan pada praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan para manajer iklan dari berbagai perusahaan, atau petugas iklan dimedia massa
c)      Iklan sifatnya lebih komersial dibandingkan dengan PR. Setiap kolom surat kabar atau waktu siaran bagi iklan di radio harus dibayar. Sedangkan kolom danwaktu siar untuk artikel pr terkadang tidak harus dibayar. Pemuatan atau penyiaran suatu materi pr tidak bisa disamakan dengan iklan gratis, dan nilainya tidak bisa dihitung begitu saja dengan satuan uang
d)     Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media yang bisa diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya. Tersedia berbagai sumber untuk memperoleh data statistic guna mengukur besar atau kecilnya potensial pasar (khalayak konsumen)
e)      Diatas sudah disinggung bahwa tidak seperti duia periklanan, dunia pr dapat menggunakan berbagi media khusus seperti jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekadar majalah dinding. Peranan media khusus itu menjadi sangat penting seandainya organisasi yang bersangkutan tidak menyediakan anggaran untuk biaya pemakaian media komersial seperti Koran atau majalah.


14.  Variasi Media PR
            Media sebagai saluran dalam kegiatan promosi dan pembentuk pemahaman public dalam suatu program begitu banyak variasi dan berbagai tingkat efektifitas dan besaran anggaran yang sangat beragam dan bervariatif. Berbagai variasi dari media-media utama bagi kegiatan PR itu diantaranya :
a.       Media pers (Press)
Media ini terdiri dari berbagai macam Koran yang beredar dimasyarakat secara umum, baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional; korn-loran gratis; majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
b.      Audio-visual                                                                                                                                         
Media ini terdiri dari slide dan kaset dan terbentuk dalam format video (agar dapat diputar kembali pada pesawat televisi).
c.       Radio
Kategori ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang  berskala local,nasional, hingga internasional seperti rekaman yang disiarkan ke radio local Inggris melalui Two-Ten Communications (dulu bernama UMS), PR siaran luar negeri BBC, COI (Central Office of Information) dan sebagainya.
d.      Televisi
Sama halnya dengan radio, televisi yang sering digolongkan sebagai media PR, tidak hanya televise nasional atau regional tapi juga televise internasional (melalui COI), termasuk pula sistem-sistem telete seperti Prestel dan Ceefax, yakni suatu perangkat yang memungkinkan pemakaiannya memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan melalui layar televisi.
e.       Pameran
Dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR, praktisi PR juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran.
f.       Bahan-bahan cetakan (printed material)
Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam  berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR tertentu.

g.      Penerbitan buku khusus (sponsored books)
Isi buku ini bermacam-macam misalnya buku petunjuk penggunaan produk yang dikelurkan oleh perusahaan perkakas elektronik dan sebagainya yang diterbitkan oleh pembuat produk-produk yang populer.
h.      Surat Langsung (direct mail)
media ini lazim pula digunakan sebagai alat penyampaian pesan PR. Surat seperti ini tidak hanya ditujukan kepada orang-orang tertentu saja tapi juga kepada berbagai macam lembaga yang sekiranya relevan atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
i.        Pesan-pesan lisan (spoken word)
Penyampaian pesan PR tidak hanya dilakukan melalui media massa tapi juga bisa melalui komunikasi langsung atau tatap muka. Kegiatan seperti ini bisa dilakukan dalam berbagai kesempatan seperti dalam acara makan atau minum bersama, di sela-sela pertemuan dinas, dalam pembicaraan telepon, atau dalam suatu seminar.
j.        Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan PR-nya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni, olahraga, ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal dan sebagainya. Kegiatan penyediaan sponsor juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan suatu iklan atau mendukung usaha-usaha pemasaran, terkadang untuk alasan derma, dan sering kaliuntuk alasan PR. Dalam setiap sponsor selalu terkandung elemen PR, karena kegiataan ini menghasilkan nilai baik bagi organisasi yang memberikannya.
k.      Jurnal organisasi (hause journals)
 Istilah jurnal organisasi juga sering disebut sebagai ‘jurnal internal’, ‘buletin terbatas’ atau ‘koran perusahaan’. Namun semua istilah itu mengacu pada suatu bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khlayak.
l.        Ciri khas (house style) dan identitas perusahaan (corporate identity)
Bentuknya bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter oerganisasinya. Ciri khas organisasi dan identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan khalayak atas keberadaan organisasi yang bersangkutan.



15. Media dan Anggaran
Para perencana media Public Relations juga harus memperhitungkan dan mempunyai rencana yang matang dalam menentukan melalui media apa yang nantinya harus dipilih dan digunakan untuk dapat menjangkau khalayak yang telah dipilih sebagai sasaran,tentunya juga sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada yang sudah diperhitungkan oleh pihak management. Praktisi PR harus bisa memilih media yang efektif namun sesuai dengan anggaran yang disiapkan pihak manajemen,sehingga setiap proses tidak menjadi sia-sia dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan bahkan mendapatkan manfaat yang positif dari program yang telah dibentuk dan dijalankan dari pihak manajemen organisasi atau perusahaan.

ANGGARAN
16. Biaya-biaya perencanaan
Public Relations merupakan suatu kegiatan yang padat karya, sehingga pos pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja alias gaji pegawai. Pos pengeluaran lain yang cukup besar juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera video,computer,hingga mesin cetak modern. Biaya-biaya perencanaan harus diperhitungkan secara nominal dan tingkat efektifitasnya sehingga tidak menjadi sia-sia. Penghitungan dan persiapan dana dimulai dari persiapan dana yang akan digunakan untuk membiayai media apa yang akan dipilih dan digunakan sebagai saluran promosi,dana untuk transportasi dan dana untuk berbagai program-program lainnya.

PENGUKURAN HASIL
17. Pengukuran keberhasilan atau kegagalan
Faktor pengukuran keberhasilan atau kegagalan berdasarkan model perencanaan Public Relations merupakan faktor yang penting setelah mempersiapkan dan menghitung anggaran yang akan digunakan dalam menjalankan fungsi Public Relations dan juga sebagai langkah akhir dari suatu sistem proses kinerja yang panjang. Hal ini karena pengukuran hasil merupakan proses evaluasi dari kinerja baik jangka panjang maupun jangka pendek,untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai. Sebuah proses yang panjang yang dimulai dari mengumpulkan opini dari berbagai pihak dan media,menentukan khalayak yang akan menjadi sasaran target ,menyiapkan anggaran yang akan digunakan untuk hal yang berkaitan dalam menjalankan proses dalam kegiatan promosi, memilih media yang efektif,hingga dalam suatu proses-proses tersebut harus dipantau sejauh mana tingkat keberhasilan dan keefektifitasannya dengan melakukan pengukuran hasil agar dapat mengetahui apa saja yang sudah diraih sehingga mendapatkan gambaran dalam menentukan arah dalam langkah berikutnya.

Terdapat tiga hal pokok yang berkaitan dengan proses evaluasi yang berkenaan dengan program dari kegiatan PR,diantaranya:
a)      Teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi seringkali juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dua metode yang paling lazim digunakan.
b)      Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Namun jika diperlukan,penyesuaian bisa dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program Public Relations yang bersangkutan.
c)      Setiap program PR harus memiliki tujuan yang pasti,sehingga perlu menetapkan target-target tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur atau media perbandingan dari hasil riil atau nyata dari yang telah dicapai dan diperoleh. Unsur kualitatif yang digunakan sebagai tolak ukur adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa yang lebih simpatik terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti suatu keberhasilan atas segenap kegiatan PR yang sudah dilakukan secara sistematis oleh organisasi atau perusahaan  tersebut.






BAB III
KESIMPULAN

Jadi, seorang praktisi Public Relations harus memiliki perencanaan yang matang dalam membuat suatu program kerja dan harus secara efisien menjalankan proses tersebut. Perencanaan dan Pemrograman dijadikan kompas kinerja yang akan menjadi patokan dan skala dalam menjalankan fungsi management. Perencanaan itu sendiri terdiri dari yang berwujud (fisik) dan yang tak berwujud (Non fisik). Seorang praktisi PR harus memikirkan langkah apa saja yang akan diambil dalam mewujudkan suatu sistem yang baik dan terencana agar tidak salah arah dalam proses kinerjanya.
 Perencanaan yang baik serta pembentukan suatu program yang efektif dan efisien akan berdampak positif bagi perusahaan dan organisasi bersangkutan. Hal ini secara otomatis menguntungkan secara materi bagi perusahaan dalam jangka waktu tertentu dari hasil kinerja tersebut. Membuat program juga harus direncanakan secara matang agar program yang akan dipilih dan dijalankan akan efektif dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan fungsi management,seorang PR harus memfikirkan tentang langkah apa yang akan diambil dan kemana nasib perusahaan akan dibawanya, kemudian membuat suatu kegiatan perencanaan yang baik dengan disertakan program-program dan media apa yang akan dipilih agar secara efektif meningkatkan minat positif bagi khalayak. Perencanaan itu sendiri terdiri atas mengumpulkan opini public,menyiapkan anggaran,memilih media yang efektif dan efisien dan kemudian menjalankan program-program yang sudah dibentuk.
Daftar Pustaka

Drs.Morissan, S.H, M.A.,Management Public Relations; Strategi menjadi humas professional,2008.
Jefkins,Frank. Public Relations,2002.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar